tag:blogger.com,1999:blog-43035374143275646392024-02-07T19:12:00.988-08:00MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRMA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.comBlogger25125tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-41715840649263039172012-02-16T05:45:00.000-08:002012-02-16T05:45:02.485-08:00Wawasan Kebangsaan Dalam Qur’an<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<strong></strong><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">Dr. M. Quraish Shihab, M.A.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">WAWASAN AL-QURAN</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat</div><h4 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong> </strong></h4><h4 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong>KEBANGSAAN</strong></h4><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">“Kebangsaan” terbentuk dari kata “bangsa” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai “kesatuan orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa dansejarahnya, serta berpemerintahan sendiri.” Sedangkan kebangsaan diartikan sebagai “ciri-ciri yang menandai golongan bangsa.”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">Para pakar berbeda pendapat tentang unsur-unsur yang harus terpenuhi untuk menamai suatu kelompok manusia sebagai bangsa. Demikian pula mereka berbeda pendapat tentang ciri-ciri yang mutlak harus terpenuhi guna terwujudnya sebuah bangsa atau kebangsaan. Hal ini merupakan kesulitan tersendiri di dalam upaya memahami pandangan Al-Quran tentang paham kebangsaan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">Di sisi lain, paham kebangsaan –pada dasarnya– belum dikenal pada masa turunnya Al-Quran. Paham ini baru muncul dan berkembang di Eropa sejak akhir abad ke-18, dan dari sana menyebar ke seluruh dunia Islam.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">Memang, keterikatan kepada tanah tumpah darah, adat istiadat leluhur, serta penguasa setempat telah menghiasi jiwa umat manusia sejak dahulu kala, tetapi paham kebangsaan (nasionalisme) dengan pengertiannya yang lumrah dewasa ini baru dikenal pada akhir abad ke-18.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">Yang pertama kali memperkenalkan paham kebangsaan kepada umat Islam adalah Napoleon pada saat ekspedisinya ke Mesir. Lantas, seperti telah diketahui, setelah Revolusi 1789, Perancis menjadi salah satu negara besar yang berusaha melebarkan sayapnya. Mesir yang ketika itu dikuasai oleh para Mamluk dan berada di bawah naungan kekhalifahan Utsmani, merupakan salah satu wilayah yang diincarnya. Walaupun penguasa-penguasa Mesir itu beragama Islam, tetapi mereka berasal dari keturunan orang-orang Turki. Napoleon mempergunakan sisi ini untuk memisahkan orang-orang Mesir dan menjauhkan mereka dari penguasa dengan menyatakan bahwa orang-orang Mamluk adalah orang asing yang tinggal di Mesir. Dalam maklumatnya, Napoleon memperkenalkan istilah <em>Al-Ummat Al-Mishriyah</em>, sehingga ketika itu istilah baru ini mendampingi istilah yang selama ini telah amat dikenal, yaitu <em>Al-Ummah Al-Islamiyah. Al-Ummah Al-Mishriyah</em> dipahami dalam arti bangsa Mesir. Pada perkembangan selanjutnya lahirlah ummah lain, atau bangsa-bangsa lain.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><h4 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong>MENEMUKAN WAWASAN KEBANGSAAN DALAM AL-QURAN</strong></h4><h4 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-weight: normal;">Untuk memahami wawasan Al-Quran tentang paham kebangsaan, salah satu pertanyaan yang dapat muncul adalah, “Kata apakah yang sebenarnya dipergunakan oleh kitab suci itu untuk menunjukkan konsep bangsa atau kebangsaan? Apakah sya’b, qaum, atau ummah?”</span></h4><h4 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-weight: normal;">Kata qaum dan qaumiyah sering dipahami dengan arti bangsa dan kebangsaan. Kebangsaan Arab dinyatakan oleh orang-orang Arab dewasa ini dengan istilah Al-Qaumiyah Al’Arabiyah. Sebelumnya, Pusat Bahasa Arab Mesir pada 1960, dalam buku Mu’jam Al-Wasith menerjemahkan “bangsa” dengan kata ummah.</span></h4><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kata sya’b juga diterjemahkan sebagai “bangsa” seperti ditemukan dalam terjemahan Al-Quran yang disusun oleh Departemen Agama RI, yaitu ketika menafsirkan surat Al-Hujurat (49): 13.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Apakah untuk memahami wawasan Al-Quran tentang paham kebangsaan perlu merujuk kepada ayat-ayat yang menggunakan kata-kata tersebut, sebagaimana ditempuh oleh sebagian orang selama ini? Misalnya, dengan menunjukkan Al-Quran surat Al-Hujurat (49): 13 yang bisa diterjemahkan:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telahi menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal</em>”.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Apakah dari ayat ini, nampak bahwa Islam mendukung paham kebangsaan karena Allah telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa?</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Mestikah untuk mendukung atau menolak paham kebangsaan, kata qaum yang ditemukan dalam Al-Quran sebanyak 322 kali itu ditoleh? Dapatkah dikatakan bahwa pengulangan yang sedemikian banyak, merupakan bukti bahwa Al-Quran mendukung paham kebangasaan? Bukankah para Nabi menyeru masyarakatnya dengan, “<em>Ya Qaumi</em>” (Wahai kaumku/bangsaku), walaupun mereka tidak beriman kepada ajarannya? (Perhatikan misalnya Al-Quran surat Hud (11): 63, 64, 78, 84, dan lain-lain!).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Di sisi lain, dapatkah dibenarkan pandangan sebagian orang yang bermaksud mempertentangkan Islam dengan paham kebangsaan, dengan menyatakan bahwa Allah Swt. dalam Al-Quran memerintahkan Nabi Saw. untuk menyeru masyarakat tidak dengan kata qaumi, tetapi, “<em>Ya ayyuhan nas</em>” (wahai seluruh manusia), serta menyeru kepada masyarakat yang mengikutinya dengan “<em>Ya ayyuhal ladzina ‘amanu</em>?” Benarkah dalam Al-Quran tidak ditemukan bahwa Nabi Muhammad SAW. menggunakan kata qaum untuk menunjuk kepada masyarakatnya, seperti yang ditulis sebagian orang?<br />
[Pernyataan terakhir ini dapat dipastikan tidak benar, karena dalam Al-Quran surat Al-Furqan (25): 30 secara tegas dinyatakan, bahwa Rasulullah saw. mengeluh kepada Allah, dengan mengatakan,</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">"<em>Sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang tidak diacuhkan</em>."</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Hemat penulis untuk menemukan wawasan Al-Quran tentang paham kebangsaan, tidak cukup sekadar menoleh kepada kata-kata tersebut yang digunakan oleh Al-Quran, karena pengertian semantiknya dapat berbeda dengan pengertian yang dikandung oleh kata bangsa atau kebangsaan. Kata sayyarah yang ditemukan dalam Al-Quran misalnya, masih digunakan dewasa ini, meskipun maknanya sekarang telah berubah menjadi mobil. Makna ini tentunya berbeda dengan maksud Al-Quran ketika menceritakan ucapan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. yang membuangnya ke dalam sumur dengan harapan dipungut oleh sayyarah yakni kafilah atau rombongan musafir. (Baca QS Yusuf 10).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kata qaum misalnya, pada mulanya terambil dari kata qiyam yang berarti "berdiri atau bangkit". Kata qaum agaknya dipergunakan untuk menunjukkan sekumpulan manusia yang bangkit untuk berperang membela sesuatu. Karena itu, kata ini pada awalnya hanya digunakan untuk lelaki, bukan perempuan seperti dalam firman Allah:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><em>Janganlah satu qaum (kumpulan lelaki) mengejek qaum (kumpulan lelaki) yang lain. Jangan pula (kumpulan perempuan) mengejek (kumpulan) perempuan yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diejek) lebih baik daripada mereka (yang mengejek)</em> (QS Al-Hujurat [49]: 11).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kata sya’b, yang hanya sekali ditemukan dalam Al-Quran, itu pun berbentuk plural, dan pada mulanya mempunyai dua makna, cabang dan rumpun. Pakar bahasa Abu ‘Ubaidah –seperti dikutip oleh At-Tabarsi dalam tafsirnya– memahami kata sya’b dengan arti kelompok non-Arab, sama dengan qabilah untuk suku-suku Arab.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Betapapun, kedua kata yang disebutkan tadi, dan kata-kata lainnya, tidak menunjukkan arti bangsa sebagaimana yang dimaksud pada istilah masa kini.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Hal yang dikemukakan ini, tidak lantas menjadikan surat Al-Hujurat yang diajukan tertolak sebagai argumentasi pandangan kebangsaan yang direstui Al-Quran. Hanya saja, cara pembuktiannya tidak sekadar menyatakan bahwa kata sya’b sama dengan bangsa atau kebangsaan.</div><h4 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong> </strong></h4><h4 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong>APAKAH YANG DIMAKSUD PAHAM KEBANGSAAN?</strong></h4><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">Sungguh banyak pendapat yang berbeda satu dengan yang lain. Demikian pula dengan pertanyaan yang muncul disertai jawaban yang beragam, misalnya:</div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;">Apakah mutlak adanya kebangsaan, kesamaan asal keturunan, atau bahasa?</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;">Apakah yang dimaksud dengan keturunan dan bahasa?</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;">Apakah kebangsaan merupakan persamaan ras, emosi, sejarah, dan cita-cita meraih masa depan?</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;">Unsur-unsur apakah yang mendukung terciptanya kebangsaan?</li>
</ul><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dan masih ada sekian banyak pertanyaan lain. Sehingga mungkin benar pula pendapat yang menyatakan bahwa paham kebangsaan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak dapat disentuh; bagaikan listrik, hanya diketahui gejala dan bukti keberadaannya, namun bukan unsur-unsurnya.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Pertanyaan yang antara lain ingin dimunculkan adalah “Apakah unsur-unsur tersebut dapat diterima, didukung, atau bahkan inklusif di dalam ajaran Al-Quran? Dapatkah Al-Quran menerima wadah yang menghimpun keseluruhan unsur tersebut tanpa mempertimbangkan kesatuan agama? Berikut ini akan dijekaskan beberapa <strong>konsep yang mendasari paham kebangsaan.</strong></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><strong><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></strong><span dir="LTR"><strong>Kesatuan/Persatuan</strong></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Tidak dapat disangkal bahwa Al-Quran memerintahkan persatuan dan kesatuan. Sebagaimana secara jelas pula Kitab suci ini menyatakan bahwa “<em>Sesungguhnya umatmu ini adalah umat yang satu</em>” (QS Al-Anbiya’ [2l]: 92, dan Al-Mu’minun [23]: 52).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Pertanyaan yang dapat saja muncul berkaitan dengan ayat ini adalah:<br />
a) Apakah ayat ini dan semacamnya mengharuskan penyatuan seluruh umat Islam dalam satu wadah kenegaraan?</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">b) Kalau tidak, apakah dibenarkan adanya persatuan/kesatuan yang diikat oleh unsur-unsur yang disebutkan di atas, yakni persamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah? Yang harus dipahami pertama kali adalah pengertian dan penggunaan Al-Quran terhadap kata ummat. Kata ini terulang 51 kali dalam Al-Quran, dengan makna yang berbeda-beda. Ar-Raghib Al-Isfahani –pakar bahasa yang menyusun kamus Al-Quran Al-Mufradat fi Ghanb Al-Quran– menjelaskan bahwa ummat adalah “<em>kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, baik persamaan agama, waktu, atau tempat, baik pengelompokan itu secara terpaksa maupun atas kehendak sendiri</em>.” Memang, tidak hanya manusia yang berkelompok dinamakan umat, bahkan binatang pun demikian.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Dan tiadalah binatang-binatang melata yang ada yang dibumi, tiada juga burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, kecuali umat-umat seperti kamu …</em> (QS Al-An’am [6]: 38)”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Jumlah anggota suatu umat tidak dijelaskan oleh Al-Quran. Ada yang berpendapat minimal empat puluh atau seratus orang. Tetapi, sekali lagi Al-Quran pun menggunakan kata umat bahkan untuk seseorang yang memiliki sekian banyak keistimewaan atau jasa, yang biasanya hanya dimiliki oleh banyak orang. Nabi Ibrahim a.s. misalnya disebut sebagai umat oleh Al-Quran surat An-Nahl (16): 20 karena alasan itu.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Sesungguhnya Ibrahim adalah umat (tokoh yang dapat dijadikan teladan) lagi patuh kepada Allah, hanif dan tidak pernah termasuk orang yang mempersekutukan (Tuhan)</em> (QS An-Nahl [16]: 120)”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kalau demikian, dapat dikatakan bahwa makna kata umat dalam Al-Quran sangat lentur, dan mudah menyesuaikan diri. Tidak ada batas minimal atau maksimal untuk suatu persatuan. Yang membatasi hanyalah bahasa, yang tidak menyebutkan adanya persatuan tunggal.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Di sisi lain, dalam Al-Quran ternyata ditemukan sembilan kali kata ummat yang digandengkan dengan kata wahidah, sebagai sifat umat. Tidak sekali pun Al-Quran menggunakan istilah <em>Wahdat Al-Ummah</em> atau <em>Tauhid Al-Ummah</em> (Kesatuan/ penyatuan umat). Karena itu, sungguh tepat analisis Mahmud Hamdi Zaqzuq, mantan Dekan Fakultas Ushuluddin Al-Azhar Mesir, yang disampaikan pada pertemuan Cendekiawan Muslim di Aljazair 1409 H/ 1988 M, <strong><u>bahwa Al-Quran menekankan sifat umat yang satu, dan bukan pada penyatuan umat, ini juga berarti bahwa yang pokok adalah persatuan, bukan penyatuan.</u></strong></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Perlu pula digarisbawahi, bahwa makna umat dalam konteks tersebut adalah pemeluk agama Islam. Sehingga ayat tersebut pada hakikatnya menyatakan bahwa agama umat Islam adalah agama yang satu dalam prinsip-prinsip (ushul)-nya, tiada perbedaan dalam akidahnya, walaupun dapat berbeda-beda dalam rincian (furu’) ajarannya. Artinya, kitab suci ini mengakui kebhinekaan dalam ketunggalan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Ini juga sejalan dengan kehendak Ilahi, antara lain yang dinyatakan-Nya dalam Al-Quran surat Al-Ma-idah (5): 48:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja)</em>”.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Tetapi itu tidak dikehendaki-Nya. Sebagaimana terpahami dari perandaian kata lauw, yang oleh para ulama dinamai harf imtina’ limtina’, atau dengan kata lain, mengandung arti kemustahilan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kalau demikian, tidak dapat dibuktikan bahwa Al-Quran menuntut penyatuan umat Islam seluruh dunia pada satu wadah persatuan saja, dan menolak paham kebangsaan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Jamaluddin Al-Afghani, yang dikenal sebagai penyeru persatuan Islam (Liga Islam atau Pan-Islamisme), menegaskan bahwa idenya itu bukan menuntut agar umat Islam berada di bawah satu kekuasaan, tetapi hendaknya mereka mengarah kepada satu tujuan, serta saling membantu untuk menjaga keberadaan masing-masing.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><em>“Janganlah kamu menjadi seperti mereka yang berkelompok-kelompok dan berselisih, setelah datang penjelasan kepada mereka …”</em> (QS Ali ‘Imran [3]: 105).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kalimat “dan berselisih” digandengkan dengan “berkelompok” untuk mengisyaratkan bahwa yang terlarang adalah <strong><u>pengelompokan yang mengakibatkan perselisihan</u></strong>.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kesatuan umat Islam tidak berarti dileburnya segala perbedaan, atau ditolaknya segala ciri/sifat yang dimiliki oleh perorangan, kelompok, asal keturunan, atau bangsa.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kelenturan kandungan makna ummat seperti yang dikemukakan terdahulu mendukung pandangan ini. Sekaligus membuktikan bahwa dalam banyak hal Al-Quran hanya mengamanatkan nilai-nilai umum dan menyerahkan kepada masyarakat manusia untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai umum itu. Ini merupakan salah satu keistimewaan Al-Quran dan salah satu faktor kesesuaiannya dengan setiap waktu dan tempat.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dengan demikian, terjawablah pertanyaan pertama itu yakni Al-Quran tidak mengharuskan penyatuan seluruh umat Islam ke dalam satu wadah kenegaraan. Sistem kekhalifahan –yang dikenal sampai masa kekhalifahan Utsmaniyah– hanya merupakan salah satu bentuk yang dapat dibenarkan, tetapi bukan satu-satunya bentuk baku yang ditetapkan. Oleh sebab itu, jika perkembangan pemikiran manusia atau kebutuhan masyarakat menuntut bentuk lain, hal itu dibenarkan pula oleh Islam, selama nilai-nilai yang diamanatkan maupun unsur-unsur perekatnya tidak bertentangan dengan Islam.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><strong><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></strong><span dir="LTR"><strong>Asal Keturunan</strong></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Tanpa mempersoalkan perbedaan makna dan pandangan para pakar tentang kemutlakan unsur “persamaan keturunan”, dalam hal kebangsaan, atau melihat kenyataan bahwa tiada satu bangsa yang hidup pada masa kini yang semua anggota masyarakatnya berasal dari keturunan yang sama, tanpa mempersoalkan itu semua dapat ditegaskan bahwa salah satu tujuan kehadiran agama adalah memelihara keturunan. Syariat perkawinan dengan syarat dan rukun-rukunnya, siapa yang boleh dan tidak boleh dikawini dan sebagainya, merupakan salah satu cara Al-Quran untuk memelihara keturunan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Al-Quran menegaskan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dari satu keturunan dan bersuku-suku (demikian juga rumpun dan ras manusia), agar mereka saling mengenal potensi masing-masing dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Ini berarti bahwa Al-Quran merestui pengelompokan berdasarkan keturunan, selama tidak menimbulkan perpecahan, bahkan mendukungnya demi mencapai kemaslahatan bersama.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dari beberapa ayat Al-Quran, dapat ditarik pembenaran hal ini, atau paling tidak “tiada penolakan” terhadapnya. Misalnya dalam Al-Quran surat Al-A’raf (7): 160:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masing menjadi umat, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu</em>!” Maka memancarlah darinya dua belas mata air…”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Rasul Muhammad SAW. sendiri pernah diperintahkan oleh Al-Quran surat Asy Syu’ara’ ayat 214 agar memberi peringatan kepada kerabat dekatnya. Hal itu menunjukkan bahwa penggabungan diri ke dalam satu wadah kekerabatan dapat disetujui oleh Al-Quran, apalagi menggabungkan diri pada wadah yang lebih besar semacam kebangsaan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Piagam Madinah (Kitabun Nabi) yang diprakarsai oleh Rasulullah SAW. ketika beliau baru tiba di Madinah yang berisi ketentuan/kesepakatan yang mengikat masyarakat Madinah justru mengelompokkan anggotanya pada suku-suku tertentu, dan masing-masing dinamai ummat. Kemudian, mereka yang berbeda agama itu bersepakat menjalin persatuan ketika membela kota Madinah dari serangan musuh.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Nabi Luth a.s. sebagaimana dikemukakan Al-Quran, mengeluh karena kaum atau bangsanya tidak menerima dakwahnya. Ia mengeluh sambil berkata:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Seandainya aku mempunyai kekuatan denganmu, atau kalau aku dapat berlindung niscaya aku lakukan</em>“(QS Hud [11]:80).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Yang dimaksud dengan “kekuatan” adalah pembela dan pembantu,yang dimaksud dengan perlindungan adalah keluarga dan anggota masyarakat atau bangsa.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Rasulullah SAW. sendiri dalam perjuangan di Makkah, justru mendapat pembelaan dari keluarga besar beliau, baik yang percaya maupun yang tidak. Dan ketika terjadi pemboikotan dari penduduk Makkah, mereka memboikot Nabi dan keluarga besar Bani Hasyim. Abu Thalib yang bukan anggota masyarakat Muslim ketika itu dengan tegas berkata, “Demi Allah’ kami tidak akan menyerahkannya (Nabi Muhammad SAW) sampai yang terakhir dari kami gugur.”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Sejalan dengan kenyataan di atas Nabi SAW. pernah khutbah dengan menyatakan:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><em>“Sebaik-baik kamu adalah pembela keluarga besarnya selama (pembelaannya) bukan dosa”</em> (HR Abu Daud melalui sahabat Suraqah bin Malik).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Hanya saja pengelompokan dalam suku bangsa tidak boleh menyebabkan fanatisme buta, apalagi menimbulkan sikap superioritas, dan pelecehan. Rasulullah SAW. Mengistilahkan hal itu dengan al-’ashabiyah.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Bukanlah dari kelompok kita yang mengajak kepada ‘ashabiyyah, bukan juga yang berperang atas dasar ‘ashabiyah, bukan juga yang mati dengan keadaan (mendukung) ‘ashabiyyah</em>” (HR Abu Daud dari sahabat Jubair bin Muth’im).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Rasulullah Saw. mempergunakan ungkapan yang populer di kalangan orang-orang Arab sebelum Islam, “<em>Unshur akhaka zhalim(an) au mazhlum(an)</em>” yang artinya, “<em>Belalah saudaramu yang menganiaya atau dianiaya)”, sambil menjelaskan bahwa pembelaan terhadap orang yang melakukan penganisyaan adalah dengan mencegahnya melakukan penganiayaan</em> (HR Bukhari melalui Anas bin Malik).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Walaupun Al-Quran mengakui adanya kelompok suku, namun Al-Quran juga mengisyaratkan bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan sifat dapat digabungkan ke dalam satu wadah. Iblis yang dalam Al-Quran surat Al-Kahf (18): 50 dinyatakan dari jenis jin. Sesungguhnya ia (Iblis) adalah dari jenis Jin, dimasukkan Allah dalam kelompok malaikat yang diperintahkan sujud kepada Adam. Karena, ketika itu, Iblis begitu taat beragama, tidak kalah dari ketaatan para malaikat. Itu sebabnya walaupun yang diperintah untuk sujud kepada Adam adalah para malaikat (QS Al-A’raf [7]: 11) tetapi Iblis yang dari kelompok jin yang telah bergabung dengan malaikat itu termasuk diperintah, karenanya ketika enggan ia dikecam dan dikutuk Tuhan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dalam konteks paham kebangsaan, Rasulullah SAW. Memasukkan sahabatnya Salman, Suhaib, dan Bilal yang masing-masing berasal dari Persia, Romawi, dan Habasyah (Etiopia) ke dalam kelompok orang Arab.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Ibnu ‘Asakir dalam tarikhnya meriwayatkan, ketika sebagian sahabat meremehkan ketiga orang tersebut, Nabi Saw. bersabda:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Kearaban yang melekat dalam diri kalian bukan disebabkan karena ayah dan tidak pula karena ibu, tetapi karena bahasa, sehingga siapapun yang berbahasa Arab, dia adalah orang Arab</em>”.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Bahkan Salman Al-Farisi dinyatakan Nabi sebagai “<em>minna Ahl Al-Bait</em>” (dari kelompok kita [Ahl Al-Bait]), karena beliau begitu dekat secara pribadi kepada Nabi dan keluarganya, serta memiliki pandangan hidup yang sama dengan Ahl Al-Bait.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Keterikatan kepada asal keturunan sama sekali tidak terhalangi oleh agama, bahkan inklusif di dalam ajarannya. Bukankah Al-Quran dalam surat Al-Ahzab ayat 5 memerintahkan untuk memelihara keturunan dan memerintahkan untuk menyebut nama seseorang bergandengan dengan nama orang tuanya?</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><em>Panggillah mereka (anak-anak angkat) dengan (menggandengkan namanya dengan nama) bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah</em> (QS Al-Ahzab [33]: 5).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><strong><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></strong><span dir="LTR"><strong>Bahasa</strong></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Al-Quran menegaskan dalam surat Al-Rum (30):</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya, adalah penciptaan langit dan bumi, dan berlain-lainan bahasamu, dan warna kulitmu …</em>”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Al-Quran demikian menghargai bahasa dan keragamannya, bahkan mengakui penggunaan bahasa lisan yang beragam.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Perlu ditandaskan bahwa dalam konteks pembicaraan tentang paham kebangsaan, Al-Quran amat menghargai bahasa, sampai-sampai seperti yang disabdakan Nabi SAW,</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><em>“Al-Quran diturunkan dalam tujuh bahasa” (</em>HR Muslim,At-Tirmidzi, dan Ahmad dengan riwayat yang berbeda-beda tetapi dengan makna yang sama).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Pengertian “tujuh bahasa” antara lain adalah, tujuh dialek. Menurut sekian keterangan, ayat-ayat Al-Quran diturunkan dengan dialek suku Quraisy, tetapi dialek ini –ketika Al-Quran turun– belum populer untuk seluruh anggota masyarakat. Sehingga apabila ada yang mengeluh tentang sulitnya pengucapan atau pengertian makna kata yang digunakan oleh ayat tertentu, Allah menurunkan wahyu lagi yang berbeda<br />
kata-katanya agar menjadi mudah dibaca dan dimengerti. Sebagai contoh dalam Al-Quran surat Al-Dukhan (44): 43-44 yang berbunyi, “<em>Inna syajarat al-zaqqum tha’amul atsim</em>“, pernah diturunkan dengan mengganti kata atsim dengan fajir, kemudian turun lagi dengan kata al-laim. Setelah bahasa suku Quraisy populer di kalangan seluruh masyarakat, maka atas inisiatif Utsman bin Affan (khalifah ketiga) bacaan disatukan kembali sebagaimana tercantum dalam mushaf yang dibaca dewasa ini.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Pengertian lain dari hadis tersebut adalah Al-Quran menggunakan kosa kata dari tujuh (baca: banyak) bahasa,seperti bahasa Romawi, Persia, dan Ibrani, misalnya kata-kata: zamharir, sijjil, qirthas, kafur, dan lain-lain.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Untuk menghargai perbedaan bahasa dan dialek, Nabi SAW. Tidak jarang menggunakan dialek mitra bicaranya. Semua itu menunjukkan betapa Al-Quran dan Nabi SAW. sangat menghargai keragaman bahasa dan dialek. Bukankah seperti yang dikemukakan tadi, Allah menjadikan keragaman itu bukti keesaan dan kemahakuasaan-Nya?</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Nah, bagaimana kaitan bahasa dan kebangsaan? Tadi telah dikemukakan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir berkaitan dengan Salman, Bilal, dan Suhaib. Pada hakikatnya, bahasa memang bukan digunakan sekadar untuk menyampaikan tujuan pembicaraan dan yang diucapkan oleh lidah. Bukankah sering seseorang berbicara dengan dirinya sendiri? Bukankah ada pula yang berpikir dengan suara keras. Kalimat-kalimat yang dipikirkan dan didendangkan itu merupakan upaya menyatakan pikiran dan perasaan seseorang? Di sini bahasa merupakan jembatan penyalur perasaan dan pikiran.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Karena itu pula kesatuan bahasa mendukung kesatuan pikiran. Masyarakat yang memelihara bahasanya dapat memelihara identitasnya, sekaligus menjadi bukti keberadaannya. Itulah sebabnya mengapa para penjajah sering berusaha menghapus bahasa anak negeri yang dijajahnya dengan bahasa sang penjajah.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Al-Quran menuntut setiap pembicara agar hanya mengucapkan hal yang diyakini, dirasakan, serta sesuai dengan kenyataan. Karena itu, tidak jarang Kitab Suci ini menggunakan kata qala atau yaqulu (dia berkata, dalam arti meyakini), seperti misalnya dalam surat Al-Baqarah (2): 116:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Mereka berkata, “<em>Allah mengambil anak</em>“. Mahasuci Allah, dengan arti mereka meyakini bahwa Allah mempunyai anak.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Salah satu sifat Ibadur Rahman (hamba-hamba Allah yang baik) yang dijelaskan dalam surat Al-Furqan (25): 65 adalah:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Mereka yang berkata, Jauhkanlah siksa jahanam dari kami. Sesungguhnya azab-Nya adalah kebinasaan yang kekal</em></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Ucapan ini bukan sekadar dengan lidah atau permohonan, melainkan peringatan sikap, keyakinan dan perasaan mereka, karena kalau sekadar permohonan, apalah keistimewaannya? Bukankah semua orang dapat bermohon seperti itu? Karena itu tidak menyimpang jika dinyatakan bahwa bahasa pada hakikatnya berfungsi menyatakan perasaan pikiran, keyakinan, dan sikap pengucapnya.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dalam konteks paham kebangsaan, bahasa pikiran, dan perasaan, jauh lebih penting ketimbang bahasa lisan, sekalipun bukan berarti mengabaikan bahasa lisan, karena sekali lagi ditekankan bahwa bahasa lisan adalah jembatan perasaan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Orang-orang Yahudi yang bahasanya satu, yaitu bahasa Ibrani, dikecam oleh Al-Quran dalam surat Al-Hasyr ayat 14, dengan menyatakan:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Engkau menduga mereka bersatu, padahal hati mereka berkeping-keping</em>”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Atas dasar semua itu, terlihat bahwa bahasa, saat dijadikan sebagai perekat dan unsur kesatuan umat, dapat diakui oleh Al-Quran, bahkan inklusif dalam ajarannya. Bahasa dan keragamannya merupakan salah satu bukti keesaan dan kebesaran Allah. Hanya saja harus diperhatikan bahwa dari bahasa harus lahir kesatuan pikiran dan perasaan, bukan sekadar alat menyampaikan informasi.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><strong><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></strong><span dir="LTR"><strong>Adat Istiadat</strong></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Pikiran dan perasaan satu kelompok/umat tercermin antara lain dalam adat istiadatnya.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dalam konteks ini, kita dapat merujuk perintah Al-Quran antara lain:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Hendaklah ada sekelompok di antara kamu yang mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar”</em> (QS Ali ‘Imran [3]: 104)</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><em>Jadilah engkau pemaaf; titahkanlah yang ‘urf (adat kebiasaan yang baik), dan berpalinglah dari orang yang jahil</em> (QS Al-A’raf [7]: 199).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Kata ‘urf dan ma’ruf pada ayat-ayat itu mengacu kepada kebiasaan dan adat istiadat yang tidak bertentangan dengan al-khair, yakni prinsip-prinsip ajaran Islam.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Rincian dan penjabaran kebaikan dapat beragam sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat. Sehingga, sangat mungkin suatu masyarakat berbeda pandangan dengan masyarakat lain. Apabila rincian maupun penjabaran itu tidak bertentangan dengan prinsip ajaran agama, maka itulah yang dinamai ‘urf/ma’ruf.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Imam Bukhari meriwayatkan, <em>bahwa suatu ketika Aisyah mengawinkan seorang gadis yatim kerabatnya kepada seorang pemuda dari kelompok Anshar (penduduk kota Madinah). Nabi yang tidak mendengar nyanyian pada acara itu, berkata kepada Aisyah, “Apakah tidak ada permainan/nyanyian? Karena orang-orang Anshar senang mendengarkan nyanyian ..</em>.” Demikian,Nabi SAW. menghargai adat-kebiasaan masyarakat Anshar.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Pakar-pakar hukum menetapkan bahwa adat kebiasaan dalam suatu masyarakat selama tidak bertentangan dengan prinsip ajaran Islam, dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan hukum (al-adat muhakkimah). Demikian ketentuan yang mereka tetapkan setelah menghimpun sekian banyak rincian argumentasi keagamaan.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><strong><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></strong><span dir="LTR"><strong>Sejarah</strong></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Agaknya, persamaan sejarah muncul sebagai unsur kebangsaan karena unsur ini merupakan salah satu yang terpenting demi menyatukan perasaan, pikiran, dan langkah-langkah masyarakat. Sejarah menjadi penting, karena umat, bangsa, dan kelompok dapat melihat dampak positif atau negatif pengalaman masa lalu, kemudian mengambil pelajaran dari sejarah, untuk melangkah ke masa depan. Sejarah yang gemilang dari suatu kelompok akan dibanggakan anggota kelompok serta keturunannya, demikian pula sebaliknya.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Al-Quran sangat menonjol dalam menguraikan peristiwa sejarah. Bahkan tujuan utama dari uraian sejarahnya adalah guna mengambil i’tibar (pelajaran), guna menentukan langkah berikutnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa unsur kesejarahan sejalan dengan ajaran Al-Quran. Sehingga kalau unsur ini dijadikan salah satu faktor lahirnya paham kebangsaan, hal ini inklusif di dalam ajaran Al-Quran, selama uraian kesejarahan itu diarahkan untuk mencapai kebaikan dan kemaslahatan</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><strong><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></strong><span dir="LTR"><strong>Cinta Tanah Air</strong></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Rasa kebangsaan tidak dapat dinyatakan adanya, tanpa dibuktikan oleh patriotisme dan cinta tanah air.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Cinta tanah air tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, bahkan inklusif di dalam ajaran Al-Quran dan praktek Nabi Muhammad Saw.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Hal ini bukan sekadar dibuktikan melalui ungkapan populer yang dinilai oleh sebagian orang sebagai hadis Nabi SAW., Hubbul Wathon Minal Iman (Cinta tanah air adalah bagian dari iman), melainkan justru dibuktikan dalam praktek Nabi Muhammad SAW.,baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Ketika Rasulullah SAW. berhijrah ke Madinah, beliau shalat menghadap ke Bait Al-Maqdis. Tetapi, setelah enam belas bulan, rupanya Beliau rindu kepada Makkah dan Ka’bah, karena merupakan kiblat leluhurnya dan kebanggaan orang-orang Arab. Begitu tulis Al-Qasimi dalam tafsirnya. Wajah Beliau berbolak-balik menengadah ke langit, bermohon agar kiblat diarahkan ke Makkah, maka Allah merestui keinginan ini dengan<br />
menurunkan firman-Nya:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Sungguh Kami (senang) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid Al-Haram…</em>” (QS Al-Baqarah [2]: 144).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Cinta beliau kepada tanah tumpah darahnya tampak pula ketika meninggalkan kota Makkah dan berhijrah ke Madinah. Sambil menengok ke kota Makkah beliau berucap:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang paling aku cintai, seandainya bukan yang bertempat tinggal di sini mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkannya</em>”.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Sahabat-sahabat Nabi SAW. pun demikian, sampai-sampai Nabi SAW. bermohon kepada Allah:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><em>Wahai Allah, cintakanlah kota Madinah kepada kami, sebagaimana engkau mencintakan kota Makkah kepada kami, bahkan lebih</em> (HR Bukhari, Malik dan Ahmad).</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Memang, cinta kepada tanah tumpah darah merupakan naluri manusia, dan karena itu pula Nabi Saw. menjadikan salah satu tolok ukur kebahagiaan adalah “diperolehnya rezeki dari tanah tumpah darah”. Sungguh benar ungkapan, “hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih senang di negeri sendiri.”</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Bahkan Rasulullah SAW. mengatakan bahwa orang yang gugur karena membela keluarga, mempertahankan harta, dan negeri sendiri dinilai sebagai syahid sebagaimana yang gugur membela ajaran agama. Bahkan Al-Quran menggandengkan pembelaan agama dan pembelaan negara dalam firman-Nya:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Allah tidak melarang kamu berbuat baik, dan memberi sebagian hartamu (berbuat adil) kepada orang yang tidak memerangi kamu karena agama, dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama, mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain mengusirmu</em> (QS Al-Mumtahanah [60]: 8-9)”.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">***</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dari uraian di atas terlihat bahwa paham kebangsaan sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan Sunnah.</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Bahkan semua unsur yang melahirkan paham tersebut, inklusif dalam ajaran Al-Quran, sehingga seorang Muslim yang baik pastilah seorang anggota suatu bangsa yang baik. Kalau anggota suatu bangsa terdiri dari beragam agama, atau anggota masyarakat terdiri dari berbagai bangsa, hendaknya mereka dapat menghayati firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 148:</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">“<em>Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblat (arah yang ditujunya), dia menghadap ke arah itu. Maka berlomba-lombalah kamu (melakukan) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu</em>”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-84463173948764607512012-02-14T07:29:00.001-08:002012-02-14T07:29:05.268-08:00Keutamaan Ilmu dan Ahlinya<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<h1 style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;"><a href="http://muslim.or.id/manhaj/keutamaan-ilmu-1.html" title="Keutamaan Ilmu dan Ahlinya (1)"><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: windowtext; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm; text-decoration: none; text-underline: none;"></span></a></span></h1><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; float: left; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Segala puji untuk Allah Rabb seru sekalian alam, segala akibat baik akan didapatkan oleh orang-orang yang bertakwa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan utusan-Nya serta makhluk terbaik pilihan-Nya di antara semua makhluk, orang kepercayaan pengemban wahyu-Nya, seorang Nabi, pemimpin dan tuan kita Muhammad bin Abdillah. Begitu pula semoga pujian dan keselamatan itu terlimpah kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan semua pengikut yang menempuh jalannya serta mengambil petunjuk dengan petunjuknya hingga datangnya hari kiamat.<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Amma ba’du</span></em>.<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><span id="more-438" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"></span> <div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Berikut ini untaian kalimat yang ringkas tentang keutamaan ilmu dan kemuliaan ahlinya. Sesungguhnya dalil-dalil syari’at dari Al-Kitab dan As-Sunnah telah menunjukkan dengan jelas tentang keutamaan ilmu dan ber<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">tafaqquh</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(mendalami) ilmu agama, dan juga keutamaan lain berupa kebaikan yang sangat agung dan pahala yang sangat besar, sebutan yang indah, dan akibat yang terpuji bagi orang yang dibersihkan niatnya oleh Allah dan mendapatkan anugerah taufik dari-Nya..</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Dalil dari Al-Qur’an</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dalil-dalil yang menyinggung hal ini sangat banyak dan sudah banyak diketahui orang. Cukuplah untuk menunjukkan kemuliaan ilmu dan ahlinya yaitu Allah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘azza wa jalla</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>telah menjadikan mereka sebagai salah satu saksi dalam hal keesaan-Nya, dan juga Allah mengabarkan bahwa mereka itulah orang-orang yang benar-benar memiliki rasa takut kepada Allah.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Allah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">ta’ala</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>berfirman yang artinya,<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">“Allah mempersaksikan bahwasanya tidak ada sesembahan yang hak selain Dia, begitu juga para malaikat mempersaksikan yang demikian itu, begitu pula ahli ilmu, demi menegakkan keadilan, tidak ada sesembahan yang hak selain Dia Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.”</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(QS. Ali Imran [3]: 18)</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Di dalam ayat ini Allah menjadikan persaksian malaikat dan ahli ilmu untuk turut mempersaksikan keesaan-Nya Yang Maha suci. Yang dimaksud dengan ahli ilmu ialah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah, orang-orang yang memahami agama-Nya dan mempunyai rasa takut kepada-Nya Yang Maha suci dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya, selalu mematuhi aturan dan batasan yang digariskan-Nya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Hal itu sebagaimana tercantum dalam firman Allah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘azza wa jalla</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>yang artinya,<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.”</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(QS. Faathir [35] : 28).</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dan telah diketahui pula bahwasanya setiap muslim pasti memiliki rasa takut kepada Allah, setiap mukmin juga pasti merasa takut kepada Allah. Akan tetapi rasa takut yang sempurna hanya dimiliki oleh para ahli ilmu, dan pemuka tertinggi mereka ialah para Rasul<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘alaihimush shalatu was salam</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>kemudian diikuti oleh orang-orang sesudah mereka yaitu para ulama sesuai dengan tingkatan mereka masing-masing.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Para ulama, mereka itulah pewaris para Nabi. Rasa takut kepada Allah adalah benar adanya. Sedangkan rasa takut yang sempurna hanya ada pada diri ahli ilmu yang mengenal Allah dan memiliki bukti-bukti kuat tentang keesaan-Nya, mengetahui kesempurnaan Nama-nama-Nya, Sifat-Sifat-Nya, dan menyadari betapa agung hak yang dimiliki-Nya yang Maha suci lagi Maha tinggi. Dan para Rasul dan Nabi<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘alaihimush shalatu was salam</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>adalah orang-orang terdepan di antara mereka, kemudian diikuti sesudahnya oleh ahli ilmu dengan berbagai macam tingkatan pemahaman mereka dalam ilmu tentang Allah dan agama-Nya. Sudah sepantasnya bagi setiap alim dan penuntut ilmu untuk senantiasa memperhatikan perkara ini dan merasa takut kepada Allah di mana pun dia berada serta berusaha untuk terus mendekatkan dirinya kepada Allah dalam semua urusannya, baik ketika menuntut ilmu, ketika mengamalkan ilmu, menyebarkan ilmu, dan dalam setiap aspek kewajiban terhadap Allah dan kewajiban yang menjadi hak hamba yang harus ditunaikan olehnya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Dalil dari As Sunnah</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Terdapat sebuah hadits dari beliau<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>di dalam Shahihain dari hadits Mu’awiyah<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">radhiyallahu ‘anhu</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>bahwa beliau<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>pernah bersabda,<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">“Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agamanya.”</span></em></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Hadits yang agung ini memiliki banyak hadits pendukung dari sejumlah sahabat<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">radhiyallahu ‘anhum</span></em>. Ini menunjukkan bahwasanya salah satu ciri kebaikan dan tanda kebahagiaan ialah seorang hamba diberikan kepahaman dalam hal agama Allah.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Setiap penuntut ilmu yang ikhlas di perguruan tinggi manapun atau di ma’had ‘Ilmi manapun, atau di tempat yang lainnya hendaknya menjadikan pemahaman seperti inilah yang dicari dan diinginkannya. Oleh sebab itu kita memohon kepada Allah agar mereka mendapatkan taufik dan hidayah untuk menggapainya dan tercapai tujuan yang dicita-citakannya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dan barangsiapa yang justru berpaling dari mempelajari ilmu agama maka itu merupakan salah satu ciri bahwa Allah menghendaki buruk pada dirinya, laa haula wa laa quwwata illa billah.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Perumpamaan Ilmu dan Hidayah yang Dibawa Nabi</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Nabi<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan di dalam Shahihain dari Abu Musa<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">radhiyallahu ‘anhu</span></em>,<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">“Sesungguhnya perumpamaan wahyu yang diberikan Allah kepadaku yang mencakup petunjuk dan ilmu adalah seperti air hujan yang turun membasahi bumi. Sehingga ada di antara tanahnya yang bisa menerima air dengan baik dan bisa menumbuhkan berbagai macam rumput dan tanam-tanaman. Dan ada juga tanah yang keras dan hanya bisa menampung air saja sehingga dengan perantaranya Allah memberikan kemanfaatan bagi orang-orang. Mereka bisa minum, memberikan minum pada ternak serta menyirami tanah pertanian. Akan tetapi, ada juga tanah yang keras dan licin sehingga tidak bisa menampung air dan juga tidak bisa menumbuhkan rumput-rumputan. Demikian itulah perumpamaan orang yang paham dalam agama Allah serta memberikan manfaat bagi orang lain dengan ilmu yang diturunkan Allah kepadaku, dia berilmu dan juga mengajarkan ilmunya, serta perumpamaan orang yang sama sekali tidak mau memperhatikan ilmu tersebut serta tidak mau menerima petunjuk Allah yang Allah mengutusku dengan membawanya.”</span></em></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Maka para ulama yang mendapatkan taufik untuk mengemban ilmu ini terbagi ke dalam dua tingkatan:</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Tingkatan Pertama</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Orang-orang yang meraih ilmu, mengamalkannya, mendalaminya, dan bisa menarik berbagai kesimpulan hukum darinya. Mereka terlahir menjadi para<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Hafizh</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(penghafal hadits) dan<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Fuqaha</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(ahli fikih). Mereka menyampaikan ilmu dan mengajarkannya kepada orang-orang, dan mereka bisa memahamkan orang lain, memberikan pencerahan dan faedah kepada mereka. Di antara mereka ada yang berprofesi sebagai<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">mu’allim</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(pengajar) dan ada yang menjadi<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">muqri’</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(pembaca), serta ada juga yang menjadi da’i ilallah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘azza wa jalla</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>atau menjadi<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">mudarris</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(guru) yang mengajarkan ilmu dan profesi-profesi lainnya yang merupakan bentuk-bentuk pengajaran dan penularan pemahaman.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Tingkatan Kedua</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Orang-orang yang mampu menghafalkan ilmu dan menyampaikannya kepada para ulama lain yang sudah dibukakan pemahaman ilmu baginya sehingga mereka bisa menarik berbagai kesimpulan hukum dari berita yang didapatkannya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Maka dengan begitu kedua kelompok ini sama-sama memperoleh pahala dan ganjaran yang sangat besar dan melimpah serta bisa memberikan manfaat luas kepada umat.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Adapun kebanyakan orang yang ada, perumpamaan mereka itu ialah seperti tanah yang keras dan licin sehingga tidak bisa menampung air dan tidak mampu menumbuhkan rerumputan. Hal itu terjadi disebabkan mereka sengaja berpaling, lalai serta tidak mau menaruh perhatian terhadap ilmu.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Oleh sebab itu maka para ulama dan penuntut ilmu yang aktif dalam berbagai aktifitas penyebaran ilmu syar’i memiliki kebaikan yang sangat banyak serta berada di atas jalan yang lurus. Segala puji bagi Allah untuk itu. Dan itu hanya berlaku bagi orang yang mendapatkan taufik dari Allah sehingga bisa mengikhlaskan niat dan bersungguh-sungguh dalam belajar.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Maka berdatanganlah para penuntut ilmu syar’i secara beramai-ramai untuk mendalami agama Allah dan berjuang untuk bisa meraih pencerahan dalam memahami ajaran Rasulullah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></em>yang meliputi petunjuk dan ilmu pengetahuan. Dan hendaknya mereka saling berlomba untuk menuntutnya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dan juga hendaknya mereka bersabar dalam meniti jalan tersebut, karena mereka harus merasakan keletihan dan menghadapi berbagai kesulitan. Hal ini dikarenakan sesungguhnya ilmu itu tidak akan bisa digapai apabila dicari dengan tubuh yang selalu bersantai-santai. Akan tetapi dibutuhkan kesungguh-sungguhan, kesabaran, dan kemauan untuk menanggung rasa letih.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Inilah yang diucapkan oleh Imam Muslim<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">rahimahullah</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>di dalam kitab Shahih beliau dalam bab-bab tentang<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Mawaqit</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(Waktu-Waktu Shalat) yang terdapat di dalam Kitab Shalat. Ketika beliau membawakan sekian banyak sanad, di antara riwayat yang beliau sebutkan adalah perkataan Yahya bin Abi Katsir<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">rahimahullah</span></em>. Yahya mengatakan, “Ilmu tidak akan bisa diraih dengan banyak mengistirahatkan badan.” Maksud beliau<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">rahimahullah</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>dengan ungkapan ini ialah sebagai catatan yang harus diingat bahwasanya untuk menggali ilmu dan mendalami agama itu sangat diperlukan kesabaran dan keteguhan.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Selain itu diperlukan perhatian, pemeliharaan waktu, dan harus senantiasa diiringi dengan keikhlasan dalam beramal karena Allah dan menginginkan wajah Allah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">subhanahu wa ta’ala</span></em>.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Oleh karena itu maka keberadaan berbagai kegiatan daurah ilmiah yang di dalamnya diajarkan ilmu syar’i dan juga keberadaan masjid-masjid yang di sana diadakan berbagai halaqah ilmiyah syar’iyah memiliki peranan yang sangat penting. Faedah yang bisa digali darinya juga amat besar. Karena sarana-sarana seperti itu memang dipersiapkan untuk menyebarkan kemanfaatan bagi orang banyak dan bisa menguraikan berbagai macam kesulitan yang mereka hadapi. Orang-orang yang telah mengikuti kegiatan-kegiatan seperti itu sangat diharapkan meraih kebaikan dan pelajaran yang banyak serta manfaat yang bisa disebarluaskan.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Tidaklah seyogyanya bagi orang yang sudah diberikan anugerah berupa ilmu oleh Allah kemudian dia justru memisahkan diri dari upaya untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada umat manusia dan tidak ikut berusaha menanamkan pemahaman agama (yang benar) kepada mereka atau mengingatkan mereka tentang Allah, hak-Nya serta hak hamba-hamba-Nya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dia bisa saja menempuh cara mengajar, atau pengambilan keputusan di dalam peradilan (apabila dia adalah seorang hakim, pent), atau dengan memberikan nasihat dan peringatan, atau sekedar saling mengingat-ingat isi pelajaran bersama sahabat dan saudara-saudaranya pada saat terjadi pertemuan-pertemuan yang bersifat umum maupun yang khusus.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Peranan Para Ulama Dalam Menyebarkan Ilmu</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demikian pula, sudah semestinya bagi para ulama untuk turut bergabung dalam upaya menyebarkan ilmu melalui berbagai media informasi yang tersedia, karena dengan cara itu faedah yang didapatkan sangatlah besar, dan ilmu yang disampaikan akan bisa menjangkau segala penjuru bumi sejauh yang dikehendaki oleh Allah.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Kebaikan sangat besar yang dicapai dengan menempuh metode semacam itu sudah sangat diketahui. Begitu pula dengan cara demikian maka kaum muslimin yang bisa merasakan manfaatnya semakin bertambah luas. Terlebih lagi pada masa sekarang ini, kebutuhan akan hal itu adalah sangat mendesak, bahkan di sepanjang masa hal itu selalu diperlukan. Hanya saja pada masa kita sekarang ini kebutuhan tersebut semakin memuncak karena begitu sedikitnya ilmu yang tersebar dan betapa banyaknya ajakan yang ditebarkan oleh para penyeru kebatilan.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Oleh sebab itulah sudah menjadi kewajiban bagi para ulama yang telah mendapatkan rezeki ilmu dari Allah untuk berani mengambil risiko dan menanggung beban kesulitan untuk berupaya menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang banyak melalui media-media tersebut.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Mereka bisa ikut andil dalam upaya ini dengan bentuk pengambilan keputusan (dalam mahkamah/pengadilan), memberikan pelajaran, mendakwahkan agama Allah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘azza wa jalla</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>maupun cara lainnya yang menyangkut urusan-urusan kaum muslimin. Sehingga akan tercapailah manfaat yang begitu besar dan buah yang sangat agung sebagai hasil dari upaya ini.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Peranan Penuntut Ilmu Dalam Dakwah</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Seorang penuntut ilmu pun hendaknya menuntut ilmu dalam rangka memberikan manfaat bagi dirinya, untuk menyingkirkan kebodohannya serta dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘azza wa jalla</span></em>dengan amalan yang diridhai-Nya dengan didasari keterangan dan pemahaman yang baik. Dengan menuntut ilmu dia juga bisa berpartisipasi dalam menyebarkan manfaat bagi orang banyak. Yaitu untuk mengeluarkan mereka dari berbagai macam kegelapan menuju cahaya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Selain itu, dengan ilmunya itu maka apa yang diputuskannya akan bisa menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapi oleh mereka. Dia akan mampu melakukan perbaikan di antara mereka. Dia akan sanggup mengajari orang yang belum tahu di antara mereka. Dia pun akan bisa ikut serta membimbing orang-orang yang tersesat di antara mereka. Dia akan bisa memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar kepada mereka, dan manfaat-manfaat lainnya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Sehingga peranan penuntut ilmu itu bisa merambah ke dalam medan yang sangat banyak, tidak terbatas pada masalah-masalah tertentu saja. Apalagi bagi seseorang yang berkedudukan sebagai qadhi atau hakim.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Karena seorang qadhi yang sanggup bersabar dengan taufik dari Allah niscaya dia akan bisa terjun untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Apabila bersama dengan penuntut ilmu maka dia juga bisa berperan di sana. Apabila diserahi profesi peradilan ia juga bisa berperan di sana. Dia akan bersama dengan para pengajar. Dia akan bersama para pengajak kepada yang ma’ruf dan pencegah yang mungkar. Dia akan bersama dengan para da’i ilallah<span class="apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Book Antiqua"; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">‘azza wa jalla</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>atau bersama para pelaku perbaikan dan urusan-urusan kaum muslimin yang lainnya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Oleh karena itu seorang penuntut ilmu harus mempersiapkan diri untuk mengurusi amanah yang dibebankan kepadanya dan dia harus siap menanggung berbagai kesulitan di dalam membela agama Allah. Hendaknya dia bercita-cita tinggi. Sebagaimana dahulu para<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://muslim.or.id/manhaj-salaf/keutamaan-ilmu-1.html" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;" title="Keutamaan Ilmu"><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: windowtext; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm; text-decoration: none; text-underline: none;">Salafush Shalih</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>yang mendahului kita -semoga Allah merahmati mereka semua- berusaha sekuat tenaga untuk bisa menyebarkan manfaat kepada umat manusia.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Wasiatku kepada ulama dan para penuntut ilmu serta untuk setiap muslim dan muslimah ialah agar mereka bersabar dalam menjalani hal ini.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Hendaknya mereka terus berupaya bersungguh-sungguh dalam meniti jalan kebenaran. Hendaknya mereka pandai memanfaatkan waktu yang ada. Dan supaya mereka memperbanyak kegiatan dalam rangka saling mengingat ilmu di antara mereka untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang terasa sulit bagi sebagian mereka. Sehingga dengan demikian akan terkumpullah berbagai pengetahuan yang akan membuahkan kebaikan bagi mereka dan insya Allah juga bagi kaum muslimin. Hendaknya hal itu juga disertai dengan semangat penuh untuk memperbaiki niat dan ikhlas dalam mengerjakan segala macam amal untuk mendekatkan diri hamba kepada Rabbnya, dan bersemangat dalam segala hal yang bisa mendatangkan kemanfaatan untuk orang banyak.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Di antara perkara yang bisa mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan bisa menjadi jalan keluar berbagai persoalan dan menjadi sebab tersebarnya keadilan ialah mengembalikan urusan kepada ahli ilmu dan pemilik bashirah yang memiliki kedalaman rasa takut kepada Allah Yang Maha suci dalam menyelesaikan sengketa peradilan yang terjadi di antara manusia serta untuk mengajarkan ilmu kepada mereka.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dan sudah termasuk hal yang diketahui bahwasanya fungsi peradilan (yang beliau maksud adalah peradilan atau mahkamah syari’at, pent) adalah tergolong amal yang akan mendatangkan pelipatgandaan pahala dari Allah dan meninggikan derajat bagi orang-orang yang dikaruniai keikhlasan niat oleh Allah dan juga bagi mereka yang mendapatkan anugerah ilmu yang bermanfaat serta bermaksud baik bagi kepentingan kaum muslimin.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Meskipun kedudukan tersebut memang cukup mengandung risiko dan para Salafush Shalih kita senantiasa merasa enggan untuk mendudukinya serta merasa khawatir apabila mendapatkannya. Akan tetapi kondisi masyarakat berubah-ubah, begitu pula pergiliran waktu tidaklah seragam.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Pada masa seperti ini umat manusia sangat membutuhkan orang yang benar-benar alim dan bisa memutuskan urusan di antara orang-orang dengan landasan ilmu yang kuat serta senantiasa memiliki rasa takut kepada Allah dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya dalam rangka menemukan solusi untuk permasalahan-permasalahan mereka.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">-bersambung insya Allah-</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">***</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Penulis: Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz</span></div><div style="line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Penerjemah: Abu Mushlih Ari Wahyudi</span></div><div style="line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Artikel<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://muslim.or.id/manhaj-salaf/keutamaan-ilmu-1.html" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;" title="Keutamaan Ilmu"><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: windowtext; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm; text-decoration: none; text-underline: none;">www.muslim.or.id</span></a></span></div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-74040812207918062052012-02-14T07:26:00.001-08:002012-02-14T07:26:28.729-08:00ADAB-ADAB MENCARI ILMU<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
1. Ikhlash Lillah<br />
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;"> Hendaklah seorang pencari ilmu selalu mengoreksi dan memperbaiki niyatnya, beramal untuk-Nya, menghidupkan syariat-Nya, menerangi hati dan batinya dan selalu taqarub kepada Allah.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">2. Menjaga diri secara lahir dan batin dari hal-hal yang bertentangan dengan hukum Allah<br />
Thalib Ilmy, harus selalu menampakkan secara nyata sunnah Nabi dan meninggalkan amalan-amalan bid’ah dalam segala keadaan.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Abdul Malik Al-Maimuni : aku belum pernah melihat manusia sehebat Imam Ahmad bin Hambal, pakaiannya selalu putih-bersih, kumisnya bersih, jenggotnya rapi dan janjinya selalu tepat. Beliau diam dan geraknya selalu menghidupkan sunnah.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Khotib Al-Baghdady : tholib ilmy harus meninggalkan sendagurau, tertawa terbahak-bahak, boleh saja tertawa namun jangan sampai keluar dari etika ilmu. Sebab tertawa akan mematikan hati dan mengurangi wibawa seseorang.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Imam Malik : hendaklah tholib ilmy selalu bersikap lunak, tenang dan khusyuk dan selalu mengikuti akhlaq orang-orang terdahulu.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Menjaga batin disini maksudnya : menghindarkan diri dari akhlaq yang tercela dan sifat-sifat tidak terpuji. Karena ilmu itu merupakan ibadahnya hati, hubungan yang tersembunyi tetapi membawa kedekatan diri kepada Allah Ta’ala.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Abu Hamid : hati ibarat rumah, ia merupakan tempat turunnya Malaikat, tempat bersandarnya keputusan, maka sifat tercela seperti marah, syahwat, iri-dengki, sombong, berbangga dan sifat keji lainnya jika selalu menggema di dalam hati, itu ibarat binatang anjing yang menggongong, kalau sudah begitu bagaimana mungkin Malaikat akan masuk ke dalam rumah-nya ?</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">3. Fikiran & hatinya konsentrasi kepada ilmu, Singkirkan rintangan dan kebiasaan buruk</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Kebiasaan bermalas-malas, bersantai ber-mental cengeng adalah rintangan seorang pencari ilmu. Ini adalah betul-betul merupakan halangan.<br />
Ada tiga hal yang akan merintangi perjalanan manusia kepada Allah : 1. Syirik 2. Bid’ah 3. Maksiat. Syirik akan tumbang dengan Tauhid, Bid’ah akan tumbang dengan Sunnah dan maksiat akan tumbang dengan taubat.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Syu’bah berkata : kamu sangat sibuk dengan bisnis di pasarmu, pantas kamu sukses hebat duniamu, sedangkan saya belajar hadits, maka saya menjadi papa.<br />
Sofyan bin Uyainah : tinta-tinta ilmu dan kajian hadits tidak akan memasuki rumah, kecuali aktivitas itu akan menjadikan papa keluarga dan anak-anaknya.<br />
Maksudnya, meskipun kesibukan taklim keluar rumah, jangan sampai keluarganya berantakan nasib ekonomi dan jaminan keamanannya.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Apabila seorang tholib datang kepada Sofyan Ats-Tsauri maka ia ditanya : Apa kamu sudah punya maisyah/penghasilan ekonomi, bila jawabannya belum, ia disuruh pulang, bila jawabnya sudah dan cukup, maka boleh ikut belajar bersama Sofyan Ats-Tsauri.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">4. Selalu berhati-hati dalam masalah makan</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Rosulullah bersabda : Sesungguhnya syetan betul-betul berjalan mengalir lewat aliran darah manusia, maka persempitlah aliran darah itu dengan cara berlapar-lapar, agar syetan tidak bisa masuk. Hadits Riwayat Ahmad.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Imam Syafi’i : saya tidak pernah merasa kenyang selama 16 tahun, karena banyak makan ( berkenyang-kenyang ) akan mudah mengantuk, menumpulkan akal, melemahkan perasaan dan malas badan. Maka banyak makan itu dibenci oleh syari’at.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Banyak makan dan minum hanya akan menyibukkan diri untuk masuk-keluar WC, orang yang berakal pasti akan menjaga betul dalam masalah ini.<br />
Ibnu Qudamah : syahwat perut adalah syahwat yang paling berbahaya. Karena syahwat perut inilah Nabi Adam terusir dari surga, syahwat perut akan menyeret kepada syahwat kemaluan dan gandrung kepada harta. Rata-rata malapetaka jiwa itu berangkat dari kenyangnya perut.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Seorang pencari ilmu ia harus ektra-hati-hati dalam segala keadaan, selalu meneliti ke-halalan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggalnya, juga segala kebutuhan keluarganya. Hal itu agar hati diri dan keluarganya mendapatkan cahaya dan mudah menerima ilmu.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">5. Sedikit tidur dan bicara</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Al-Hasan bin Ziyad rajin mengkaji ilmu-ilmu keislaman, dia berumur 80 tahun, selama 40 tahun-nya ia jarang tidur.<br />
Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani : ia tidak tidur malam, buku-buku bertebaran di sampingnya, di samping tempat belajarnya ia sediakan seciduk air untuk menghilangkan kantuknya itu. Ia berkata : ngantuk itu adalah panas, maka harus diguyur dengan air dingin agar tidak ngantuk.<br />
Ibnu Abdil Barr : fitnah seorang alim apabila dia suka banyak bicara. Orang mendengar itu selamat dan akan bertambah ilmu dari orang yang berbicara, sedangkan pembicaraan itu kadang ada hiasan, tambahan dan pengurangan. Orang yang banyak bicara akan menunggu fitnah, orang yang diam akan menuai rahmat.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">6. Mengurangi pergaulan jika perlu dan selektif memilih kawan</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Pergaulan jika mampu adalah pergaulan yang membawa kebaikan dan takwa, hal itu sangat dianjurkan, akan tetapi jika membawa maksiat dan dosa itulah yang dilarang. Bahkan pergaulan antar kaum muslimin merupakan unsur ibadah, seperti sholat berjama’ah lima waktu, sholat dua hari raya, sholat gerhana, pelaksanaan ibadah haji dan jihad fie sabilillah.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Celakanya pergaulan, jika hanya akan membawa sia-sianya umur tanpa guna, rusaknya aqidah, hancurnya harta benda dan jatuhnya harga diri.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Pilihlah kawan yang shalih, punya pemahaman dien, taqwa, waro, cerdas , suka berbuat baik, sopan diplomasinya, suka diskusi yang bermanfaat, jika kamu lupa ia mengingatkanmu, jika kamu butuhkan selalu siap membantumu dan jika sedang teruji masalah selalu sabar.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Carilah kawan yang punya lima sifat : berakal, akhlaqnya baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus pada harta. Akal adalah kunci harta, berkawan dengan orang tidak berakal akan merugikanmu, karena dia akan memeras kamu. Orang fasiq, ia tidak takut kepada Allah dan tidak bisa dipercaya omongan dan tindakannya.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">7. Memilih ilmu yang dibahas dan siapa pengajarnya / Syeikhnya</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Seorang pencari ilmu harus berfikir hal yang terpenting sebagai pijakan untuk melangkah. Ilmu mengenal Allah adalah pangkal dari segala ilmu, dari segi Uluhiyah, Rububiyah, Asma’ dan Sifat-Nya. Ia merupakan pijakan seorang hamba untuk meraih kebahagiaan dan kebaikan dunia dan akhirat.<br />
Kongkritnya, pencari ilmu harus meletakkan selera/kemauan awalnya adalah memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena keduanya merupakan dasar ilmu yang haq. Bodoh terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan klimaknya- kebodohan yang tidak akan tertolong. Sungguh, ini merupakan nasehat yang sangat penting bagi pencari ilmu.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Imam Syafi’i berkata : ilmu selain Al-Qur’an hanyalah sendagurau, kecuali Hadits Nabi, kalau bukan Hadits Nabi yaitu kegiatan-kegiatan yang menjurus kepada pemahaman ajaran Islam. Ilmu yang sebenarnya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, selain dari itu adalah bisikan-bisikan syetan.<br />
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah : Ilmu adalah Al-Qur’an, Sunnah Nabi dan perkataan Sahabat.<br />
Maka, tambang ilmu itu sebenarnya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Ibnu Jama’ah : seorang pencari ilmu harus berfikir ulang, ber-istikhoroh meminta kepada Allah kepada siapa ia akan menimba ilmu, baguskah perangainya dan lain-lain.<br />
Ibrahim berkata : orang-orang salaf kalau mau belajar kepada guru, ia perhatikan betul guru tersebut cara berpakaian, tutur bicaranya dan sholat lima waktunya, kalau sudah jelas, ia baru mau belajar kepadanya.<br />
Imam Ats-Tsauri : siapa yang mendengarkan suara orang-orang ahli bid’ah, sikapnya itu akan sia-sia di hadapan Allah SWT, siapa yang ber-jabat tangan denganya, akan mengurangi nilai Islam sedikit demi sedikit.<br />
Ibnu Sirin : Sesungguhnya ilmu ini adalah DIEN, maka perhatikan betul dari siapa kamu mendapatkan ilmu itu.<br />
Seseorang mempelajari fisika, kimia, biologi, kedokteran, geografi, kemiliteran, ilmu-ilmu sosial dan lainnya, bila tidak didasari dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah secara benar maka akan membahayakan dirinya, keluarganya, masyarakat dan negaranya. Lebih-lebih guru/dosen mereka yang tidak jelas amaliyah dan fikrahnya. Jangan-jangan guru/dosenya adalah musuh Islam, atau kafir tulen yang selalu melecehkan Islam.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">8. Menjaga adab terhadap Guru / Syeikhnya</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Ibnu Thowus mendengar dari bapaknya : menghormati guru adalah sunnah.<br />
Maimun bin Mihran : janganlah kamu berdebat dengan orang yang lebih pintar darimu, itu tidak akan membawa manfaat bagimu.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Az-Zuhri : Salmah sering mendebat Ibnu Abbas, akhirnya Salmah tidak banyak mendapatkan ilmu darinya, padahal Ibnu Abbas ilmunya sangat banyak.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Ibnu Jama’ah : seorang murid jangan sampai masuk ke majlis syaikh kecuali harus ijin, baik syaikh dalam keadaan sendirian ataupun ada pendampingya. Ketika memasuki majlis taklim, hendaklah bersih badan, pakaian dan kukunya, jangan sampai bau badanya menyengat tidak harum. Ingat, masjlis taklim adalah majlis dzikir dan pertemuan yang hal itu merupakan ibadah.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Abu Bakar bin Al-Anbari dalam majlis ilmunya, ketika murid mendengarkan ilmu, suasananya sangat tenang, seolah-olah kepala mereka jika dihinggapi burung maka burung itu tidak akan terbang, saking tenangnya suasana belajar.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Abdurrohman bin Umar : pernah ada seorang murid bermajlis di tempatnya Abdurrohman bin Mahdi, dia ter-tawa-tawa. Maka murid itu dimarahi dengan kata-kata tegas, di sini kamu mencari ilmu sambil tertawa-tawa, sebagai peringatan, kamu saya skorsing untuk tidak boleh mengikuti pelajaran selama satu bulan.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">9. Menjaga adab terhadap kitab</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Kitab adalah alat ilmu. Orang-orang salaf sangat serius menjaga kitab-kitab mereka. Murid selalu berusaha menyiapkan buku-buku yang ia butuhkan, dengan cara membeli ataupun meminjam, sekali lagi karena buku itu sangat penting. Boleh saja meminjam buku kepada orang lain, jika bisa merawat dengan baik, karena hal itu dalam rangka menghormati ilmu yang ada di dalamnya.<br />
Peminjam buku tidak boleh se-enaknya mencoret buku tersebut, atau merubah bentuk buku itu kecuali harus ijin kepada pemiliknya.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Waki’, guru Imam Syafi’i berkata : Berkahnya ilmu hadits adalah merawat buku.<br />
Sofyan Ats-Tsauri : siapa bakhil terhadap ilmu yang ia miliki, maka akan terjerat tiga perkara : lupa dan tidak hafal lagi ilmunya, ilmunya mati dan tidak bermanfaat atau hilang buku-bukunya.<br />
Imam Az-Zuhri : Hai Yunus, kamu jangan berlebih-lebihan dalam masalah buku, maksudnya buku itu disimpan saja, tidak pernah dibaca dan dipinjam oleh kawan-kawannya.<br />
Robi’ bin Sulaiman : Al-Buthy mengingatkan saya : jagalah buku-bukumu, jika bukumu hilang kamu sulit mendapatkan gantinya.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Sofyan : Jangan kau pinjamkan buku-bukumu kepada orang lain.<br />
Jangan sampai kamu letakkan bukumu secara sembarangan, letakkan di rak yang rapi agar tidak rusak.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">10. Adab di ruang belajar</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Seorang murid ketika memasuki majlis hendaklah punya semangat yang membara, hatinya konsentrasi pada pelajaran, tidak terganggu oleh kesibukan luar majlis, ketika memasuki ruangan hendaklah menebarkan salam dengan suara yang terang.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Imam Ahmad bin Hambal : di kegelapan pagi hari ba’da shubuh, tiap kali aku mau berangkat untuk mengkaji Al-Hadits, ibuku selalu menyiapkan pakaian yang akan aku pakai. Aku selalu bermajlis dengan Abu Bakar bin Ayyas dan lain-lain.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Sebelum pelajaran, hendaklah dimulai dengan Bismillahirrohamanirrohim, walhadulillah, wash-shalatuwassalam ala Rasulihi wa alihi wa ash-habihilkirom, kemudian mendoakan para Ulama, syekh-syekh, kedua orang tuanya dan segenap kaum muslimin.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Kalau ditanya oleh gurunya, sudahkah faham pelajaran ini, maka jangan bilang sudah, kecuali memang betul-betul sudah faham. Jangan malu berkata – saya belum mengerti – kalau memang belum mengerti.<br />
Imam Mujahid : ilmu tidak bisa diraih dengan sikap malu-malu dan takabbur.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">III. CARA MERAIH ILMU YANG BERMANFAAT</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">1. Hendaklah meminta dengan sungguh-sungguh kepada Allah ilmu yang bermanfaat.<br />
Rasulullah pernah berdoa : Ya Allah berilah aku manfaat terhadap ilmu yang telah Engkau berikan kepadaku, ajarkanlah ilmu yang bermanfaat bagiku dan tambahlah aku ilmu.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">2. Bersunguh-sungguh di dalam mencarinya, rasa rindu dan cinta yang jujur terhadap ilmu tersebut yang semua itu dilandasi dengan ridha Allah SWT.<br />
Lihat surat Al-Baqoroh : 282, Al-Anfal : 29<br />
Ahli hikmah : ilmu itu bisa diraih dengan semangat yang menyertainya, rasa cinta-senang mendengarkan akan ilmu itu dan selalu mengorbankan waktu untuk mendapatkannya.<br />
Imam Syafi’i : kamu tidak akan bisa meraih ilmu kecuali dengan enam hal : 1. Kecerdasan 2. Tamak terhadap ilmu 3. Sungguh-sungguh 4. Menghubungi guru 5. Mengeluarkan dana 6. Terus-menerus tidak putus asa.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">3. Menjauhkan diri dari kemaksiatan dengan jalan taqwa, karena hal itu merupakan faktor penting akan tercapainya ilmu.<br />
Imam Malik berkata kepada Imam Syafii : Allah Ta’ala telah memberikan ilmu ke dalam jiwamu, maka janganlah kau hapus ilmu tersebut dengan kemaksiatan.<br />
Ibnu Mas’ud : saya perhatikan orang yang sering lupa terhadap ilmunya, itu disebabkan karena ia melakukan kemaksiatan.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">4. Menghindari sikap takabbur dan sikap malu mencari ilmu.<br />
Aisyah : sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak malu di dalam memahami ajaran Islam.<br />
Imam Mujahid : Orang yang takabbur dan bermalu-malu mencari ilmu, tidak mungkin dia bisa belajar dengan baik.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">5. Ikhlas di dalam mencari ilmu, ini adalah inti dan faktor terbesar dalam urusan mencari ilmu.<br />
Siapa belajar suatu ilmu hanya sekedar mengejar keduniaan, ia tidak akan mencium baunya surga kelak di hari kiyamat.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">6. Mengamalkan ilmu yang ia dapatkan.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">Ibnu Taimiyah : ilmu yang terpuji dan bermanfaat adalah ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena keduanya merupakan warisan/peninggalan Nabi. Para Nabi tidak mewariskan harta berupa emas dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu, siapa yang mengambil ilmu itu maka akan beruntung.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">IV. RENUNGAN UNTUK KELUARGA MUSLIM</span></strong><b><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;"><br />
</span></b><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;"><br />
1. Pernahkah kita tersinggung ikut memikirkan nasib ummat yang tidak jelas arah dan tujuan pendidikan mereka dari TK sampai Perguruan Tinggi di negeri kita ini ?</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">2. Pernahkah kita mengkaji dengan jujur adab-adab mencari ilmu dan bagaimana cara-cara meraihnya ? sudahkah kita ingatkan hal ini kepada anak-anak, orang tua, sanak-saudara atau ikhwan-ikhwan kita ?</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">3. Pernahkah kita berdo’a kepada Allah meminta ilmu yang bermanfaat secara lisan, yang kemudian kita benarkan dengan hati dan diwujudkan dengan amal perbuatan ? Ingat, ucapan lisan, hati dan tindakan perbuatan adalah bukti orang beriman.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">4. Bisakah kita mendapatkan llmu dengan cara sendirian tanpa guru/syekh ?<br />
Imam Ibnu Hajar Al-Atsqolany, gurunya 600 orang, guru/syekh yang telah memberikan ijazah secara resmi sebanyak 450 orang. Beliau telah menulis 150 buku.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">5. Pernahkah kita bercerita tentang sejarah ulama dan mengkaji ilmu-ilmu mereka ? Seperti : Imam Ahmad bin Hambal, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam Asy-Syatibi, Adz-Dzahaby, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah, Imam Ath-Thobari, Imam Al-Qurthuby dan lain-lain.<br />
Imam Abu Hanifah : bercerita tantang perjalanan Ulama dan bermajlis dengan mereka, itu lebih aku sukai daripada memahami ilmu dengan cara sendirian, hal itu merupakan adab dan sikap orang-orang salaf.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">V. DAFTAR PUSTAKA</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 19.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #333333; font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-font-family: Arial;">1. Miftahul Jannah, Imam Asy-Syuyuthy<br />
2. Kitabul Ilmy, Zuhair bin Harb Abu Khaitsumah An-Nasaiy<br />
3. Shahih Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, Al-Hafidz Ibnu Abdil Barr<br />
4. Adab Thalibil Ilmi, Abu Abdullah Muhammad bin Said bin Ruslan<br />
5. Al-Hikmah fiddakwah Ilallahi Ta’ala, Said bin Ali bin Wahf Al-Qohthony<br />
6. Tahdzibut Tahdzib, Imam Ibnu Hajar Al-Atsqolany<br />
7. Madza Ya’niy Intimaiy Lil-Islam, Fathy Yakan ( edisi Indonesia )</span></div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-22332199847844010482012-02-14T07:24:00.001-08:002012-02-14T07:24:59.902-08:00Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Barang siapa belum menekuni dasar-dasar ilmu, niscaya tidak akan bisa menguasai ilmu yang diinginkan. Barang siapa yang ingin mendapatkan ilmu langsung sekaligus, maka ilmu itu akan hilang dari dia secara sekaligus pula. Ada sebuah ungkapan: "Penuh sesaknya ilmu yang didengarkan secara berbarengan akan menyesatkan pemahaman." Dari sini, maka harus ada pendasaran terhadap setiap ilmu yang ingin engkau kuasai dengan cara menekuni dasar-dasar ilmu dan kitab yang ringkas pada seorang guru yang mumpuni, bukan dengan cara otodidak saja serta harus berjenjang dalam belajar. </div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Allah SWT berfirman (yang artinya),<span class="Apple-converted-space"> </span></span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">"Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian."</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-converted-space"> </span>(Al-Israa': 106).</span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Berkatalah orang-orang kafir: 'Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?' Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)."</em><span class="Apple-converted-space"> </span>(Al-Furqaan: 32).</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Orang-orang yang telah kami beri al-kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya ...."</em><span class="Apple-converted-space"> </span>(Al-Baqarah: 121).</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dasar ilmu itu didasarkan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah juga pada beberapa kaidah yang diambil dari hasil penelitian dan pengamatan yang sempurna terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ini adalah yang paling penting yang harus dikuasai oleh seorang penuntut ilmu.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Sebagai contoh adalah kaidah: "Di mana ada kesulitan di situ ada kemudahan." Kaidah ini bersuddmber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dalil dari Al-Qur'an di antaranya sebagai berikut.<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">".... Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan ...."</em><span class="Apple-converted-space"> </span>(Al-Hajj: 78). Adapun dalil dari As-Sunnah adalah sabda Rasulullah saw. kepada Umran bin Hushain:<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Shalatlah dengan berdiri, lalu jika engkau tidak mampu maka dengan duduk, dan kalau tidak mampu juga maka dengan berbaring."</em><span class="Apple-converted-space"> </span>(HR Bukhari). Juga, sabda beliau,<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Kalau saya perintahkan kalian untuk melakukan sesuatu, maka kerjakanlah semampu kalian."</em><span class="Apple-converted-space"> </span>(HR Bukhari dan Muslim).</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ini adalah sebuah kaidah yang jika engkau membawakan seribu masalah yang bermacam-macam, niscaya engkau akan bisa menghukuminya berdasarkan pada kaiah ini. Namun, seandainya engkau tidak mengetahui sebuah kaidah, engkau akan sulit memecahkan meskipun hanya dua permasalahan sekalipun.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Berikut ini beberapa perkara yang harus engkau perhatikan pada setiap disiplin ilmu yang hendak engkau pelajari.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><ol style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; list-style-image: initial; list-style-position: inside; list-style-type: decimal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-size: 12px; line-height: 15px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 10px; padding-right: 0px; padding-top: 2px;">Menghafal kitab ringkasan tentang ilmu tersebut.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-size: 12px; line-height: 15px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 10px; padding-right: 0px; padding-top: 2px;">Menguasainya dengan bimbingan guru yang ahli di bidangnya.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-size: 12px; line-height: 15px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 10px; padding-right: 0px; padding-top: 2px;">Tidak menyibukkan diri dengan kitab-kitab besar yang panjang lebar merinci permasalahan sebelum menguasai pokok permasalahannya.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-size: 12px; line-height: 15px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 10px; padding-right: 0px; padding-top: 2px;">Tidak pindah dari satu kitab ke kitab lainnya tanpa ada sebab (tuntutan), karena ini termasuk sifat bosan.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-size: 12px; line-height: 15px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 10px; padding-right: 0px; padding-top: 2px;">Mencatat faidah dan kaidah ilmiah.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-size: 12px; line-height: 15px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 10px; padding-right: 0px; padding-top: 2px;">Membulatkan tekad untuk menuntut ilmu dan meningkatkan keilmuannya, serta penuh perhatian dan mempunyai keinginan keras untuk bisa mencapai derajat yang lebih tinggi sehingga bisa menguasai kitab-kitab besar dan panjang lebar dengan sebuah dasar yang kokoh.</li>
</ol><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pertama</em>, Menghafal Kitab yang Ringkas tentang Ilmu Tersebut</strong></div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Misalnya, kalau engkau menginginkan mempelajari ilmu nahwu, hafalkanlah kitab yang ringkas tentang nahwu. Kalau baru mulai belajar, engkau bisa menghafalkan<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Ajrumiyyah</em>, karena kitab ini jelas dan lengkap. Lalu, lanjutkan ke matan<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Alfiyah</em><span class="Apple-converted-space"> </span>karya Imam Ibnu Malik, karena kitab ini adalah inti sari ilmu nahwu.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dalam ilmu fiqih, hafalkanlah kitab<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Zaadul Mustaqni'</em>, karena kitab ini telah disyarah (diulas), diberi catatan kaki, dan diajarkan, meskipun sebagian matan yang lain ada yang lebih baik dari satu sisi, namun kitab ini lebih baik dari sisi banyaknya permasalahan yang terdapat padanya, juga dari sisi sudah diberi syarah dan catatan kaki.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dalam ilmu hadits, hafalkanlah<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">'Umdatul Ahkaam</em>, dan kalau mau lebih, hafalkanlah<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Buluughul Maraam</em>. Dan, kalau engkau baru memilih salah satu di antara keduanya, hafalkanlah<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Buluughul Maraam</em><span class="Apple-converted-space"> </span>saja, karena kitab ini lebih baik dan haditsnya lebih banyak, juga karena pengarangnya Al-Hafizh Ibnu Hajar telah menjelaskan derajat haditsnya, yang hal ini tidak terdapat pada kitab<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">'Umdatul Ahkam</em>. Walaupun sebenarnya derajat hadits pada kitab<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">'Umdatul Ahkam</em><span class="Apple-converted-space"> </span>sangat jelas, karena kitab ini tidak memasukkan kecuali hadits yang disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dalam ilmu tauhid, yang terbaik adalah kitab<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tauhid</em><span class="Apple-converted-space"> </span>karya Syaikul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab. Dan, akhir-akhir ini sudah ada yang menakhrij hadits-haditsnya serta menjelaskan yang dha'if pada sebagiannya.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dalam bab nama dan sifat Allah, yang terbaik adalah kitab<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Aqiidah al-Waasithiyyah</em><span class="Apple-converted-space"> </span>oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Kitab ini lengkap, penuh berkah dan faedah. Dan, begitu seterusnya, ambillah dalam setiap disiplin ilmu kitab yang ringkas, lalu hafalkanlah.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kedua</em>, Menghafalnya dengan Bimbingan Guru yang Ahli di Bidangnya</strong></div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Mintalah keterangan kitab yang engkau pelajari kepada seorang guru yang baik, ahli, dan amanah. Hal ini agar lebih selamat dari penyimpangan pemahaman. Juga, engkau akan lebih mudah dalam memahami dan lebih cepat.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Imam Ash-Shafadi berkata: "Oleh karena itu, para ulama berkata: 'Janganlah kamu belajar dari seorang shahafi (orang yang belajarnya otodidak) juga jangan dari mush-hafi (orang yang belajar baca Al-Qur'an secara otodidak).' Maksudnya, jangan kamu belajar Al-Qur'an dari seseorang yang hanya belajar lewat mush-haf, dan jangan belajar hadits dan ilmu lainnya dari orang yang belajarnya otodidak."</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Oleh karena itu, kita dapati ribua biografi para ulama dari zaman ke zaman dalam berbagai dimensi ilmu selalu penuh memuat nama-nama guru dan murid-muridnya, baik yang sedikit maupun banyak. Dan, lihatlah para ulama yang banyak gurunya, sehingga ada di antara mereka yang gurunya mencapai ribuan, sebagaimana biografi ulama bujangan dalam kitab<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Isfaar</em>.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Tidak disarankannya belajar secara otodidak atau kepada orang yang belajarnya otodidak dimaksudkan untuk terhindar dari bacaan atau pemahaman yang menyimpang. Dan, tidak disarankannya belajar tanpa guru jika kitab yang engkau baca tidak ada keterangnnya. Adapun kalau kitab itu ada keterangannya seperti mush-haf Al-Qur'an yang terdapat pada zaman sekarang, maka urusannya lain. Karena, hal itu sudah jelas. Tetapi, jika kitab yang engkau baca itu tidak ada penjelasannya atau keterangannya, hendaknya engkau didampingi oleh seorang guru agar terhidar dari bacaan atau pemahaman yang salah.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ketiga</em>, Tidak Menyibukkan Diri dengan Kitab-Kitab Besar dan Panjang</strong></div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ini masalah yang penting bagi pelajar, yaitu hendaknya dia menguasai kitab-kitab yang ringkas terlebih dahulu, baru nanti masuk pada kitab-kitab yang besar. Tetapi, ada sebagian pelajar yang bersikap aneh, dia mempelajari kitab yang besar, lalu apabila duduk di sebuah majelis ilmu, dia berkata, "Telah berkata pengarang kitab ini, berkata pengarang kitab itu, dan seterusnya." Ini untuk menunjukkan bahwa dia banyak membaca kitab. Bagi pelajar pemula, ini langkah yang tidak tepat. Kami nasihatkan, mulailah dari kitab yang kecil dan ringkas, lalu apabila sudah engkau kuasai dengan baik, barulah engkau menyibukkan diri dengan kitab-kitab yang besar dan panjang.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Keempat</em>, Jangan Berpindah dari Satu Kitab ke Kitab Lainnya tanpa Ada Sebab</strong></div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Berpindah dari satu kitab ke kitab lainnya, baik kitab yang ringkas atau yang tebal-tebal, merupakan penyakit yang berbahaya, yang akan bisa memutus pelajaran seseorang serta membuang-buang waktunya. Kecuali, hal itu ada sebabnya, misalnya engkau tidak menemukan guru yang bisa mengajarkan kitab itu, tetapi menemukan guru lain yang bagus dan amanah yang mengajarkan kitab ringkas lainnya.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kelima</em>, Mencatat Faedah dan Kaidah Ilmiah</strong></div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ini juga perkara yang penting. Kalau ada sebuah faedah yang hampir-hampir tidak pernah terbayangkan di pikiran atau jarang disebut dan dibahas atau ada perkara baru yang perlu untuk diketahui hukumnya, segeralah menulis dan mencatatnya, jangan berkata: "Itu sesuatu yang saya ketahui dengan baik, tidak perlu mencatatnya, insya Allah saya tidak akan lupa." Karena, engkau akan sanat cepat melupakannya.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Adapun mengenai kaidah, pahamilah dengan baik serta bersungguh-sungguhlah dalam memahami apa yang disebutkan para ulama tentang alasan sebuah hukum. Karena, semua alasan yang berhubungan dengan hukum masalah fiqih bisa dianggap sebuah kaidah karena merupakan dalil dari sebuah hukum. Alasan dan sebab ini sangat banyak dan setiap sebab mencakup banyak permasalahan lainnya. Misalkan kalau ada yang berkata, "Apabila ada orang yang ragu-ragu apakah air ini suci atau najis, maka hukumnya didasarkan pada yang diyakininya." Ini merupakan sebuah hukum sekaligus sebuah kaidah, karena pada dasarnya segala sesuatu itu sama dengan keadaan sebelumnya. Jadi, apabila Anda ragu-ragu tenang kejanisan sesuatu yang suci, maka pada dasarnya ia suci. Atau sebaliknya, ragu-ragu tentang sucinya sesuatu yang najis, maka pada dasarnya najis. Karena, pada dasarnya segala sesuatu tetap pada keadaan semula.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Oleh karena itu, seandainya seseorang setiap kali menemukan alasan hukum semacam ini, lalu memahaminya dan menguasainya, kemudian digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan, maka ini merupakan sebuah faidah yang besar bagi dirinya maupun orang lain.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Keenam</em>, Membulatkan Tekad untuk Menuntut Ilmu dan Meningkatkannya, Penuh Perhatian dan Mempunyai Keinginan Keras untuk Bisa Mencapai Derajat yang di Atasnya sehingga Bisa Menguasai Kitab-Kitab Besar dan Pnjang Lebar dengan Sebuah Dasar yang Kokoh</strong></div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Seorang pelajar hendaknya membulatkan tekad untuk menuntut ilmu. Jangan tengok kanan, tengok kiri. Sehari belajar, sehari untuk buka toko, besoknya lagi untuk jualan sayuran. Perbuatan ini tidak disarankan.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Selama engkau masih yakin bahwa belajar adalah jalan hidupmu, maka bulatkan tekad dan konsentrasikan pikiranmu padanya, serta bertekadlah untuk bisa terus maju, jangan jalan di tempat. Pikirkanlah apa yang sudah engkau kuasai dari berbagai dalil dan permasalahan sehingga engkau bisa semakin naik tingkat sedikit demi sedikit.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ketahuilah, bahwa mempelajari kitab-kitab yang ringkas kemudian baru kitab-kitab yang panjang yang dibuat untuk pendasaran dalam belajar oleh para ulama berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya, tergantung perbedaan madzhab dan tergantung pula dengan ilmu yang dikuasai oleh para ulama di daerah tersebut. Juga, keadaan ini berbeda antara satu murid dengan yang lainnya karena perbedaan tingkat kepahaman, kekuatan atau lemahnya persiapan, bebal atau encernya otak.</div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #444444; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Sumber: Diringkas dari<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Syarah Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu</em>, terj. Ahmad Sabiq, Lc (Pustaka Imam Asy-Syafi'i, 2005); judul asli:<span class="Apple-converted-space"> </span><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Syarah Hilyah Thaalibil 'Ilmi</em>, Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin (Maktabah Nurul Huda, 2003).</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-645821020849104272012-02-03T01:55:00.000-08:002012-02-03T01:59:20.630-08:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ1jBsiCEshI37FkpQhIDMmDWbDGT8hBq8JJZYSglHkUh1B_aTJ3rgn5g4nxEMjNwqNbbDuKlqzrM2QUv1E-quXtwr4hjoqtpSv1M9Ce8uS7gaZ3a8tYJF6AQbyR6k1vv4JfcF26fp1bE/s1600/Semar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><div style="font-size: 16px;"><b>Makna di balik karakter tokoh wayang Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong</b> </div><hr size="1" style="background-color: #d1d1e1; color: #d1d1e1;" />Wayang, mungkin tidak asing lagi di telinga kita. kebudayaan asli Indonesia yang merupakan ciptaan dari waliyullah Sunan Kalijaga. wayang diciptakan Sunan Kalijaga sebagai metode dakwah islam agar dekat dengan kehidupan masyarakat terdahulu.<br />
<br />
Berikut ini saya akan menampilkan beberapa sosok wayang yang mungkin banyak dikenal oleh masyarakat indonesia.<br />
<br />
<br />
<img alt="" border="0" class="inlineimg" src="http://static.kaskus.us/images/smilies/ngacir2.gif" title="Ngacir2" /><br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;">1. Ki Lurah Semar (simbol ketentraman dan keselamatan hidup)</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ1jBsiCEshI37FkpQhIDMmDWbDGT8hBq8JJZYSglHkUh1B_aTJ3rgn5g4nxEMjNwqNbbDuKlqzrM2QUv1E-quXtwr4hjoqtpSv1M9Ce8uS7gaZ3a8tYJF6AQbyR6k1vv4JfcF26fp1bE/s1600/Semar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ1jBsiCEshI37FkpQhIDMmDWbDGT8hBq8JJZYSglHkUh1B_aTJ3rgn5g4nxEMjNwqNbbDuKlqzrM2QUv1E-quXtwr4hjoqtpSv1M9Ce8uS7gaZ3a8tYJF6AQbyR6k1vv4JfcF26fp1bE/s1600/Semar.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRksxqcyDJwKMCenqqweISW_LnG4nYcbdsTYQV0zsylVvJ7rt2hZ3FbXQAR-3RFjPna2ceHceRMrj5TnOt5A9VsqOrtQfiW_V7t5TnAGojJnVfseF4uFcUeDfcWFSs5ayx9atjYb5bkFE/s1600/Gareng.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a></div> Membahas Semar tentunya akan panjang lebar seperti tak ada titik akhirnya. Semar sebagai simbol bapa manusia Jawa. Bahkan dalam kitab jangka Jayabaya, Semar digunakan untuk menunjuk penasehat Raja-raja di tanah Jawa yang telah hidup lebih dari 2500 tahun. Dalam hal ini Ki Lurah Semar tiada lain adalah Ki Sabdapalon dan Ki Nayagenggong, dua saudara kembar penasehat spiritual Raja-raja. Sosoknya sangat misterius, seolah antara nyata dan tidak nyata, tapi jika melihat tanda-tandanya orang yang menyangkal akan menjadi ragu. Ki Lurah Semar dalam konteks Sabdapalon dan Nayagenggong merupakan bapa atau Dahyang-nya manusia Jawa. Menurut jangka Jayabaya kelak saudara kembar tersebut akan hadir kembali setelah 500 tahun sejak jatuhnya Majapahit untuk memberi pelajaran kepada momongannya manusia Jawa (nusantara). Jika dihitung kedatangannya kembali, yakni berkisar antara tahun 2005 hingga 2011. Maka bagi para satria momongannya Ki Lurah Semar ibarat menjadi jimat; mung siji tur dirumat. Selain menjadi penasehat, punakawan akan menjadi penolong dan juru selamat/pelindung tatkala para satria momongannya dalam keadaan bahaya.<br />
<br />
Dalam cerita pewayangan Ki Lurah Semar jumeneng sebagai seorang Begawan, namun ia sekaligus sebagai simbol rakyat jelata. Maka Ki Lurah Semar juga dijuluki manusia setengah dewa. Dalam perspektif spiritual, Ki Lurah Semar mewakili watak yang sederhana, tenang, rendah hati, tulus, tidak munafik, tidak pernah terlalu sedih dan tidak pernah tertawa terlalu riang. Keadaan mentalnya sangat matang, tidak kagetan dan tidak gumunan. Ki Lurah Semar bagaikan air tenang yang menghanyutkan, di balik ketenangan sikapnya tersimpan kejeniusan, ketajaman batin, kaya pengalaman hidup dan ilmu pengetahuan. Ki Lurah Semar menggambarkan figur yang sabar, tulus, pengasih, pemelihara kebaikan, penjaga kebenaran dan menghindari perbuatan dur-angkara. Ki Lurah Semar juga dijuluki Badranaya, artinya badra adalah rembulan, naya wajah. Atau Nayantaka, naya adalah wajah, taka : pucat. Keduanya berarti menyimbolkan bahwa Semar memiliki watak rembulan (lihat thread: Pusaka Hasta Brata). Dan seorang figur yang memiliki wajah pucat, artinya Semar tidak mengumbar hawa nafsu. Semareka den prayitna: semare artinya menidurkan diri, agar supaya batinnya selalu awas. Maka yang ditidurkan adalah panca inderanya dari gejolak api atau nafsu negatif. Inilah nilai di balik kalimat wani mati sajroning urip (berani mati di dalam hidup). Perbuatannya selalu netepi kodrat Hyang Widhi (pasrah), dengan cara mematikan hawa nafsu negatif. Sikap demikian akan diartikulasikan ke dalam sikap watak wantun kita sehari-hari dalam pergaulan, “pucat’ dingin tidak mudah emosi, tenang dan berwibawa, tidak gusar dan gentar jika dicaci-maki, tidak lupa diri jika dipuji, sebagaimana watak Badranaya atau wajah rembulan.<br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;">2. Nala Gareng</span></b><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgchpw7BnM7Z2P-alE25pdjrNqjh2yU7Qclwc-7eHpIiEe_zhsqXriYCEG5prsoXoyHwJiuGZ_VkZNJDy1O_G3tfWCJGo6sXmRkfB3ccRhxD0tgJV9CVs5HoBVw_JY4Qyob43bJTAm5Ep4/s1600/Gareng.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgchpw7BnM7Z2P-alE25pdjrNqjh2yU7Qclwc-7eHpIiEe_zhsqXriYCEG5prsoXoyHwJiuGZ_VkZNJDy1O_G3tfWCJGo6sXmRkfB3ccRhxD0tgJV9CVs5HoBVw_JY4Qyob43bJTAm5Ep4/s200/Gareng.jpg" width="115" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMqLAgGmfIZgv8yIU1TFOlOVg0umRYu38EnbM0l5w2t0UO5lmNs7Vy94iiRmS-Z-PN6m1v6D3M0Bhb7wmKlQsXl_pgsccMRNRofKYFWtJYzPoascB7O-rYfbx_s9p0mHoo7BwHS3prPe4/s1600/Petruk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div> Nala adalah hati, Gareng (garing) berarti kering, atau gering, yang berarti menderita. Nala Gareng berarti hati yang menderita. Maknanya adalah perlambang “laku” prihatin. Namun Nala Gareng diterjemahkan pula sebagai kebulatan tekad. Dalam serat Wedhatama disebutkan gumeleng agolong-gilig. Merupakan suatu tekad bulat yang selalu mengarahkan setiap perbuatannya bukan untuk pamrih apapun, melainkan hanya untuk netepi kodrat Hyang Manon. Nala Gareng menjadi simbol duka-cita, kesedihan, nelangsa. Sebagaimana yang tampak dalam wujud fisik Nala Gareng merupakan sekumpulan simbol yang menyiratkan makna sbb:<br />
<br />
Mata Juling:<br />
<br />
Mata sebelah kiri mengarah keatas dan ke samping. Maknanya Nala Gareng selalu memusatkan batinnya kepada Hyang Widhi.<br />
<br />
Lengan Bengkok atau cekot/ceko :<br />
<br />
Melambangkan bahwasannya manusia tak akan bisa berbuat apa-apa bila tidak berada pada kodrat atau kehendak Hayng Widhi.<br />
<br />
Kaki Pincang, jika berjalan sambil jinjit :<br />
<br />
Artinya Nala Gareng merupakan manusia yang sangat berhati-hati dalam melangkah atau dalam mengambil keputusan. Keadaan fisik nala Gareng yang tidak sempurna ini mengingatkan bahwa manusia harus bersikap awas dan hati-hati dalam menjalani kehidupan ini karena sadar akan sifat dasar manusia yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan.<br />
<br />
Mulut Gareng :<br />
<br />
Mulut gareng berbentuk aneh dan lucu, melambangkan ia tidak pandai bicara, kadang bicaranya sasar-susur (belepotan) tak karuan. Bicara dan sikapnya serba salah, karena tidak merasa percaya diri. Namun demikian Nala Gareng banyak memiliki teman, baik di pihak kawan maupun lawan. Inilah kelebihan Nala Gareng, yang menjadi sangat bermanfaat dalam urusan negosiasi dan mencari relasi, sehingga Nala Gareng sering berperan sebagai juru damai, dan sebagai pembuka jalan untuk negosiasi. Justru dengan banyaknya kekurangan pada dirinya tersebut, Nala Gareng sering terhindar dari celaka dan marabahaya.<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;">3. Petruk Kanthong Bolong</span></b><br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMqLAgGmfIZgv8yIU1TFOlOVg0umRYu38EnbM0l5w2t0UO5lmNs7Vy94iiRmS-Z-PN6m1v6D3M0Bhb7wmKlQsXl_pgsccMRNRofKYFWtJYzPoascB7O-rYfbx_s9p0mHoo7BwHS3prPe4/s1600/Petruk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMqLAgGmfIZgv8yIU1TFOlOVg0umRYu38EnbM0l5w2t0UO5lmNs7Vy94iiRmS-Z-PN6m1v6D3M0Bhb7wmKlQsXl_pgsccMRNRofKYFWtJYzPoascB7O-rYfbx_s9p0mHoo7BwHS3prPe4/s200/Petruk.jpg" width="200" /></a></div><br />
Ki Lurah Petruk adalah putra dari Gandarwa Raja yang diambil anak oleh Ki Lurah Semar. Petruk memiliki nama alias, yakni Dawala. Dawa artinya panjang, la, artinya ala atau jelek. Sudah panjang, tampilan fisiknya jelek. Hidung, telinga, mulut, kaki, dan tangannya panjang. Namun jangan gegabah menilai, karena Lurah Petruk adalah jalma tan kena kinira, biar jelek secara fisik tetapi ia sosok yang tidak bisa diduga-kira. Gambaran ini merupakan pralambang akan tabiat Ki Lurah Petruk yang panjang pikirannya, artinya Petruk tidak grusah-grusuh (gegabah) dalam bertindak, ia akan menghitung secara cermat untung rugi, atau resiko akan suatu rencana dan perbuatan yang akan dilakukan. Petruk Kanthong Bolong, menggambarkan bahwa Petruk memiliki kesabaran yang sangat luas, hatinya bak samodra, hatinya longgar, plong dan perasaannya bolong tidak ada yang disembunyikan, tidak suka menggerutu dan ngedumel.<br />
Petruk Kanthong Bolong wajahnya selalu tersenyum, bahkan pada saat sedang berduka pun selalu menampakkan wajah yang ramah dan murah senyum dengan penuh ketulusan. Petruk mampu menyembunyikan kesedihannya sendiri di hadapan para kesatria bendharanya. Sehingga kehadiran petruk benar-benar membangkitkan semangat dan kebahagiaan tersendiri di tengah kesedihan. Prinsip “laku” hidup Ki Lurah Petruk adalah kebenaran, kejujuran dan kepolosan dalam menjalani kehidupan. Bersama semua anggota Punakawan, Lurah Petruk membantu para kesatria Pandhawa Lima (terutama Raden Arjuna) dalam perjuangannya menegakkan kebenaran dan keadilan.<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;">4. Bagong</span></b><br />
<br />
Bagong adalah anak ketiga Ki Lurah Semar. Secara filosofi Bagong adalah bayangan Semar. Sewaktu Semar mendapatkan tugas mulia dari Hyang Manon, untuk mengasuh para kesatria yang baik, Semar memohon didampingi seorang teman. Permohonan Semar dikabulkan Hyang Maha Tunggal, dan ternyata seorang teman tersebut diambil dari bayangan Semar sendiri. Setelah bayangan Semar menjadi manusia berkulit hitam seperti rupa bayangan Semar, maka diberi nama Bagong. Sebagaimana Semar, bayangan Semar tersebut sebagai manusia berwatak lugu dan teramat sederhana, namun memiliki ketabahan hati yang luar biasa. Ia tahan menanggung malu, dirundung sedih, dan tidak mudah kaget serta heran jika menghadapi situasi yang genting maupun menyenangkan. Penampilan dan lagak Lurah Bagong seperti orang dungu. Meskipun demikian Bagong adalah sosok yang tangguh, selalu beruntung dan disayang tuan-tuannya. Maka Bagong termasuk punakawan yang dihormati, dipercaya dan mendapat tempat di hati para kesatria. Istilahnya bagong diposisikan sebagai bala tengen, atau pasukan kanan, yakni berada dalam jalur kebenaran dan selalu disayang majikan dan Tuhan.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-51808015799943711122012-02-03T01:35:00.000-08:002012-02-03T01:35:02.345-08:00SEJARAH ISLAM: WALISONGO CINA<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<b>Walisongo</b> atau <b>Walisanga</b> dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-17. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.<br />
<div class="MsoNormal"> <br />
Era <b>Walisongo</b> adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para <b>Walisongo</b> ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.<br />
<br />
Daftar isi:<br />
1. Arti <b>Walisongo</b><br />
2. Nama-nama <b>Walisongo</b><br />
3. Tokoh pendahulu <b>Walisongo</b><br />
4. Teori Keturunan Hadramaut<br />
5. Teori Keturunan Cina<br />
6. Sumber tertulis tentang <b>Walisongo</b><br />
7. Lihat pula<br />
8. Pranala luar<br />
9. Referensi<br />
<br />
<b>1. Arti Walisongo</b><br />
<br />
Ada beberapa pendapat mengenai arti <b>Walisongo</b>. Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.<br />
<br />
Pendapat lain yang mengatakan bahwa <b>Walisongo</b> ini adalah sebuah dewan yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) pada tahun 1474. Saat itu dewan <b><span style="color: #cc33cc;">Walisongo beranggotakan Raden Hasan (Pangeran Bintara); Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang, putra pertama dari Sunan Ampel); Qasim (Sunan Drajad, putra kedua dari Sunan Ampel); Usman Haji (Pangeran Ngudung, ayah dari Sunan Kudus); Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri, putra dari Maulana Ishaq); Syekh Suta Maharaja; Raden Hamzah (Pangeran Tumapel) dan Raden Mahmud.<br />
</span></b><br />
Para <b>Walisongo</b> adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.<br />
<br />
<b>2. Nama-nama Walisongo</b><br />
<br />
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa saja yang termasuk sebagai <b>Walisongo</b>, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota <b>Walisongo</b> yang paling terkenal, yaitu:<br />
<b><i><u><br />
* Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim<br />
* Sunan Ampel atau Raden Rahmat<br />
* Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim<br />
<br />
* Sunan Drajat atau Raden Qasim<br />
* Sunan Kudus atau Jaffar Shadiq<br />
* Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin<br />
<br />
* Sunan Kalijaga atau Raden Said<br />
* Sunan Muria atau Raden Umar Said<br />
* Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah</u></i></b><br />
<br />
Para <b>Walisongo</b> tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga karena pernikahan atau dalam hubungan guru-murid.<br />
<br />
<b>2. 1. Maulana Malik Ibrahim<br />
</b><br />
<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sunan Gresik<br />
<br />
Makam Maulana Malik Ibrahim, desa Gapura, Gresik, Jawa Timur<br />
<br />
Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-11 dari Husain bin Ali. Ia disebut juga Sunan Gresik, Syekh Maghribi, atau terkadang Makhdum Ibrahim As-Samarqandy. Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-Samarqandy.[1] Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.<br />
<br />
Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.<br />
<br />
<b>2. 2. Sunan Ampel</b><br />
<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Foto Sunan Ampel<br />
<br />
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-12 dari Husain bin Ali, menurut riwayat adalah putra Maulana Malik Ibrahim dan seorang putri Champa. Ia disebutkan masih berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari Brawijaya raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang dan Sunan Kudus adalah anak-anaknya, sedangkan Sunan Drajat adalah cucunya. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.<br />
<br />
<b>2. 2. 1. Sunan Bonang</b><br />
<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
<br />
Bonang, sederetan gong kecil diletakkan horisontal.<br />
<br />
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-13 dari Husain bin Ali. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525.<br />
<br />
2. 2. 2. Sunan Drajat<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-13 dari Husain bin Ali. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat wafat pada 1522.<br />
<br />
2. 3. Sunan Kudus<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah adik dari Sunan Bonang. Sunan Kudus adalah keturunan ke-14 dari Husain bin Ali. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Diantara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.<br />
<br />
2. 4. Sunan Giri<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-12 dari Husain bin Ali, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.<br />
<br />
2. 5. Sunan Kalijaga<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.<br />
<br />
2. 5. 1. Sunan Muria<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung.<br />
<br />
2. 6. Sunan Gunung Jati<br />
<img alt="Image" border="0" height="32" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" width="32" /><br />
Gapura Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat<br />
<br />
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Syekh Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.<br />
<br />
<b>3. Tokoh pendahulu Walisongo<br />
3. 1. Syekh Jumadil Qubro</b><br />
<br />
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Syekh Jumadil Qubro<br />
<br />
Syekh Jumadil Qubro adalah tokoh yang sering disebutkan dalam berbagai babad dan cerita rakyat sebagai salah seorang pelopor penyebaran Islam di tanah Jawa. Ia umumnya dianggap bukan keturunan Jawa, melainkan berasal dari Asia Tengah. Terdapat beberapa versi babad yang meyakini bahwa ia adalah keturunan ke-10 dari Husain bin Ali, yaitu cucu Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Martin van Bruinessen (1994) menyatakan bahwa ia adalah tokoh yang sama dengan Jamaluddin Akbar (lihat keterangan Syekh Maulana Akbar di bawah).<br />
<br />
Sebagian babad berpendapat bahwa Syekh Jumadil Qubro memiliki dua anak, yaitu Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dan Maulana Ishaq, yang bersama-sama dengannya datang ke pulau Jawa. Syekh Jumadil Qubro kemudian tetap di Jawa, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, dan adiknya Maulana Ishaq mengislamkan Samudera Pasai. Dengan demikian, beberapa Walisongo yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucunya; sedangkan Sunan Bonang, Sunan Drajad dan Sunan Kudus adalah cicitnya. Hal tersebut menyebabkan adanya pendapat yang mengatakan bahwa para Walisongo merupakan keturunan etnis Uzbek yang dominan di Asia Tengah, selain kemungkinan lainnya yaitu etnis Persia, Gujarat, ataupun Hadramaut.<br />
<br />
Makamnya terdapat di beberapa tempat yaitu di Semarang, Trowulan, atau di desa Turgo (dekat Pelawangan), Yogyakarta. Belum diketahui yang mana yang betul-betul merupakan kuburnya.[2]<br />
<br />
<b>3. 2. Syekh Maulana Akbar</b><br />
<br />
Syekh Maulana Akbar adalah adalah seorang tokoh di abad 14-15 yang dianggap merupakan pelopor penyebaran Islam di tanah Jawa. Nama lainnya ialah Syekh Jamaluddin Akbar dari Gujarat, dan ia kemungkinan besar adalah juga tokoh yang dipanggil dengan nama Syekh Jumadil Kubro, sebagaimana tersebut di atas. Hal ini adalah menurut penelitian Martin van Bruinessen (1994), yang menyatakan bahwa nama Jumadil Kubro (atau Jumadil Qubro) sesungguhnya adalah hasil perubahan hyper-correct atas nama Jamaluddin Akbar oleh masyarakat Jawa.[3]<br />
<br />
Silsilah Syekh Maulana Akbar (Jamaluddin Akbar) dari Nabi Muhammad SAW umumnya dinyatakan sebagai berikut: Sayyidina Husain, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar-Rummi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Jalal Syah, dan Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar).<br />
<br />
Menurut cerita rakyat, sebagian besar <b>Walisongo</b> memiliki hubungan atau berasal dari keturunan Syekh Maulana Akbar ini. Tiga putranya yang disebutkan meneruskan dakwah di Asia Tenggara; adalah Ibrahim Akbar (atau Ibrahim as-Samarkandi) ayah Sunan Ampel yang berdakwah di Champa dan Gresik, Ali Nuralam Akbar kakek Sunan Gunung Jati yang berdakwah di Pasai, dan Zainal Alam Barakat.<br />
<br />
Penulis asal Bandung Muhammad Al Baqir dalam Tarjamah Risalatul Muawanah (Thariqah Menuju Kebahagiaan) memasukkan beragam catatan kaki dari riwayat-riwayat lama tentang kedatangan para mubaligh Arab ke Asia Tenggara. Ia berkesimpulan bahwa cerita rakyat tentang Syekh Maulana Akbar yang sempat mengunjungi Nusantara dan wafat di Wajo, Makasar (dinamakan masyarakat setempat makam Kramat Mekkah), belum dapat dikonfirmasikan dengan sumber sejarah lain. Selain itu juga terdapat riwayat turun-temurun tarekat Sufi di Jawa Barat, yang menyebutkan bahwa Syekh Maulana Akbar wafat dan dimakamkan di Cirebon, meskipun juga belum dapat diperkuat sumber sejarah lainnya.<br />
<br />
<b>3. 3. Syekh Quro</b><br />
<br />
Syekh Quro adalah pendiri pesantren pertama di Jawa Barat, yaitu pesantren Quro di Tanjungpura, Karawang pada tahun 1428.[4]<br />
<br />
Nama aslinya Syekh Quro ialah Hasanuddin. Beberapa babad menyebutkan bahwa ia adalah muballigh (penyebar agama} asal Mekkah, yang berdakwah di daerah Karawang. Ia diperkirakan datang dari Champa atau kini Vietnam selatan. Sebagian cerita menyatakan bahwa ia turut dalam pelayaran armada Cheng Ho, saat armada tersebut tiba di daerah Tanjung Pura, Karawang.<br />
<br />
Syekh Quro sebagai guru dari Nyai Subang Larang, anak Ki Gedeng Tapa penguasa Cirebon. Nyai Subang Larang yang cantik dan halus budinya, kemudian dinikahi oleh Raden Manahrasa dari wangsa Siliwangi, yang setelah menjadi raja Kerajaan Pajajaran bergelar Sri Baduga Maharaja. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Pangeran Kian Santang yang selanjutnya menjadi penyebar agama Islam di Jawa Barat.<br />
<br />
Makam Syekh Quro terdapat di desa Pulo Kalapa, Lemahabang, Karawang.<br />
<br />
<b>3. 4. Syekh Datuk Kahfi</b><br />
<br />
Syekh Datuk Kahfi adalah muballigh asal Baghdad memilih markas di pelabuhan Muara Jati, yaitu kota Cirebon sekarang. Ia bernama asli Idhafi Mahdi.<br />
<br />
Majelis pengajiannya menjadi terkenal karena didatangi oleh Nyai Rara Santang dan Kian Santang (Pangeran Cakrabuwana), yang merupakan putra-putri Nyai Subang Larang dari pernikahannya dengan raja Pajajaran dari wangsa Siliwangi. Di tempat pengajian inilah tampaknya Nyai Rara Santang bertemu atau dipertemukan dengan Syarif Abdullah, cucu Syekh Maulana Akbar Gujarat. Setelah mereka menikah, lahirlah Raden Syarif Hidayatullah kemudian hari dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.<br />
<br />
Makam Syekh Datuk Kahfi ada di Gunung Jati, satu komplek dengan makam Sunan Gunung Jati.<br />
<br />
<b>3. 5. Syekh Khaliqul Idrus</b><br />
<br />
Syekh Khaliqul Idrus adalah seorang muballigh Parsi yang berdakwah di Jepara. Menurut suatu penelitian, ia diperkirakan adalah Syekh Abdul Khaliq, dengan laqob Al-Idrus, anak dari Syekh Muhammad Al-Alsiy yang wafat di Isfahan, Parsi.<br />
<br />
Syekh Khaliqul Idrus di Jepara menikahi salah seorang cucu Syekh Maulana Akbar yang kemudian melahirkan Raden Muhammad Yunus. Raden Muhammad Yunus kemudian menikahi salah seorang putri Majapahit hingga mendapat gelar Wong Agung Jepara. Pernikahan Raden Muhammad Yunus dengan putri Majapahit di Jepara ini kemudian melahirkan Raden Abdul Qadir yang menjadi menantu Raden Patah, bergelar Adipati Bin Yunus atau Pati Unus. Setelah gugur di Malaka 1521, Pati Unus dipanggil dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. [5]<br />
<br />
<b>4. Teori Keturunan Hadramaut</b><br />
<br />
Walaupun masih ada pendapat yang menyebut Walisongo adalah keturunan Samarkand (Asia Tengah), Champa atau tempat lainnya, namun tampaknya tempat-tampat tersebut lebih merupakan jalur penyebaran para mubaligh daripada merupakan asal-muasal mereka yang sebagian besar adalah kaum Sayyid atau Syarif. Beberapa argumentasi yang diberikan oleh Muhammad Al Baqir, dalam bukunya Thariqah Menuju Kebahagiaan, mendukung bahwa Walisongo adalah keturunan Hadramaut:<br />
<br />
* L.W.C van den Berg, Islamolog dan ahli hukum Belanda yang mengadakan riset pada 1884-1886, dalam bukunya Le Hadhramout et les colonies arabes dans l'archipel Indien (1886)[6] mengatakan:<br />
<br />
”Adapun hasil nyata dalam penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang Sayyid Syarif. Dengan perantaraan mereka agama Islam tersiar di antara raja-raja Hindu di Jawa dan lainnya. Selain dari mereka ini, walaupun ada juga suku-suku lain Hadramaut (yang bukan golongan Sayyid Syarif), tetapi mereka ini tidak meninggalkan pengaruh sebesar itu. Hal ini disebabkan mereka (kaum Sayyid Syarif) adalah keturunan dari tokoh pembawa Islam (Nabi Muhammad SAW).”<br />
<br />
* van den Berg juga menulis dalam buku yang sama (hal 192-204):<br />
<br />
”Pada abad ke-15, di Jawa sudah terdapat penduduk bangsa Arab atau keturunannya, yaitu sesudah masa kerajaan Majapahit yang kuat itu. Orang-orang Arab bercampul-gaul dengan penduduk, dan sebagian mereka mempuyai jabatan-jabatan tinggi. Mereka terikat dengan pergaulan dan kekeluargaan tingkat atasan. Rupanya pembesar-pembesar Hindu di kepulauan Hindia telah terpengaruh oleh sifat-sifat keahlian Arab, oleh karena sebagian besar mereka berketurunan pendiri Islam (Nabi Muhammad SAW). Orang-orang Arab Hadramawt (Hadramaut) membawa kepada orang-orang Hindu pikiran baru yang diteruskan oleh peranakan-peranakan Arab, mengikuti jejak nenek moyangnya."<br />
Pernyataan van den Berg spesifik menyebut abad ke-15, yang merupakan abad spesifik kedatangan atau kelahiran sebagian besar Walisongo di pulau Jawa. Abad ke-15 ini jauh lebih awal dari abad ke-18 yang merupakan saat kedatangan gelombang berikutnya, yaitu kaum Hadramaut yang bermarga Assegaf, Al Habsyi, Al Hadad, Alaydrus, Alatas, Al Jufri, Syihab, Syahab dan banyak marga Hadramaut lainnya.<br />
<br />
* Hingga saat ini umat Islam di Hadramaut sebagian besar bermadzhab Syafi’i, sama seperti mayoritas di Srilangka, pesisir India Barat (Gujarat dan Malabar), Malaysia dan Indonesia. Bandingkan dengan umat Islam di Uzbekistan dan seluruh Asia Tengah, Pakistan dan India pedalaman (non-pesisir) yang sebagian besar bermadzhab Hanafi.<br />
* Kesamaan dalam pengamalan madzhab Syafi'i bercorak tasawuf dan mengutamakan Ahlul Bait; seperti mengadakan Maulid, membaca Diba & Barzanji, beragam Shalawat Nabi, doa Nur Nubuwwah dan banyak amalan lainnya hanya terdapat di Hadramaut, Mesir, Gujarat, Malabar, Srilangka, Sulu & Mindanao, Malaysia dan Indonesia. Kitab fiqh Syafi’i Fathul Muin yang populer di Indonesia dikarang oleh Zainuddin Al Malabary dari Malabar, isinya memasukkan pendapat-pendapat baik kaum Fuqaha maupun kaum Sufi. Hal tersebut mengindikasikan kesamaan sumber yaitu Hadramaut, karena Hadramaut adalah sumber pertama dalam sejarah Islam yang menggabungkan fiqh Syafi'i dengan pengamalan tasawuf dan pengutamaan Ahlul Bait.<br />
* Di abad ke-15, raja-raja Jawa yang berkerabat dengan <b>Walisongo</b> seperti Raden Patah dan Pati Unus sama-sama menggunakan gelar Alam Akbar. Gelar tersebut juga merupakan gelar yang sering dikenakan oleh keluarga besar Jamaluddin Akbar di Gujarat pada abad ke-14, yaitu cucu keluarga besar Azhamat Khan (atau Abdullah Khan) bin Abdul Malik bin Alwi, seorang anak dari Muhammad Shahib Mirbath ulama besar Hadramaut abad ke-13. Keluarga besar ini terkenal sebagai mubaligh musafir yang berdakwah jauh hingga pelosok Asia Tenggara, dan mempunyai putra-putra dan cucu-cucu yang banyak menggunakan nama Akbar, seperti Zainal Akbar, Ibrahim Akbar, Ali Akbar, Nuralam Akbar dan banyak lainnya.<br />
<br />
<b>5. Teori Keturunan Cina</b><br />
<br />
Sejarawan Slamet Muljana mengundang kontroversi dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa (1968), dengan menyatakan bahwa Walisongo adalah keturunan Tionghoa Indonesia.[rujukan?] Pendapat tersebut mengundang reaksi keras masyarakat yang berpendapat bahwa <b>Walisongo</b> adalah keturunan Arab-Indonesia. Pemerintah Orde Baru sempat melarang terbitnya buku tersebut.<br />
<br />
Referensi-referensi yang menyatakan dugaan bahwa Walisongo berasal dari atau keturunan Tionghoa sampai saat ini masih merupakan hal yang kontroversial. Referensi yang dimaksud hanya dapat diuji melalui sumber akademik yang berasal dari Slamet Muljana, yang merujuk kepada tulisan Mangaraja Onggang Parlindungan, yang kemudian merujuk kepada seseorang yang bernama Resident Poortman. Namun, Resident Poortman hingga sekarang belum bisa diketahui identitasnya serta kredibilitasnya sebagai sejarawan, misalnya bila dibandingkan dengan Snouck Hurgronje dan L.W.C. van den Berg. Sejarawan Belanda masa kini yang banyak mengkaji sejarah Islam di Indonesia yaitu Martin van Bruinessen, bahkan tak pernah sekalipun menyebut nama Poortman dalam buku-bukunya yang diakui sangat detail dan banyak dijadikan referensi.<br />
<br />
Salah satu ulasan atas tulisan H.J. de Graaf, Th.G.Th. Pigeaud, M.C. Ricklefs berjudul Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th Centuries adalah yang ditulis oleh Russell Jones. Di sana, ia meragukan pula tentang keberadaan seorang Poortman. Bila orang itu ada dan bukan bernama lain, seharusnya dapat dengan mudah dibuktikan mengingat ceritanya yang cukup lengkap dalam tulisan Parlindungan [7].<br />
<br />
<b>6. Sumber tertulis tentang Walisongo</b><br />
<br />
1. Terdapat beberapa sumber tertulis masyarakat Jawa tentang <b>Walisongo</b>, antara lain <b>Serat Walisanga karya Ranggawarsita</b> pada abad ke-19, <b>Kitab Walisongo karya Sunan Dalem</b> (Sunan Giri II) yang merupakan anak dari Sunan Giri, dan juga diceritakan cukup banyak dalam <b>Babad Tanah Jawi</b>.<br />
2. Mantan Mufti Johor Sayyid `Alwî b. Tâhir b. `Abdallâh al-Haddâd (meninggal tahun 1962) juga meninggalkan tulisan yang berjudul Sejarah perkembangan Islam di Timur Jauh (Jakarta: Al-Maktab ad-Daimi, 1957). Ia menukil keterangan diantaranya dari Haji `Ali bin Khairuddin, dalam karyanya Ketrangan kedatangan bungsu (sic!) Arab ke tanah Jawi sangking Hadramaut.<br />
3. Dalam penulisan sejarah para keturunan Bani Alawi seperti al-Jawahir al-Saniyyah oleh Sayyid Ali bin Abu Bakar Sakran, 'Umdat al-Talib oleh al-Dawudi, dan Syams al-Zahirah oleh Sayyid Abdul Rahman Al-Masyhur; juga terdapat pembahasan mengenai leluhur Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Bonang dan Sunan Gresik.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-21803691518011600442012-02-03T01:29:00.005-08:002012-02-03T01:29:46.986-08:00Sejarah Hidup Muhammad<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Oleh Muhammad Husain Haekal</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><h4 style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perkenalan.html">KATA PERKENALAN</a></h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar)<b> </b></div><h4 style="text-align: justify;">PRAKATA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lingkungan kekuasaan Islam yang pertama -<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html#xli">xli</a>; Islam dan Nasrani - xliii; Kaum Muslimin dan Isa - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html#xliii">xliii</a>; Orang-orang Kristen yang fanatik dan Muhammad - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html#xlv">xlv</a>; Dasar-dasar yang sederhana dalam kedua agama - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html#xlvi">xlvi</a>; Perbedaan Tauhid dan Trinitas -<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html#xlvii">xlvii</a>; Kaum Nasrani mengajak Nabi berdebat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html#xlviii">xlviii</a>; Masalah penyaliban Almasih - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html#li">li</a>; Rumawi dan kaum Muslimin - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html#lii">lii</a>; Penulis-penulis Kristen dan Muhammad - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html#liii">lii</a>; Sebab permusuhan Islam-Kristen - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lv">lv</a>; Kristen tidak sesuai dengan watak Barat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lvi">lvi</a>; Penjajahan dan propaganda anti Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lviii">lviii</a>; Islam dan apa yang terjadi dengan umat Islam -<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lviii-2">lviii</a>; Sikap jumud di kalangan pemuda - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html#lix">lix</a>; Ilmu dan literatur Barat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lx">lx</a>; Usaha-usaha modernisasi dunia Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxi">lxi</a>; Misi penginjil dan golongan yang berpikiran beku - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxii">lxii</a>; Terpikir akan menulis buku ini - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxiii">lxiii</a>; Qur'an sumber yang paling otentik - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html#lxiii">lxiii</a>; Konsultasi yang tepat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html#lxiv">lxiv</a>; Dalam batas-batas biografi, tidak lebih - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html#lxvi">lxvi</a>; Penyelidikan berguna bagi seluruh umat manusia - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html#lxviii">lxviii</a>.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka4.html"><b>Bagian 4</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka5.html"><b>Bagian 5</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pustaka6.html"><b>Bagian 6</b></a>.</div><h4 style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar1.html">PENGANTAR CETAKAN KEDUA</a></h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pembela-pembela Orientalis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxiv">lxxiv</a>; Sebab-sebab kesalahan Orientalis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxvi">lxxvi</a>; Buku biografi penulis-penulis Islam sebagai pegangan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxvi-2">lxxvi</a>; Orientalis dan ketentuan-ketentuan agama - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar2.html#lxxviii">lxxviii</a>; Qur'an tidak diubah-ubah - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxviii">lxxviii</a>; Pendapat Muir - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxx">lxxx</a>; Penulisan Qur'an pada zaman Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxxi">lxxxi</a>; Bila berselisih kembali kepada Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxxii">lxxxii</a>; Pengumpulan Qur'an langkah pertama - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar3.html#lxxxiii">lxxxiii</a>; Mushaf Usman - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#lxxxiv">lxxxiv</a>; Persatuan Islam zaman Usman - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#lxxxv">lxxxv</a>; Mushaf Usman cermat dan lengkap - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#lxxxvi">lxxxvi</a>; Cara yang sebenarnya dalam mengadakan penyelidikan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar4.html#xc">xc</a>; Fitnah sekitar ayan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xci">xci</a>; Kembali kepada ilmu pengetahuan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xcii">xcii</a>; Kadang ilmu yang tidak cukup - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xciii">xciii</a>; Menyerang Muhammad karena gagal menyerang ajarannya - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar5.html#xcv">xcv</a>; Pertimbangan mereka yang aktif dalam soal-soal Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar6.html#xcvii">xcvii</a>; Selawat kepada Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar6.html#xcviii">xcviii</a>; Menangkis kecaman - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar6.html#c">c</a>; Buku-buku sejarah dan buku-buku hadis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#c">c</a>; Kontradiksi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#ci">ci</a>; Faktor waktu, ketika cerita itu ditulis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#ciii">ciii</a>; Pengaruh pertentangan politik dalam dunia Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#civ">civ</a>; Penghimpunan hadis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#civ-2">civ</a>; Kriterium yang sebenarnya tentang Hadis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#cv">cv</a>; Penghimpunan hadis pada masa Ma'mun - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar7.html#cvii">cvii</a>; Cerita-cerita tidak masuk akal dan tidak ilmiah - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cx">cx</a>; Qur'an dan mujizat - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cx-2">cx</a>; Mujizat terbesar - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cxi">cxi</a>; Iman menurut pemuka-pemuka Islam - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cxiii">cxiii</a>; Orang-orang mukmin pada masa Nabi - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar8.html#cxiii-2">cxiii</a>; Gharaniq dan Tabuk - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxiv">cxiv</a>; Metoda saya dalam penyelidikan ini - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxvi">cxvi</a>; Penyelidikan-penyelidikan Orientalis - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxviii">cxviii</a>; Kaum Muslimin dan penyelidikan - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengantar9.html#cxix">cxix</a>.</div><h4 style="text-align: justify;">PENGANTAR CETAKAN KETIGA</h4><h4 style="text-align: justify;">I. <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html">ARAB PRA-ISLAM</a></h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#1">Sumber peradaban pertama</a> - 1; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#2">Laut Tengah dan Laut Merah</a> - 2; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#3">Agama-agama Kristen dan Majusi</a> - 3; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#4">Bizantium pewaris Rumawi</a> - 4; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#4a">Sekta-sekta Kristen dan pertentangannya</a> - 4; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html#6">Majusi Persia di Jazirah Arab</a> - 6; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#7">Antara dua kekuatan</a> - 7; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#7a">Letak geografis Semenanjung Arab</a> - 7; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#7a">Tidak dikenal, selain Yaman</a> - 8; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#8">Raja sahara</a> - 8; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#9">Lalu lintas kafilah</a> 9; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#9a">Kekuatan Persia di Yaman</a> - 9; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#9a">Yaman dan peradabannya</a> - 10; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html#11">Judaisma dan Kristen di Yaman</a> -11; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam3.html#18">Sebabnya Jazirah bertahan pada paganisma</a> 18.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/PraIslam4.html"><b>Bagian 4</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">II. MEKAH KA'BAH DAN QURAISY</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html">Letak Mekah</a> - 24; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#24">Ibrahim dan Ismail</a> - 24; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#26">Kisah penyembelihan dan penebusan</a> - 26; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#29">Zamzam</a> - 29; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html#29a">Perkawinan Ismail dengan Jurhum</a> - 29; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html">Pembangunan Ka'bah</a> - 32; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html#35">Mekah di bawah Jurhum</a> - 35; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html#38">Qushayy dan anak-anaknya</a> - 38; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html#38a">Mekah di tangan Qushayy</a> - 38; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html">Hasyim dan Abd'l-Muttalib</a> - 39; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#39">Tugas-tugas duniawi dan agama di Mekah</a> - 39; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#42">Berziarah ke Mekah</a> - 42; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#43">Abdullah bin Abd'l-Muttalib</a> - 43; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#43a">Kisah penebusannya</a> - 43; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html#45">Kisah Abraha dan gajah</a> - 45.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Mekah4.html"><b>Bagian 4</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">III. MUHAMMAD: DARI KELAHIRAN SAMPAI PERKAWINANNYA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html">Perkawinan Abdullah dengan Aminah</a> - 52; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#53">Abdullah wafat</a> - 53; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#53a">Muhammad lahir</a> - 53; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#56">Disusukan oleh Keluarga Sa'd</a> - 56; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html#57">Kisah dua malaikat dan pembedahan dada</a> - 57; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#60">Lima tahun selama tinggal di pedalaman</a> - 60 ; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#60a">Di bawah asuhan Abd'l-Muttalib</a> - 60; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#61">Aminah wafat</a> - 61; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#62">Abd'l-Muttalib wafat</a> - 62; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#63">Di bawah asuhan Abu Talib</a> - 63; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#63a">Pergi ke Suria dalam usia duabelas tahun</a> - 63; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html#65">Perang Fijar</a> - 65; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#68">Menggembala kambing</a> - 68; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#71">Ke Suria membawa dagangan Khadijah</a> -71; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#73">Perkawinannya dengan Khadijah</a>- 73<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">IV. DARI PERKAWINAN SAMPAI MASA KERASULANNYA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html">Perawakan dan sifat-sifat Muhammad</a> - 75; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#77">Penduduk Mekah membangun Ka'bah</a> - 77; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#78">Putusan Muhammad tentang Hajar Aswad</a> - 78; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#80">Pemikir-pemikir Quraisy dan Paganisma</a> - 80; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#81">Putera-puteri Muhammad</a> - 81; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#82">Kematian putera-puterinya</a> - 82; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html#83">Perkawinan puteri-puterinya</a> - 83; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#85">Kecenderungan Muhammad menyendiri</a> - 85; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#86">Menjauhi dosa ke Gua Hira</a> - 86; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#88">Mimpi Hakiki</a> - 88; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html#89">Wahyu pertama</a> - 89.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Kawin2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">V. DARI MASA KERASULAN SAMPAI ISLAMNYA UMAR</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul1.html">Percakapan Khadijah dengan Waraga b. Naufal</a> -95; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul1.html#97">Wahyu terhenti</a> - 97; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#100">Islamnya Abu Bakr</a> - 100; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#101">Kaum Muslimin yang mula-mula</a> - 101; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#102">Ajakan Muhammad kepada keluarganya</a> - 102; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#105">Quraisy menghasut penyair-penyairnya terhadap Muhammad</a> - 105; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#107">Muhammad menista dewa-dewa Quraisy</a> - 107; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html#109">Utusan Quraisy kepada Abu Talib</a> - 109; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html">Kedudukan Muhammad terhadap pamannya</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html#110">Quraisy menyiksa kaum Muslimin</a> - 110; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html#118">Kaum Muslimin hijrah ke Abisinia</a> - 118; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul4.html#125">Islamnya Umar</a> - 125.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Rasul4.html"><b>Bagian 4</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">VI. CERITA GHARANIQ</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Cerita ini biasanya digunakan oleh ahli-ahli non-Islam untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an pernah tercemari oleh ayat-ayat setan. Haekal menjelaskan secara bagus didalam argumentasinya:<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq1.html#Kembali">Kembalinya mereka yang hijrah ke Abisinia</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq1.html#Gharaniq%20luhur">Gharaniq yang luhur</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq2.html#Orientalis">Orientalis-orientalis bertahan pada cerita ini</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq2.html#Pegangan">Pegangan mereka dalam hal ini</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq2.html#Alasan%20lemah">Lemahnya pegangan tersebut</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Gharaniq4.html#Tak%20diragukan">Cerita yang nyata-nyata dusta ini dibantah oleh penyelidikan ilmiah</a></div><h4 style="text-align: justify;">VlI. PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html">Umar mengumumkan keislamanannya dan Muslimin beribadat di Ka'bah</a> - 139; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#139">Piagam pemboikotan</a> - 139; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#140">Upaya-upaya Quraisy memerangi Muhammad</a> - 140; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#140a">Alat propaganda</a> - 140; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#142">Kefasihan yang mempesonakan</a> - 142; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#143">Jabr orang Nasrani</a> - 143; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html#144">Tufail ad-Adausi</a> - 144; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#145">Delegasi Nasrani</a> - 145; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#145a">Terpengaruhnya Quraisy pada ajakan yang baru</a> - 146; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#149">Kekuatiran-kekuatiran Quraisy: persaingan</a> - 149; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html#150">Kehilangan kedudukan di Mekah</a> - 150; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji3.html#151">Hari kebangkitan</a> - 151; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji3.html#155">Beberapa perbandingan</a> - 156.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Keji3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">VIII. DARI PELANGGARAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA'</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html">Muslimin lari dari Mekah ke celah-celah gunung</a> - 159; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#159">Tidak bergaul dengan orang kecuali dalam bulan-bulan suci</a> - 159; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#160">Zuhair dan kawan-kawannya membatalkan piagam</a> - 160; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#163">Abu Talib dan Khadijah wafat</a> - 163; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html#165">Gangguan Quraisy kepada Muhammad</a> - 165; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html">Kepergian Muhammad ke Ta'if dan penolakan Thaqif</a> - 166; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html#169">Menikah dengan Aisyah puteri Abu Bakr dan janda Sauda</a> - 169; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html#169a">Isra' dan Mi'raj</a> - 169.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">IX. IKRAR 'AQABA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html">Kabilah-kabilah menolak Muhammad secara kasar</a> - 181; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#182">Tanda kemenangan dari arah Yathrib</a> - 182; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#182a">Hubungan Yahudi dengan Aus dan Khazraj</a> - 182; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#184">Beberapa orang Yathrib masuk Islam</a> - 184; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#185">Perang Bu'ath</a> - 185; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#187">Ikrar 'Aqaba yang pertama</a> - 187; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#188">Mush'ab b. 'Umair</a> - 188; Kembali ke Mekah sesudah setahun - 188; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html#188a">Orang-orang Islam dari Yathrib</a> - 184; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#189">Ikrar 'Aqaba yang kedua</a> - 190; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#193">Beritanya di kalangan Quraisy</a> - 193; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#195">Muhammad mengijinkan Muslimin Mekah hijrah ke Yathrib</a> - 195 ; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html#196">Komplotan Quraisy mau membunuh Muhammad</a> - 196.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Aqaba2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">X. HIJRAH</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html">Perintah hijrah</a> - 199; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#200">Ali di tempat tidur Nabi</a> - 200; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#200a">Di gua Thaur</a> - 200; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#203">Berangkat ke Yathrib</a> - 203; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html#204">Cerita Suraqa b. Ju'syum</a> - 204; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html#207">Muslimin Medinah menantikan kedatangan Rasul</a> - 207; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html#208">Islam di Yathrib</a> - 208; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html#211">Muhammad memasuki Medinah</a> - 211.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hijrah2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XI. TAHUN PERTAMA DI YATHRIB</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html">Yathrib menyambut Muhajir Besar</a> - 213; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#214">Pembinaan mesjid dan tempat tinggal Nabi</a> - 214; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#215">Kebebasan beragama bagi seluruh penduduk Yathrib</a> - 215; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#217">Orang-orang Yahudi Medinah</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html#218">Muhammad mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshar</a> - 218; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#221">Perjanjiannya dengan Yahudi menetapkan kebebasan beragama</a> - 221; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#226">Perkawinan Muhammad dengan Aisyah</a> - 225; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#226a">Zakat dan Puasa</a> - 226; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#226b">Azan sembahyang</a> - 226; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html#228">Teladan dan ajaran-ajaran Muhammad</a> - 228; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib3.html#233">Kuatnya agama baru dan takutnya pihak Yahudi</a> - 233; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html">Kiblat dari al-Majid'l-Aqsha dialihkan. ke al-Masjid'l Haram</a> - 238; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html#239">Delegasi Nasrani Najran ke Medinah</a> - 239; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html#240">Pertemuan tiga agama di Yathrib</a> - 240; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html#242">Kaum Muslimin mempertimbangkan kedudukannya terhadap Quraisy</a> - 242.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Yathrib4.html"><b>Bagian 4</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XII. SATUAN-SATUAN DAN BENTROKAN-BENTROKAN PERTAMA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html">Politik Muslimin di Medinah dan satuan-satuan yang pertama</a> - 245; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#246">Nabi berangkat sendiri</a> - 246; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#247">Pendapat ahli-ahli sejarah tentang ekspedisi pertama</a> - 247; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#248">Pendapat kami tentang satuan-satuan ini</a> - 248; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#248a">Menyudutkan perdagangan Quraisy</a> - 248; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#250">Anshar dan perang Agresi</a> - 250; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#251">Watak penduduk Medinah</a> - 251; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#252">Menakut-nakuti Yahudi</a> - 252; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html#252a">Intrik-intrik Yahudi</a> - 252; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html">Islam dan Perang</a> - 253; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html#260">Orang-orang suci dalam Islam dan Kristen</a> - 260; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html#261">Islam agama kodrat</a> - 261.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bentrok2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XIII. PERANG BADR</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html">Keberangkatan Abu Sufyan ke Syam</a> - 262; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#263">Usaha Muslimin memotong jalan</a> - 263; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#269">Berangkat dengan sukses</a> - 269; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#269a">Perdagangan Abu Sufyan selamat</a> - 269; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html#269b">Quraisy dan Muslimin ragu-ragu akan berperang</a> - 270; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#271">Ditunggu kembalinya</a> - 271; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html">Quraisy mengetahui persiapan Muslimin</a> - 273; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#271a">Mereka berangkat ke Badr</a> - 271; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#273">Posisi kedua belah pihak di Badr</a> - 273; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#275">Doa Muhammad</a> 275; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html#277">Hilangnya keraguan</a> - 277; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr3.html#284">Semangat dan kemenangan Muslimin</a> - 284<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Badr4.html"><b>Bagian 4</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XIV. ANTARA BADR DAN UHUD</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html">Muslimin dan Yahudi</a> - 297; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html#300">Perang Qainuqa'</a> - 300; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html#301">Yahudi keluar dari Medinah</a> - 301; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html">Quraisy bergerak</a> - 303; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html#303">Ekspedisi Sawiq</a> - 303; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html#305">Kabilah-kabilah bergerak lalu melarikan diri</a> - 305; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html#308">Hancurnya Safwan b. Umayya</a> - 308.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/BadrUhud2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XV. PERANG UHUD</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html">Persiapan Quraisy di Mekah</a> - 311; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#311">Berangkat perang</a> - 311; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#312">Bagaimana Muhammad mengetahui</a> - 312; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#313">Muslimin bermusyawarah: bertahan di Medinah atau menyongsong musuh di luar</a> - 314; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#316">Kalah dan menang</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html#317">Nabi berangkat dari Medinah</a> - 317; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud2.html#318">Berhadapan dengan lawan</a> - 318; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud3.html#333">Abu Sufyan dan Quraisy kembali ke Mekah</a> - 334.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Uhud3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XVI. PENGARUH UHUD</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html">Politik Muhammad sesudah Uhud</a> - 335; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#336">Pasukan Abu Salama</a> - 336; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#337">Pasukan Abdullah b. 'Unais</a> - 337; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#337a">Peristiwa ar-Raji' (tahun 625)</a> - 337; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#339">Zaid b. Khubaib dibunuh</a> - 339; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#340">Orientalis diam saja</a> - 340; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html#342">Orang-orang Yahudi dan orang-orang Munafik di Medinah</a> - 342; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html">Yahudi berkomplot terhadap Muhammad</a> - 343; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#344">Abdullah b. Ubayy membakar semangat orang-orang Yahudi</a> - 344; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#345">Banu Nadzir dikepung</a> - 345; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#346">Exodus</a> - 346; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#348">Sekretaris Nabi</a> - 348; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#349">Badr terakhir</a> - 349; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#350">Ekspedisi Dhat'r-Riqa'</a> - 350; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html#351">Ekspedisi Duma'l-Jandal</a> - 351;<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pengaruh2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;"><a href="" name="IsteriNabi"></a>XVII . ISTERI-ISTERI NABI</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Haekal mengulas isteri-isteri Nabi Muhammad saw., terutama kepada Zainab, sebagai jawaban dari tuduhan kaum orientalis mengenai perkawinan nabi dengan Zainab.<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Teriakan%20%20orientalis">Teriakan Orientalis tentang Zainab bt. Jahsy</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Zainab%20menurut%20orientalis">Zainab menurut gambaran kaum Orientalis</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Undang-undang">Orang-orang besar tidak tunduk kepada undang-undang</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Penggambaran%20orientalis">Penggambaran Orientalis yang keliru</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri1.html#Kawin%20dengan%20Khadijah">Sampai usia 50 tahun hanya beristerikan Khadijah</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Keturunan%20Muhammad">Hanya Khadijah yang membawa keturunan</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Sauda%20bint%20Zamia">Perkawinan Sauda bt. Zam'a</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Penjelasan%20sejarah">Penelitian sejarah dan kesimpulannya Cerita Zainab bt. Jahsy</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Muhammad%20dengan%20Zainab">Kekeluargaan Muhammad dengan Zainab</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri2.html#Muhammad%20dengan%20Zainab">Melamarnya untuk Zaid dan penolakan Zainab</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html">Terpaksa menerima</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Zaid%20mengadu">Zaid mengadukan Zainab dan perceraian</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Hukum%20%20pengaduan">Hukum pengaduan dalam Islam</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Muhammad%20kawin%20dengan%20Zainab">Bagaimana Muhammad kawin dengan Zainab</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Versi%20orientalis">Bagaimana pendapat kaum Orientalis tentang cerita Zainab bt. Jahsy</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Isteri3.html#Muhammad%20menjunjung%20tinggi%20kedudukan%20wanita">Muhammad menjunjung tinggi kedudukan wanita</a></div><h4 style="text-align: justify;">XVIII. PERANG KHANDAQ BANU QURAIZA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html">Naluri orang-orang Arab dan kewaspadaan Muhammad</a> - 370; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#371">Permusuhan Yahudi yang sengit</a> - 371; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#372">Utusan Yahudi kepada Quraisy</a> - 372; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#372a">Yahudi lebih mengutamakan paganisma daripada Islam</a> - 372; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#373">Pendapat seorang Yahudi</a> - 373; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#373a">Yahudi menghasut orang Arab</a> - 373; - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#374">Muslimin gentar</a> - 374; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#375">Menggali parit sekitar Medinah</a> - 375; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#377">Quraisy terkejut melihat parit</a> - 377; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#377a">Musim dingin yang luar biasa</a> - 377; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html#378">Quraiza melanggar perjanjian</a> - 380; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#380">Utusan Muhammad kepada Quraiza</a> - 380; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#383">Yang menyerbu parit</a> - 383; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#384">Muslimin dianggap enteng oleh Quraiza</a> - 384; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#384a">Intrik Nuiaim di kalangan Ahzab dan Quraiza</a> - 384; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#386">Angin topan menghancurkan perkemahan Ahzab</a> - 386; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#386a">Ahzab berangkat pulang</a> - 386; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html#387">Perang Quraiza</a> - 387; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html#390">Keputusan Sa'd b. Mu'adh</a> - 390; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html#391">Keuletan orang-orang Yahudi dalam perang</a> - 391; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html#393">Harta benda Banu Quraiza</a> - 393.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khandaq3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XIX. DARI DUA PEPERANGAN KE HUDAIBIYA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html">Penyusunan masyarakat Arab</a> - 395; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#396">Affair percintaan dan semangat perang</a> - 397; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#398">Wanita, di negeri Arab dan di Eropa masa itu</a> - 398; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#399">Wanita dalam undang-undang Rumawi</a> - 399; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#400">Muhammad dan reformasi sosial</a> - 400; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#401">Islam melarang mempertontonkan diri</a> - 401; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html#404">Rumah tangga Nabi</a> - 404; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html">Persiapan kehidupan sosial untuk masyarakat Islam</a> - 405; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#406">Ekspedisi Banu Lihyan</a> - 406; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#407">Pembersihan Banu Qarad</a> - 407; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#408">Ekspedisi menghadapi Banu'l-Mushtaliq</a> - 408; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#409">Fitnah Abdullah b. Ubayy</a> - 409; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#411">Kedengkian Ibn Ubayy kepada Nabi</a> - 411; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#411a">Perjuangan batin yang berat</a> - 411; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#412">Nabi memaafkan Ibn Ubayy</a> - 412; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html#413">Tertinggal tak terasa</a> - 413; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#415">Juairia bt. al-Harith</a> - 415; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#417">Aisyah jatuh sakit</a> - 417; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#419">Muhammad minta pendapat Usman dan Ali</a> - 419; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#420">Muhammad menemui Aisyah</a> - 420; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#421">Wahyu membebaskan Aisyah</a> - 421; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html#423">Maaf yang sungguh indah</a> - 423.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/DuaPerang3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XX. PERJANJIAN HUDAIBIYA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html">Setelah enam tahun di Medinah</a> - 424; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#424">Muslimin dirintangi ke Mesjid Suci</a> - 424; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#427">Muslimin mengumumkan naik haji</a> - 427; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#429">Dua perkemahan bertemu</a> - 429; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html#431">Muhammad memelihara perdamaian</a> - 431; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#433">Utusan Quraisy kepada Muhammad</a> - 433; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#434">Perutusan 'Urwa ibn Mas'ud</a> - 434; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#435">Utusan Muhammad kepada Quraisy</a> - 435; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#436">Usman b'Affan diutus</a> - 436; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#437">Ikrar Ridzwan</a> - 437; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#438">Perutusan Quraisy kepada Muhammad</a> - 438; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#440">Perundingan kedua belah pihak</a> - 440; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html#441">Abu Bakr dan Umar</a> - 441; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html">Perjanjian Hudaibiya (Maret 628)</a> - 441; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#442">Perjanjian Hudaibiya mulai berlaku</a> - 442; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#444">Hudaibiya: suatu kemenangan yang nyata</a> - 444; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#445">Cerita Abu Bashir</a> - 445; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#448">Wanita-wanita Muslihat yang hijrah</a> - 448; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html#449">Apa yang dilakukan Muhammad</a> - 449.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hudaibiya3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XXI. KHAIBAR DAN UTUSAN KEPADA RAJA-RAJA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html">Islam dan reformasi sosial</a> - 451; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html#451">Kematangan ajaran Islam</a> - 451; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html#452">Larangan khamr</a> - 452; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html#454">Kerajaan Rumawi dan Persia</a> - 454; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#458">Islam: keseimbangan rohani dan jasmani</a> - 458; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#459">Penumpasan terakhir Yahudi seluruh jazirah</a> - 459; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#461">Besarnya kekuatan kedua belah pihak</a> - 461; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#462">Benteng Khaibar terkepung</a> - 462; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html#463">Pihak Yahudi mati-matian</a> - 463; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#464">Sebabnya Yahudi putus asa</a> - 464; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#465">Perdamaian Khaibar</a> - 465; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#466">Yahudi Fadak</a> - 466; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#466a">MenyerahnyaWadi'l-Qura</a> - 466; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html#468">Perkawinan Shafia dengan Muhammad</a> - 468; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html">Kisra dan surat Nabi</a> - 471; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#472">Jawaban Muqauqis</a> - 472; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#472a">Jawaban Najasyi</a> - 472; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#473">Muslimin kembali dari Abisinia</a> - 473; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html#475">Menantikan Umrah pengganti</a> - 475.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Khaibar4.html"><b>Bagian 4</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XXII. 'UMRAT'L-QADZA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html">Muslimin berangkat ke Mekah</a> - 476; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#477">Quraisy menyingkir dari Mekah</a> - 477; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#477a">Muslimin di depan Ka'bah</a> - 477; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#478">Bertawaf di Ka'bah</a> - 478; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#479">Tiga hari di Mekah</a> - 479; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#480">Perkawinan Nabi dengan Maimunah</a> - 480; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#481">Muslimin ke Medinah</a> - 481; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#482">Islamnya Khalid bin'l-Walid</a> - 482; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Umrat.html#483">Islamnya 'Amr bin'l-Ash dan 'Uthman b. Talha</a> - 483.</div><h4 style="text-align: justify;">XXIII. EKSPEDISI MU'TA</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html">Perhatian Muhammad ke Syam</a> - 484; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#485">Mengerahkan 3000 orang</a> - 485; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#486">Pasukan Rumawi</a> - 486; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#486a">Dua pasukan bertemu</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#487">Zaid b. Haritha sebagai panglima</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#487a">Ja'far b. Abi Talib</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#487b">Abdullah b. Rawaha</a> - 487; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#489">Tiga orang panglima gugur berturut-turut - Pimpinan di tangan Khalid bin'l-Walid</a> - 489; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#490">Siasat Khalid</a> - 490; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#491">Muhammad menangisi para Syuhada</a> - 491; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ekspedisi.html#492">Ekspedisi Dhat's-Salasil</a> - 492.</div><h4 style="text-align: justify;">XXIV. PEMBEBASAN MEKAH</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html">Pengaruh Mu'ta</a> - 494; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#495">Tersebarnya Islam di sebelah utara</a> - 495; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#496">Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiya</a> - 496; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#496a">Khuza'a meminta bantuan Nabi</a> - 496; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#497">Orang bijaksana Quraisy cemas</a> - 497; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#498">Abu Sufyan di Medinah</a> - 498; - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#498a">Kegagalan misi Abu Sufyan</a> - 498; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#499">Persiapan Muslimin membebaskan Mekah</a> - 499; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#499a">Surat Abi Balta'a kepada Quraisy</a> - 499; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html#501">Perjalanan tentara Muslimin</a> - 501; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#502">Banu Hasyim masuk Islam</a> - 502; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#502">Abbas b. Abd'l-Muttalib 502</a>; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#503">Abu Sufyan mengintai</a> - 503; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#503a">Pertemuannya dengan Abbas</a> - 503; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#504">Abu Sufyan di hadapan Rasul</a> - 504; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#506">Persiapan memasuki Mekah</a> - 506; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#508">Pembagian pasukan</a> - 508; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html#509">Memasuki Mekah</a> - 509; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#511">Gambar-gambar dalam Ka'bah</a> - 511; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#512">Ka'bah dibersihkan dari berhala</a> - 512; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#513">Kekuatiran Anshar</a> - 513; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html#515">Islamnya Penduduk Mekah</a> - 515.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Bebas3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XXV. HUNAIN DAN TA'IF</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html">Malik b. 'Auf menghasut</a> - 520; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#521">Muslimin berangkat ke Hunain</a> - 521; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#521a">Serangan Hawazin dan Thaqif</a> - 521; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#522">Muslimin kucar-kacir - Ketabahan hati Muhammad</a> - 522;<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#524">Muslimin kembali bertempur</a> - 524; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#525">Kemenangan Muslimin</a> - 525; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#526">Kehancuran total pihak Musyrik</a> - 526; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html#527">Harga sebuah kemenangan</a> - 527; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html">Ta'if dikepung</a> - 528; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html#530">Diserang dengan manjaniq</a> - 530; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html#530a">Kebun anggur ditebang dan dibakar - Utusan Hawazin meminta kembali tawanan perangnya</a> - 531; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html#533">Tawanan Hawazin dikembalikan</a> - 533-534.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Hunan2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;"><a href="" name="Ibrahim"></a>XXVI. IBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kelahiran Ibrahim, putera Nabi dengan Maria dan pertengkaran antara ister-isteri Nabi karena kelahiran Ibrahim tersebut. Cerita ini juga menimbulkan kegairahan mengarang cerita yang tidak-tidak dari kaum orientalis, yang dibalas-balik oleh Haekal secara tepat<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html">Kembali ke Medinah</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Kisah%20Ka%27b%20ibn%20Zuhair">Kisah Ka'b ibn Zuhair</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Kabilah">Utusan kabilah-kabilah kepada Nabi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Zainab%20wafat">Zainab wafat</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Ibrahim%20lahir">Ibrahim lahir</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Cemburu">Isteri-isteri Nabi cemburu</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Hafsha%20dan%20Aisyah">Hafsha dan Aisyah memperlihatkan sikap</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim1.html#Umar">Keterangan Umar</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim2.html#Cerita%20%20Maghafir">Cerita Maghafir</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim2.html#Maria">Maria di rumah Hafsha</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim2.html#Sebulan%20penuh">Selama sebulan Nabi meninggalkan isterinya</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim3.html#Umar%20bicara">Percakapan Umar dengan Nabi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Ibrahim3.html#Surat">Surat At-Tahrim</a>.</div><h4 style="text-align: justify;">XXVII. TABUK DAN KEMATIAN IBRAHIM</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sejarah peperangan di Tabuk dan kematian putera kesayangan Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Zakat">Ketentuan Zakat dan Kharaj</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Rumawi%20siap">Berita Rumawi bersiap-siap</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Seruan%20Nabi">Seruan Muhammad menghadapi Rumawi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Muslimin%20menyambut%20seruan%20Rasul">Muslimin menyambut seruan Rasul</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Munafik">Mereka yang tinggal di belakang dan orang-orang Munafik</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk1.html#Muhammad%20tegas">Muhammad bersikap tegas</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk2.html#Tentara%20Rumawi">Tentara Rumawi</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk2.html#Jalan%20ke%20Syam">Jalan ke Syam yang panas membakar</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk2.html#Yohanna">Perjanjian dengan Yohanna dan para amir perbatasan</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk3.html#Ibrahim%20sakit">Ibrahim sakit</a> - <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Tabuk3.html#kematian%20Ibrahim">Muhammad meratapi kematian Ibrahim</a>.</div><h4 style="text-align: justify;">XXVIII. TAHUN PERUTUSAN</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html">Pengaruh Tabuk</a> - 571; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#572">Islamnya 'Urwa bin Mas'ud</a> - 572; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#573">Perutusan Thaqif</a> - 573; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#574">Nabi menolak berhala</a> - 574; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#575">Minta dibebaskan dari salat</a> - 575; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#576">Lat dibinasakan</a> - 576; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html#577">Abu Bakr memimpin jemaah haji</a> - 577; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#583">Dasar ideal negara yang baru tumbuh</a> - 583; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#584">Keputusan yang berlebih-lebihan</a> - 584; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#585">Kebebasan berpikir dan peradaban Barat</a> - 585; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html#586">Bolsjevisma sebagai konsepsi ekonomi</a> - 586; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#587">Membungkam kebebasan berpikir yang beralasan</a> - 587; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#588">Gambaran kehidupan syirik</a> - 588; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#589">Revolusi terhadap syirik dibenarkan</a> - 589; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#590">'Amir bin't-Tufail</a> - 590; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html#592">Perjuangan dalam Islam dan alasannya</a> - 592<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perutusan3.html"><b>Bagian 3</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XXIX. IBADAH HAJI PERPISAHAN</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html">Muhammad dan Ahli Kitab</a> - 594; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#596">Kedudukannya di kalangan orang-orang Nasrani</a> - 596; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#599">Keramahannya terhadap mereka</a> - 599; Islam membedakan paganisma dengan Ahli Kitab - 598; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#600">Mengalirnya perutusan</a> - 600; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#600a">Kesatuan Arab di bawah Islam</a> - 600; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#601">Islamnya Ahli Kitab</a> - 601; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#601a">Perutusan terakhir ke Medinah</a> - 601; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html#601b">Persiapan Nabi naik haji</a> - 601; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#602">Perjalanan kaum Muslimin ke Haji</a> - 602; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#602a">Ihram dan Talbiah</a> - 602; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#603">Melepaskan Umrah</a> - 603; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#604">Ali kembali dari Yaman</a> - 604; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#602">Menjalankan manasik haji</a> - 606; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#606">Khotbah 'Arafat</a> - 606; "<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html#610">Hari ini Kusempurnakan agamamu</a>." - 610;<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Perpisahan2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">XXX. SAKIT DAN WAFATNYA NABI</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menceriterakan sakit dan wafatnya Nabi; termasuk sejarah <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Nabi%20palsu">nabi-nabi palsu</a> diawal sejarah Islam dan penunjukkan Abu Bakr untuk menjadi imam sholat<br />
<a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html">Sesudah haji perpisahan</a> - 611; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Rencana%20ekspedisi">Rencana ekspedisi ke Rumawi</a> - 613; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Pasukan%20Usama">Pasukan Usama</a> - 614; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#614a">Pesan Nabi kepada Usman</a> - 614; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat1.html#Nabi%20mulai%20sakit">Nabi mulai sakit</a> - 615; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#Pergi%20ke%20kuburan">Kepergiannya ke pekuburan Muslimin</a> -617; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#Sakit%20kepala">Bergurau sekalipun dalam keadaan sakit</a> - 619; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#Demam">Demam keras</a> - 620; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#doa%20kpd%20syuhada%20Uhud">Pergi ke mesjid - Mendoakan syuhada Uhud</a> - 620; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#621">Pesannya kepada Muhajirin dan Anshar</a> - 621; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#menyuruh%20Abubakr">Menyuruh Abu Bakr memimpin sembahyang</a> - 622; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat2.html#622">Percakapan dengan Fatimah anaknya</a> - 622; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#perasaan%20%20mendekati%20%20ajal">Bermaksud menuliskan wasiat</a> - 623; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#624">Tidak mau diobati keluarganya</a> - 624; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#627">Kesadaran sebelum wafat</a> - 627; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Wafat3.html#Wafatnya%20nabi">Berpulang ke rahmatullah</a> - 627.</div><h4 style="text-align: justify;">XXXI. PEMAKAMAN RASUL</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html">Berita kematian menggemparkan</a> - 629; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#629">Umar tidak percaya Rasul wafat</a> - 629; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#631">Kedatangan Abu Bakr</a> - 631; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#632">Barangsiapa akan menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal</a> - 632; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#632a">Benarkah Muhammad sudah wafat</a> - 632; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#632a">Abu Bakr membacakan ayat Qur'an - Pendapatnya meyakinkan Muslimin</a> - 632; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#633">Pasukan Usama kembali ke Medinah</a> - 633; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#634">Sambutan Abu Bakr kepada Anshar</a> - 634; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#637">Ikrar Umum</a> - 637; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html#637a">Pidato Khulafa'ur-Rasyidin yang pertama</a> - 637; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#638">Di mana Rasul akan dimakamkan</a>? - 638; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#640">Nabi dimandikan</a> - 640; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#641">Perpisahan dengan jenazah yang suci</a> - 641; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#641a">Detik-detik yang khidmat dalam sejarah</a> - 641; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#641b">Keguncangan orang-orang yang lemah iman</a> - 641; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#642">Nabi dikebumikan</a> - 642; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#643">Aisyah di ruangan sebelah makam</a> - 643; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#643a">Menyelamatkan pasukan Usama</a> - 643; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#644">Para nabi tidak diwariskan</a> - 644; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html#644a">Warisan rohani terbesar</a> - 644.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Pemakaman2.html"><b>Bagian 2</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">1. KEBUDAYAAN ISLAM SEPERTI DILUKISKAN QUR'AN</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html">Dua kebudayaan: Islam dan Barat</a> - 649; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#649a">Pertentangan gereja dan negara</a> - 649; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#650">Sistem ekonomi dasar kebudayaan Barat</a> - 650; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#651">Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat manusia</a> - 651; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#652">Dasar kebudayaan Islam</a> - 652; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#654">Dalam Islam tak ada pertentangan agama dengan negara</a> - 654; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html#655">Dalam segala hal akallah patokan dalam Islam</a> - 655; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#657">Kekuatan iman</a> - 657; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#657a">Iman kepada Allah</a> - 657; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#659">Iman dasar Islam</a> - 659; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#661">Dengan mencari pertolongan Tuhan sampai kepada alam</a> - 661; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#661a">Sembahyang</a> - 661; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html#663">Persamaan di hadapan Tuhan</a> - 663; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html">Puasa bukan suatu tekanan</a> - 665; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html#667">Zakat</a> - 667; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html#669">Lembaga zakat</a> - 669; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html#670">Cinta harta</a> - 670; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#671">Ibadah haji</a> - 671; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#672">Norma-norma etik dalam Islam</a> - 672; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#673">Insan Kamil dalam Qur'an</a> - 673; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#675">Qur'an dan budi-pekerti</a> - 675; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html#677">Sistem moral</a> - 677; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#679">Arti larangan minuman keras dan judi</a> - 679; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#680">Qur'an dan ilmu pengetahuan</a> - 680; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#680a">Sistem ekonomi</a> - 680; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#681">Larangan riba</a> - 681; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#682">Bahaya riba yang lain</a> - 682; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#683">Riba dan penjajahan</a> - 683; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#684">Sosialisma Islam</a> - 684; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#684a">Tidak menghapuskan hak milik secara mutlak</a> - 684; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html#685">Sistem sosialisma yang sudah mantap</a> - 685; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html">Sosialisma dasarnya persaudaraan</a> - 685; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#687">Mungkin ada yang menjadi keberatan pihak Barat</a> - 687; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#687a">Keberatan yang salah</a> - 687; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#688">Teladan yang diberikan Muhammad</a> - 688; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#689">Ulama yang menyesatkan</a> - 689; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html#690">Kebudayaan Islam dalam dunia kita sekarang</a> - 690.<b><br />
</b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya1.html"><b>Bagian 1</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya2.html"><b>Bagian 2</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya3.html"><b>Bagian 3</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya4.html"><b>Bagian 4</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya5.html"><b>Bagian 5</b></a><b>, </b><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Budaya6.html"><b>Bagian 6</b></a></div><h4 style="text-align: justify;">2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM</h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme1.html">Tantangan pihak Orientalis</a> - 692; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme1.html#693">Irving dan jabariah</a> - 693; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme1.html#695">Qur'an dan takdir</a> - 695; Yang sesat merugikan diri sendiri - 703; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme2.html#704">Contoh dalam kehidupan pribadi</a> - 704; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme2.html#705">Maut, akhir dan awal hidup</a> - 705; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme2.html#708">Rasul-rasul Tuhan dari anak negerinya</a> - 708; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#710">Pengertian filosofis dalam jabariah Islam</a> - 710; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#713">Yang baik dan yang jahat</a> - 713; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#715">Pintu taubat</a> - 715; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme3.html#716">Evolusi rohani dalam kehidupan</a> - 716; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#718">Mulanya, adalah kekerasan dan fanatisma</a> - 718; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#720">Rasio dan iman tentang mujizat</a> - 720; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#724">Harta dan anak-anak keturunan serta perbuatan baik yang kekal</a> - 724; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#725">Muslimin berpikir jadi terbalik. Bagaimana</a>? - 725; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#725a">Pendapat Syaikh Muhammad Abduh</a> - 725; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#729">Pandangan Muslimin yang kemudian</a> - 729; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#730">Islam-Kristen dan jalan tengah</a> - 730; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#731">Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang</a> - 731; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#731a">Islam tidak menggunakan pedang</a> - 731; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme5.html#733">Sebuah Liga umat Islam</a> - 733; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme6.html#735">Jiwa perdamaian di dunia</a> - 735; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme6.html#736">Toleransi yang tinggi dasar perdamaian</a> - 736; <a href="http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme6.html#738">Keluhuran hidup Muhammad</a> - 738.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-3397015297449621822012-02-03T01:23:00.001-08:002012-02-03T01:25:11.291-08:00Sejarah dan hukum Memperingati Maulid Nabi<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><b><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">a. Sejarah peringatan maulid: </span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Seluruh ulama sepakat bahwa maulid Nabi tidak pernah diperingati pada masa Nabi shallallahu `alaihi wasallam hidup dan tidak juga pada masa pemerintahan khulafaurrasyidin.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Lalu kapan dimulainya peringatan maulid Nabi dan siapa yang pertama kali mengadakannya?</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Al Maqrizy (seorang ahli sejarah islam) dalam bukunya <i><span style="font-family: Tahoma;">"Al khutath" </span></i>menjelaskan bahwa maulid Nabi mulai diperingati pada abad IV Hijriyah oleh Dinasti Fathimiyyun di Mesir.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Dynasti Fathimiyyun mulai menguasai mesir pada tahun 362 H dengan raja pertamanya Al Muiz lidinillah, di awal tahun menaklukkan Mesir dia membuat enam perayaan hari lahir sekaligus; hari lahir ( maulid ) Nabi, hari lahir Ali bin Abi Thalib, hari lahir Fatimah, hari lahir Hasan, hari lahir Husein dan hari lahir raja yang berkuasa.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Kemudian pada tahun 487 H pada masa pemerintahan Al Afdhal peringatan enam hari lahir tersebut dihapuskan dan tidak diperingati, raja ini meninggal pada tahun 515 H.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Pada tahun 515 H dilantik Raja yang baru bergelar Al amir liahkamillah, dia menghidupkan kembali peringatan enam maulid tersebut, begitulah seterusnya peringatan maulid Nabi shallallahu `alaihi wasallam yang jatuh pada bulan Rabiul awal diperingati dari tahun ke tahun hingga zaman sekarang dan meluas hampir ke seluruh dunia.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><b><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">b.Hakikat Dynasti Fathimiyyun:</span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Abu Syamah (ahli hadist dan tarikh wafat th 665 H) menjelaskan dalam bukunya <i><span style="font-family: Tahoma;">"Raudhatain"</span></i> bahwa raja pertama dinasti ini berasal dari Maroko dia bernama Said, setelah menaklukkan Mesir dia mengganti namanya menjadi Ubaidillah serta mengaku berasal dari keturunan Ali dan Fatimah dan pada akhirnya dia memakai gelar Al Mahdi. Akan tetapi para ahli nasab menjelaskan bahwa sesungguhnya dia berasal dari keturunan Al Qaddah beragama Majusi, pendapat lain menjelaskan bahwa dia adalah anak seorang Yahudi yang bekerja sebagai pandai besi di Syam.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Dinasti ini menganut paham <i><span style="font-family: Tahoma;">Syiah Bathiniyah;</span></i> diantara kesesatannya adalah bahwa para pengikutnya meyakini Al Mahdi sebagai <b><span style="font-family: Tahoma;">tuhan pencipta dan pemberi rezki</span></b>, setelah Al Mahdi mati anaknya yang menjadi raja selalu mengumandangkan kutukan terhadap Aisyah istri <i><span style="font-family: Tahoma;">rasulullah shallallahu `alaihi wasallam</span></i> di pasar-pasar. </span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Kesesatan dinasti ini tidak dibiarkan begitu saja, maka banyak ulama yang hidup di masa itu menjelaskan kepada umat akan diantaranya Al Ghazali menulis buku yang berjudul "<i><span style="font-family: Tahoma;">Fadhaih bathiniyyah</span></i> (borok aqidah Bathiniyyah)" dalam buku tersebut dalam bab ke delapan beliau menghukumi penganutnya telah kafir , murtad serta keluar dari agama islam.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><b><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">c. Hukum perayaan maulid Nabi:</span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Sebenarnya, dengan mengetahui asal muasal perayaan maulid yang dibuat oleh sebuah kelompok sesat tidak perlu lagi dijelaskan tentang hukumnya. Karena saya yakin bahwa seorang muslim yang taat pasti tidak akan mau ikut merayakan perhelatan sesat ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Akan tetapi mengingat bahwa sebagian orang masih ragu akan kesesatan perhelatan ini maka dipandang perlu menjelaskan beberapa dalil ( argumen ) yang menyatakan haram hukumnya merayakan hari maulid Nabi shallallahu `alaihi wasallam.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Diantara dalilnya:</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">1. Allah taala berfirman: </span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu</span></i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">. (Q.S. Al Maidah: 3 ).</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Ayat di atas menjelaskan bahwa agama islam telah sempurna tidak boleh ditambah dan dikurangi, maka orang yang mengadakan perayaan maulid Nabi yang dibuat setelah rasulullah shallallahu `alaihi wasallam wafat berarti menetang ayat ini dan menganggap agama belum sempurna masih perlu ditambah. Sungguh peringatan maulid bertentangan dengan ayat di atas.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">2. Sabda Nabi <i><span style="font-family: Tahoma;">shallallahu `alaihi wasallam</span></i> : </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>( إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ) رواه أبو داود والترمذي</span><span dir="LTR"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Hindarilah amalan yang tidak ku contohkan (bid`ah), karena setiap bid`ah menyesatkan”</span></i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">. HR. Abu Daud dan Tarmizi.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Peringatan maulid Nabi tidak pernah dicontohkan Nabi, berarti itu adalah bi'dah, dan setiap bi'dah adalah sesat, berarti maulid peringatan Nabi adalah perbuatan sesat.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">3. Sabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam : </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>(( مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ )) متفق عليه</span><span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma;"> </span><span lang="AR-EG" style="font-family: Tahoma;">، </span><span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma;">وفي رواية لمسلم (( مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌ ))</span><span dir="LTR"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">“Siapa yang menghidupkan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dalam dien kami, amalannya ditolak.”</span></i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Muttafaq ’alaih </span><span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Dalam riwayat Muslim: <i><span style="font-family: Tahoma;">“Siapa yang mengamalkan perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam dien kami, amalannya ditolak.”</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Dua hadist di atas menjelaskan bahwa setiap perbuatan yang tidak dicontoh Nabi tidak akan diterima di sisi Allah subhanahu wa ta'ala, dan peringatan maulid Nabi tidak dicontohkan oleh Nabi berarti peringatan maulid Nabi tidak diterima dan ditolak.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">4. Sabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>(( مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ )) رواه أبو داود</span><span dir="LTR"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> <i><span style="font-family: Tahoma;">Barang siapa yang meniru tradisi suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut</span></i>. HR. Abu Daud.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> Tradisi peringatan hari lahir Nabi Muhammad meniru tradisi kaum Nasrani merayakan hari kelahiran Al Masih (disebut dengan hari natal) , maka orang yang melakukan peringatan hari kelahiran Nabi bagaikan bagian dari kaum Nasrani -wal 'iyazubillah-.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">5. Peringatan maulid Nabi sering kita dengar dari para penganjurnya bahwa itu adalah perwujudan dari rasa cinta kepada Nabi. Saya tidak habis pikir bagaimana orang yang mengungkapkan rasa cintanya kepada Nabi dengan dengan cara melanggar perintahnya, karena Nabi telah melarang umatnya berbuat bidah. Ini laksana ungkapkan oleh seorang penyair:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقاً لَأَطَعْتَـهُ إِنَّ المُحِبَّ لِمَنْ أَحَبَّ مُطِيْـعُ</span><span dir="LTR"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt;"><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Jikalau cintamu kepadanya tulus murni, niscaya engkau akan mentaatinya. </span></i><span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt;"><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Karena sesungguhnya orang yang mencintai akan patuh terhadap orang yang dicintainya </span></i></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">6. Orang yang mengadakan perhelatan maulid Nabi yang tidak pernah diajarkan Nabi sesungguhnya dia telah menuduh Nabi telah berkhianat dan tidak menyampaikan seluruh risalah yang diembannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Imam Malik berkata," orang yang membuat suatu bidah dan dia menganggapnya adalah suatu perbuatan baik, pada hakikatnya dia telah menuduh Nabi berkhianat tidak menyampaikan risalah.</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Setelah membaca artikel ini, berdoalah kepada Allah agar diberi hidayah untuk bisa menerima kebenaran dan diberi kekuatan untuk dapat mengamalkannya dan jangan terpedaya dengan banyaknya orang yang melakukannya seperti firman Allah:</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt;"><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)</span></i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> (Q.S. Al An'aam: 116 ).</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Abu Raihanah </span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><i><span style="font-family: Tahoma; font-size: 10pt; line-height: 150%;">*Dikutip dari: Makalah Sejarah Maulid, hukum dan pendapat ulama terhadapnya karya Nashir Moh. Al Hanin dan sumber lain.</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 18.15pt;"><b><span style="color: maroon; font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 18pt; line-height: 150%;">Hukum Memperingati Maulid Nabi </span></b><span style="color: maroon;"><span style="font-family: "AGA Arabesque";">SAW</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Syaikh Muhammad bin Shaleh Al 'Utsaimin <i><span style="font-family: Garamond;">rahimahullah</span></i> –semoga Allah membalas jerih payahnya terhadap Islam dan kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan- , beliau pernah ditanya tentang hukumnya memperingati maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> ?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Maka Syaikh Muhammad bin Shaleh Al 'Utsaimin <i><span style="font-family: Garamond;">rahimahullah</span></i> menjawab:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">1.</span><span style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: Garamond;">Malam kelahiran Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span> <span style="font-family: Garamond;">tidak diketahui secara qath'i (pasti), bahkan sebagian ulama kontemporer menguatkan pendapat yang mengatakan bahwasannya ia terjadi pada malam ke 9 (sembilan) Rabi'ul Awwal dan bukan malam ke 12 (dua belas). Jika demikian maka peringatan maulid Nabi Muhammad</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> yang biasa diperingati </span><span style="font-family: Garamond;">pada malam ke 12 (dua belas) Rabi'ul Awwal tidak ada dasarnya, bila dilihat dari sisi sejarahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">2. Di lihat dari sisi syar'i, maka peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> juga tidak ada dasarnya. Jika sekiranya acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> disyari'atkan dalam agama kita, maka pastilah acara maulid ini telah di adakan oleh Nabi</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> atau sudah barang tentu telah beliau anjurkan kepada ummatnya. Dan jika sekiranya telah beliau laksanakan atau telah beliau anjurkan kepada ummatnya, niscaya ajarannya tetap terpelihara hingga hari ini, karena Allah <i><span style="font-family: Garamond;">ta'ala</span></i> berfirman :</span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.15pt;"><i><span style="font-family: Garamond;">“Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.</span></i><span style="font-family: Garamond;"> Q.S; Al Hijr : 9 .</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><u><span style="font-family: Garamond;">D</span></u><span style="font-family: Garamond;">ikarenakan acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> tidak terbukti ajarannya hingga sekarang ini, maka jelaslah bahwa ia bukan termasuk dari ajaran agama. Dan jika ia bukan termasuk dari ajaran agama, berarti kita tidak diperbolehkan untuk beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: ALAWI-3-68;"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Allah telah menentukan jalan yang harus ditempuh agar dapat sampai kepada-Nya, yaitu jalan yang telah dilalui oleh Rasulullah</span><span style="font-family: ALAWI-3-68;"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span>,<span style="font-family: Garamond;"> maka bagaimana mungkin kita sebagai seorang hamba menempuh jalan lain dari jalan Allah, agar kita bisa sampai kepada Allah?. Hal ini jelas merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak Allah, karena kita telah membuat syari'at baru pada agama-Nya yang tidak ada perintah dari-Nya. Dan ini pun termasuk bentuk pendustaan terhadap firman Allah <i><span style="font-family: Garamond;">ta'ala</span></i> : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><i><span style="font-family: Garamond;">"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridha'i islam itu jadi agama bagimu</span></i><span style="font-family: Garamond;">". Q.S; Al-Maidah : 3.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Maka kita perjelas lagi, jika sekiranya acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> termasuk bagian dari kesempurnaan dien (agama), niscaya ia telah dirayakan sebelum Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> meninggal dunia. Dan jika ia bukan bagian dari kesempurnaan dien (agama), maka berarti ia bukan dari ajaran agama, karena Allah <i><span style="font-family: Garamond;">ta'ala</span></i> berfirman: <i><span style="font-family: Garamond;">"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu</span></i>".</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Maka barang siapa yang menganggap bahwa ia termasuk bagian dari kesempurnaan dien (agama), berarti ia telah membuat perkara baru dalam agama (bid'ah) sesudah wafatnya Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span>, <span style="font-family: Garamond;">dan pada perkataannya terkandung pendustaan terhadap ayat Allah yang mulia ini (Q.S; Al-Maidah : 3) .</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Maka tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang mengadakan acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";">, </span><span style="font-family: Garamond;">pada hakekatnya bertujuan untuk memuliakan (mengagungkan) dan mengungkapkan kecintaan terhadap Rasulullah</span> <span style="font-family: ALAWI-3-68;">SAW</span>, <span style="font-family: Garamond;">serta menumbuhkan ghirah (semangat) dalam beribadah yang di peroleh dari acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: Garamond;">tersebut. Dan ini semua termasuk dari ibadah. Cinta kepada Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> termasuk ibadah, dimana keimanan seseorang tidaklah sempurna hingga ia mencintai Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri, anak-anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia. Demikian pula bahwa memuliakan (mengagungkan) Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> termasuk dari ibadah. Dan juga yang termasuk kedalam kategori ibadah adalah menumbuhkan ghirah (semangat) dalam mengamalkan syari'at Nabinya</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Kesimpulannya adalah bahwa mengadakan peringatan maulid Nabi</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah <i><span style="font-family: Garamond;">ta'ala</span></i>, dan pengagungan terhadap Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> termasuk dari ibadah. Jika ia termasuk ibadah maka kita tidak diperbolehkan untuk mengadakan perkara baru pada agama Allah (bid'ah) yang bukan syari'at-Nya. Oleh karena itu peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: ALAWI-3-68;"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: Garamond;">termasuk bid'ah dalam agama dan termasuk yang diharamkan</span><span style="font-family: "Book Antiqua";">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Kemudian kita mendengar informasi bahwasannya pada acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: Garamond;">terdapat kemunkaran-kemunkaran yang besar, yang tidak dibenarkan syar'i, indera maupun akal. Dimana mereka mensenandungkan qashidah yang didalamnya mengandung pengkultusan terhadap Nabi</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span>,<span style="font-family: Garamond;"> hingga terjadi pengagungan yang melebihi pengagungannya kepada Allah <i><span style="font-family: Garamond;">ta'ala</span></i> –kita berlindung kepada Allah dari hal ini-. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Dan juga kita mendengar informasi tentang kebodohan sebagian orang yang mengikuti acara peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: ALAWI-3-68;">tersebut</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> , </span><span style="font-family: Garamond;">dimana ketika dibacakan kisah maulid (kelahiran) </span><span style="font-family: ALAWI-3-68;">beliau</span><span style="font-family: "Book Antiqua";">, </span><span style="font-family: Garamond;">lalu ketika sampai pada perkataan (dan lahirlah Musthafa</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";">), </span><span style="font-family: Garamond;">maka mereka semua serentak berdiri. Mereka mengatakan bahwa ruh Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> telah datang, maka kami berdiri sebagai penghormatan terhadap kedatangan ruhnya. Dan ini jelas suatu kebodohan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Dan bukan merupakan adab bila mereka berdiri untuk menghormati kedatangan ruh Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: "Book Antiqua";">, </span><span style="font-family: Garamond;">karena Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> merasa enggan (tidak senang) apabila ada sahabat yang berdiri untuk menghormatinya. Padahal kecintaan dan pengagungan para sahabat terhadap Rasulullah </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> melebihi yang lainnya, akan tetapi mereka tidak berdiri untuk memuliakan dan mengagungkannya, ketika mereka melihat keengganan Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> dengan perbuatan tersebut. Jika hal ini tidak mereka lakukan pada saat Rasulullah</span> <span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> masih hidup, lalu bagaimana hal tersebut bisa dilakukan oleh manusia setelah beliau meninggal dunia?.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.15pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: Garamond;">Bid'ah ini, maksudnya adalah bid'ah maulid, terjadi setelah berlalunya 3 (tiga) kurun waktu yang terbaik (masa sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in). sesungguhnya Peringatan maulid Nabi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span><span style="font-family: "AGA Arabesque";">r</span><span style="font-family: Garamond;"> telah menodai kesucian aqidah dan juga mengundang terjadinya ikhtilath (bercampur-baurnya antara laki-laki dan wanita) serta menimbulkan perkara-perkara munkar yang lainnya.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-63486169438141000112012-02-01T00:54:00.001-08:002012-02-01T00:54:29.314-08:00Indonesia Sejak Pra Sejarah<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<h2><span class="mw-headline">Prasejarah</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l13 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pleistosen" title="Pleistosen">Pleistosen</a></b>: Bentuk geologis modern <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> muncul, namun masih terpaut pada daratan benua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l13 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>2 juta sampai 500.000 tahun yang lalu</b>: Indonesia dihuni oleh <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homo_erectus" title="Homo erectus">Homo erectus</a></i> yang sering disebut sebagai "<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia_Jawa" title="Manusia Jawa">Manusia Jawa</a>".</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l13 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>40.000 SM</b>: Indonesia dikolonisasi oleh bangsa-bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melanesia" title="Melanesia">Melanesia</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Australoid" title="Australoid">Australoid</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l13 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>3.000 SM</b>: Bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austronesia" title="Austronesia">Austronesia</a> mulai mengkolonisasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l13 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>200 SM</b> Kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu" title="Hindu">Hindu</a> Dwipa Jawa diperkirakan eksis di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera" title="Sumatera">Sumatera</a></li>
</ul><h2><span class="mw-headline">Sejarah awal</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l16 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-4" title="Abad ke-4">abad ke-4</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai" title="Kerajaan Kutai">Kerajaan Kutai</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur" title="Kalimantan Timur">Kalimantan Timur</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l16 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-5" title="Abad ke-5">abad ke-5</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tarumanegara" title="Kerajaan Tarumanegara">Kerajaan Tarumanegara</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l16 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/682" title="682">682</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit" title="Prasasti Kedukan Bukit">Prasasti Kedukan Bukit</a> ditulis di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya" title="Sriwijaya">Sriwijaya</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang">Palembang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Selatan" title="Sumatra Selatan">Sumatra Selatan</a>).</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l16 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/732" title="732">732</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Sanjaya" title="Dinasti Sanjaya">Dinasti Sanjaya</a> didirikan menurut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Canggal" title="Prasasti Canggal">Prasasti Canggal</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l16 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/824" title="824">824</a></b>: Candi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur" title="Borobudur">Borobudur</a> dibangun oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samaratungga" title="Samaratungga">Samaratungga</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Syailendra" title="Dinasti Syailendra">Dinasti Syailendra</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l16 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/850" title="850">850</a></b>: Candi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prambanan" title="Prambanan">Prambanan</a> atau Rara Jonggrang dibangun.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1200-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1200</b>-an: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a> mulai muncul di daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh" title="Aceh">Aceh</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1222</b> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ken_Arok" title="Ken Arok">Ken Arok</a> menyerang kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kediri" title="Kediri">Kediri</a> dan berhasil membunuh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertajaya" title="Kertajaya">Kertajaya</a>, kemudian mendirikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari" title="Kerajaan Singhasari">kerajaan Singhasari</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1257</b> Baab Mashur Malamo mendirikan Kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ternate" title="Kesultanan Ternate">Ternate</a> di Maluku</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1275-1290</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertanegara" title="Kertanegara">Kertanegara</a> melancarkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspedisi_Pamalayu" title="Ekspedisi Pamalayu">ekspedisi Pamalayu</a> melawan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Melayu" title="Kerajaan Melayu">Kerajaan Melayu</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra">Sumatra</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1292" title="1292">1292</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jayakatwang" title="Jayakatwang">Jayakatwang</a> membunuh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertanegara" title="Kertanegara">Kertanegara</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari" title="Kerajaan Singhasari">kerajaan Singhasari</a> berakhir.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1293" title="1293">1293</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mongolia" title="Mongolia">Mongolia</a> menginvasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kublai_Khan" title="Kublai Khan">Kublai Khan</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Yuan" title="Dinasti Yuan">Dinasti Yuan</a> mengirim serangan hukuman terhadap Kertanegara; dan pasukan Mongol berhasil dipukul mundur. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a> didirikan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Wijaya" title="Raden Wijaya">Raden Wijaya</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1300-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1309</b>: Raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jayanegara" title="Jayanegara">Jayanegara</a> menggantikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Wijaya" title="Raden Wijaya">Raden Wijaya</a> sebagai penguasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a><sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1328</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tribhuwana_Wijayatunggadewi" title="Tribhuwana Wijayatunggadewi">Tribhuwana Wijayatunggadewi</a> menggantikan Jayanegara sebagai raja Majapahit</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1350</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hayam_Wuruk" title="Hayam Wuruk">Hayam Wuruk</a>, yang bergelar Maharaja Sri Rajasanagara menggantikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tribhuwana_Wijayatunggadewi" title="Tribhuwana Wijayatunggadewi">Tribhuwana Wijayatunggadewi</a> sebagai penguasa Majapahit; pemerintahannya dianggap sebagai 'Era keemasan'.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup> Di bawah perintah militer <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada" title="Gajah Mada">Gajah Mada</a>, Majapahit membentang lebih luas dari Indonesia di masa modern.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1365</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin" title="Kakawin">Kakawin</a> Jawa kuna <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nagarakertagama" title="Nagarakertagama">Nagarakertagama</a> ditulis.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1377</b>: Majapahit mengirimkan ekspedisi hukuman terhadap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang">Palembang</a> di Sumatra. Pangeran Palembang, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parameswara" title="Parameswara">Parameswara</a> (kemudian dikenal Iskandar Syah) melarikan diri, dan menemukan jalan ke Malaka dan membangunnya sebagai pelabuhan internasional.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l8 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1389</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikramawardhana" title="Wikramawardhana">Wikramawardhana</a> menggantikan Sri Rajasanagara sebagai penguasa Majapahit.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1400-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1404" title="1404">1404</a></b>-<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1406" title="1406">1406</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Paregreg" title="Perang Paregreg">Perang Paregreg</a> antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bhre_Wirabhumi" title="Bhre Wirabhumi">Bhre Wirabhumi</a> melawan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikramawardhana" title="Wikramawardhana">Wikramawardhana</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1415" title="1415">1415</a></b>: Armada Laksamana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cheng_Ho" title="Cheng Ho">Cheng Ho</a> berlabuh di Muara Jati, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cirebon" title="Cirebon">Cirebon</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1429" title="1429">1429</a></b>: Ratu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suhita" title="Suhita">Suhita</a> menggantikan Wikramawardhana sebagai penguasa Majapahit.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1447" title="1447">1447</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertawijaya" title="Kertawijaya">Kertawijaya</a>, bergelar Brawijaya I menggantikan Suhita sebagai penguasa Majapahit.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1451" title="1451">1451</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rajasawardhana" title="Rajasawardhana">Rajasawardhana</a>, bergelar Brawijaya II menggantikan Kertawijaya sebagai penguasa Majapahit.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1453" title="1453">1453</a></b>: Pemerintahan Rajasawardhana berakhir.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1456" title="1456">1456</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Girindrawardhana" title="Girindrawardhana">Girindrawardhana</a> (atau Purwawisesa) menjadi penguasa Majapahit.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1466" title="1466">1466</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singhawikramawardhana" title="Singhawikramawardhana">Singhawikramawardhana</a> (atau Bhre Pandansalas, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suraprabhawa" title="Suraprabhawa">Suraprabhawa</a>), menggantikan Purwawisesa sebagai penguasa Majapahit.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-ricklefs-0">[1]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l12 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1468" title="1468">1468</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bhre_Kertabhumi" title="Bhre Kertabhumi">Bhre Kertabhumi</a> (Prabu Brawijaya) atau dikenal dengan Brawijaya V menjadi penguasa Majapahit.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1500-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l15 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1511" title="1511">1511</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Portugal" title="Portugal">Bangsa Portugis</a> menaklukkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Melaka" title="Kota Melaka">kota Melaka</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l15 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1596" title="1596">1596</a></b>: Bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> pertama kali tiba di wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">Nusantara</a> ketika sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Armada" title="Armada">armada</a> yang dipimpin oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cornelius_de_Houtman&action=edit&redlink=1" title="Cornelius de Houtman (halaman belum tersedia)">Cornelius de Houtman</a> berlabuh di Banten.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1600-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l6 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1641" title="1641">1641</a></b>: Pembantaian penduduk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Banda" title="Kepulauan Banda">Kepulauan Banda</a> oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/VOC" title="VOC">VOC</a> untuk mendapatkan monopoli pala.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l6 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/18_November" title="18 November">18 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1667" title="1667">1667</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Bungaya" title="Perjanjian Bungaya">Perjanjian Bungaya</a> ditandatangani di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bungaya,_Gowa" title="Bungaya, Gowa">Bungaya, Gowa</a> antara pihak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gowa" title="Kesultanan Gowa">Kesultanan Gowa</a> dengan pihak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1700-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/9_Oktober" title="9 Oktober">9 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1740" title="1740">1740</a></b>: Pembantaian warga Tionghoa di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batavia" title="Batavia">Batavia</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/13_Februari" title="13 Februari">13 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1755" title="1755">1755</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Giyanti" title="Perjanjian Giyanti">Perjanjian Giyanti</a> di mana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mataram_Islam" title="Mataram Islam">Kerajaan Mataram</a> dibagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l11 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/31_Desember" title="31 Desember">31 Desember</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1799" title="1799">1799</a></b>: Vereenigde Oost-Indische Compaigne (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/VOC" title="VOC">VOC</a>) dibubarkan.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1800-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1803" title="1803">1803</a></b> - <b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1838" title="1838">1838</a></b> : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri" title="Perang Padri">Perang Padri</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1825" title="1825">1825</a></b>-<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1830" title="1830">1830</a></b> : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Diponegoro" title="Perang Diponegoro">Perang Diponegoro</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/26_Maret" title="26 Maret">26 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1873" title="1873">1873</a></b> : Dimulainya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Aceh" title="Perang Aceh">Perang Aceh</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1894" title="1894">1894</a></b> : <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perang_Lombok&action=edit&redlink=1" title="Perang Lombok (halaman belum tersedia)">Perang Lombok</a></li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1900-an</span></h2><h3><span class="mw-headline">Perang Dunia II</span></h3><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_Januari" title="11 Januari">11 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1942" title="1942">1942</a></b> - Tentara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a> tiba di wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">Nusantara</a>, tepatnya di daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tarakan" title="Kota Tarakan">Kota Tarakan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur" title="Kalimantan Timur">Kalimantan Timur</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Juni" title="1 Juni">1 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1945" title="1945">1945</a></b> - Hari lahirnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila" title="Pancasila">Pancasila</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/17_Agustus" title="17 Agustus">17 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1945" title="1945">1945</a></b> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno" title="Soekarno">Soekarno</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hatta" title="Hatta">Hatta</a> memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/18_Agustus" title="18 Agustus">18 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1945" title="1945">1945</a></b> - Sidang pertama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/PPKI" title="PPKI">PPKI</a> menghasilkan tiga keputusan. Pertama, mengesahkan UUD 1945. Kedua, mengangkat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno" title="Soekarno">Soekarno</a> sebagai Presiden RI dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hatta" title="Hatta">Hatta</a> sebagai wakilnya. Ketiga, membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/KNIP" title="KNIP">KNIP</a>) untuk membantu kerja presiden.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_Agustus" title="23 Agustus">23 Agustus</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2_November" title="2 November">2 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1949" title="1949">1949</a></b> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Meja_Bundar" title="Konferensi Meja Bundar">Konferensi Meja Bundar</a> dilangsungkan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Den_Haag" title="Den Haag">Den Haag</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> sebagai cara untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan.</li>
</ul><h3><span class="mw-headline">Perang Kemerdekaan</span></h3><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l7 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/21_Juli" title="21 Juli">21 Juli</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/5_Agustus" title="5 Agustus">5 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1947" title="1947">1947</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> melancarkan agresi militer pertamanya.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l7 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/19_Desember" title="19 Desember">19 Desember</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1948" title="1948">1948</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/5_Januari" title="5 Januari">5 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1949" title="1949">1949</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> melancarkan agresi militer keduanya.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1950-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l17 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/17_Januari" title="17 Januari">17 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1948" title="1948">1948</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Renville" title="Perjanjian Renville">Perjanjian Renville</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l17 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/29_Januari" title="29 Januari">29 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1950" title="1950">1950</a></b>: Jenderal Sudirman meninggal pada usia 34.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l17 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/27_September" title="27 September">27 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1950" title="1950">1950</a></b>: Indonesia menjadi anggota ke-60 dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa" title="Perserikatan Bangsa-Bangsa">Perserikatan Bangsa-Bangsa</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l17 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1953" title="1953">1953</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borneo" title="Borneo">Borneo</a> digantinama menjadi Provinsi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan" title="Kalimantan">Kalimantan</a>, kemudian pada <b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1956" title="1956">1956</a></b> dibagi menjadi Provinsi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur" title="Kalimantan Timur">Kalimantan Timur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan" title="Kalimantan Selatan">Kalimantan Selatan</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat" title="Kalimantan Barat">Kalimantan Barat</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l17 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/25_April" title="25 April">25 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1950" title="1950">1950</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Maluku_Selatan" title="Republik Maluku Selatan">Republik Maluku Selatan</a> diproklamirkan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ambon" title="Ambon">Ambon</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l17 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/18_April" title="18 April">18 April</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/24_April" title="24 April">24 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1955" title="1955">1955</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Tingkat_Tinggi_Asia-Afrika" title="Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika">Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika</a> dilaksanakan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bandung" title="Bandung">Bandung</a>.</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1960-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/24_Agustus" title="24 Agustus">24 Agustus</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/4_September" title="4 September">4 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1962" title="1962">1962</a></b>: Indonesia menjadi tuan rumah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asian_Games" title="Asian Games">Asian Games</a> IV</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1963" title="1963">1963</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1965" title="1965">1965</a></b>: Konfrontasi dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/27_Agustus" title="27 Agustus">27 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1964" title="1964">1964</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno" title="Soekarno">Soekarno</a> membentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Dwikora" title="Kabinet Dwikora">Kabinet Dwikora</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Januari" title="7 Januari">7 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1965" title="1965">1965</a></b>: Indonesia keluar dari keanggotaan PBB</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/30_September" title="30 September">30 September</a> 1965</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September" title="Gerakan 30 September">Gerakan 30 September</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/13_Desember" title="13 Desember">13 Desember</a> 1965</b> Devaluasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah" title="Rupiah">Rupiah</a> untuk mengendalikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi" title="Inflasi">inflasi</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>Oktober 1965-Maret 1966</b>: Penumpasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/PKI" title="PKI">PKI</a>, mengakibatkan kira-kira setengah juta jiwa terbunuh.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/24_Februari" title="24 Februari">24 Februari</a> 1966</b>: Soekarno membentuk Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Dwikora_II" title="Kabinet Dwikora II">Kabinet Dwikora II</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_Maret" title="11 Maret">11 Maret</a> 1966</b>: Penandatanganan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Supersemar" title="Supersemar">Supersemar</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/28_Maret" title="28 Maret">28 Maret</a> 1966</b>: Soekarno membentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Dwikora_III" title="Kabinet Dwikora III">Kabinet Dwikora III</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_Agustus" title="11 Agustus">11 Agustus</a> 1966</b>: Indonesia dan Malaysia sepakat memulihkan hubungan diplomatik</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/28_September" title="28 September">28 September</a> 1966</b>: Indonesia kembali bergabung dalam PBB</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_Maret" title="12 Maret">12 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1967" title="1967">1967</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto" title="Soeharto">Soeharto</a> diangkat menjadi Pejabat Presiden Indonesia. Sukarno menjadi tahanan rumah</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/27_Maret" title="27 Maret">27 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1968" title="1968">1968</a></b>: Soeharto resmi menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Indonesia" title="Presiden Indonesia">Presiden Indonesia</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l14 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1969" title="1969">1969</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Papua" title="Papua">Papua</a> bergabung dengan Indonesia, setelah dilakukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penentuan_Pendapat_Rakyat" title="Penentuan Pendapat Rakyat">Penentuan Pendapat Rakyat</a> (Pepera)</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1970-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/21_Juni" title="21 Juni">21 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970" title="1970">1970</a></b>: Soekarno meninggal dunia dan dimakamkan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Blitar" title="Blitar">Blitar</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970" title="1970">1970</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nurcholish_Madjid" title="Nurcholish Madjid">Nurcholish Madjid</a> (Cak Nur) mulai menyusun gagasan kontroversionalnya "Islam, Yes; Partai Islam, No"</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/3_Juli" title="3 Juli">3 Juli</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1971" title="1971">1971</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Umum" title="Pemilihan Umum">Pemilihan Legislatif</a> Indonesia yang kedua kali (pertama kali dibawah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru" title="Orde Baru">Orde Baru</a>) dilaksanakan. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Golkar" title="Golkar">Golkar</a> menang.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1973" title="1973">1973</a></b>: Pemerintah menciutkan jumlah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik" title="Partai politik">partai politik</a> menjadi tiga. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/PDI" title="PDI">PDI</a> (dari partai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalis" title="Nasionalis">nasionalis</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" title="Kristen">Kristen</a>). <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/PPP" title="PPP">PPP</a> (dari partai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a>). Sistem tiga partai didominasi oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Golkar" title="Golkar">Golkar</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>April <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1975" title="1975">1975</a></b>: Terjadinya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_sipil" title="Perang sipil">perang sipil</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Leste" title="Timor Leste">Timor Leste</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Desember" title="7 Desember">7 Desember</a> 1975</b>: Indonesia melancarkan invasi ke Timor Leste</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/17_Juli" title="17 Juli">17 Juli</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1976" title="1976">1976</a></b>: Timor Leste menyatu dengan Indonesia, menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Timor_Timur" title="Provinsi Timor Timur">Provinsi Timor Timur</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l10 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1976" title="1976">1976</a></b>: Dimulainya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Aceh_Merdeka" title="Gerakan Aceh Merdeka">Gerakan Aceh Merdeka</a></li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1980-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mei" title="Mei">Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1980" title="1980">1980</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Petisi_50" title="Petisi 50">Petisi 50</a> yang dicanangkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Presiden" title="Presiden">Presiden</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto" title="Soeharto">Soeharto</a> diterbitkan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1982" title="1982">1982</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1983" title="1983">1983</a></b>: Terjadinya penembakan misterius (<i>Petrus</i>) yang menewaskan ribuan orang tersangka kriminal</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>1983</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto" title="Prabowo Subianto">Prabowo Subianto</a> menikah dengan Titiek, putri Presiden <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto" title="Soeharto">Soeharto</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>Desember <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1984" title="1984">1984</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid" title="Abdurrahman Wahid">Abdurrahman Wahid</a> (Gus Dur) terpilih menjadi Ketua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama" title="Nahdlatul Ulama">Nahdlatul Ulama</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1985" title="1985">1985</a></b>: Pemerintah mewajibkan semua organisasi untuk mengadopsi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila" title="Pancasila">Pancasila</a> sebagai asas tunggal</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1987" title="1987">1987</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Sukarnoputri" title="Megawati Sukarnoputri">Megawati Sukarnoputri</a> menjadi anggota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parlemen" title="Parlemen">parlemen</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a></b>: Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden untuk kelima kalinya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1989" title="1989">1989</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Aceh_Merdeka" title="Gerakan Aceh Merdeka">Gerakan Aceh Merdeka</a> (GAM) mulai aktif kembali setelah sempat diredam</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">1990-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1992" title="1992">1992</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1993" title="1993">1993</a></b> Pemimpin perlawanan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Timur" title="Timor Timur">Timor Timur</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Xanana_Gusmao" title="Xanana Gusmao">Xanana Gusmao</a> ditangkap oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto" title="Prabowo Subianto">Prabowo Subianto</a> dan diadili serta dihukum</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1993" title="1993">1993</a></b>: Soeharto terpilih kembali untuk yang kelima kalinya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>April <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1996" title="1996">1996</a></b>: Ibu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tien_Soeharto" title="Tien Soeharto">Tien Soeharto</a> meninggal dunia</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/27_Juli" title="27 Juli">27 Juli</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1996" title="1996">1996</a></b>: Peristiwa penyerangan kantor <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrasi_Indonesia" title="Partai Demokrasi Indonesia">Partai Demokrasi Indonesia</a> (PDI) (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli" title="Peristiwa 27 Juli">Peristiwa 27 Juli</a>)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_Maret" title="11 Maret">11 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1998" title="1998">1998</a></b>: Soeharto terpilih kembali untuk yang keenam kalinya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_Mei" title="12 Mei">12 Mei</a> 1998</b>: empat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahasiswa" title="Mahasiswa">mahasiswa</a> terbunuh dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Mahasiswa_Indonesia_1998" title="Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998">demonstrasi</a> terhadap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru" title="Orde Baru">rezim Soeharto</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Trisakti" title="Universitas Trisakti">Universitas Trisakti</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/13_Mei" title="13 Mei">13 Mei</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Mei" title="15 Mei">15 Mei</a> 1998</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Mei_1998" title="Kerusuhan Mei 1998">Kerusuhan besar</a> terjadi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a> dan beberapa daerah lainnya yang mengakibatkan ribuan orang tewas, sejumlah wanita <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa" title="Tionghoa">tionghoa</a> diperkosa, dan terjadinya penjarahan di pusat-pusat perbelanjaan</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/21_Mei" title="21 Mei">21 Mei</a> 1998, pukul 09.00 wib</b>: Soeharto mundur, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Habibie" title="Habibie">Habibie</a> mengambil alih jabatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Presiden" title="Presiden">Presiden</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Juni" title="7 Juni">7 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1999" title="1999">1999</a></b>: Pemilu pertama dilaksanakan pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281998-sekarang%29" title="Sejarah Indonesia (1998-sekarang)">era Reformasi</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/September" title="September">September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1999" title="1999">1999</a></b>: Referendum di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Timor_Timur" title="Provinsi Timor Timur">Provinsi Timor Timur</a> di bawah naungan PBB dengan hasil empat per lima memilih berpisah dari Indonesia dibandingkan bersatu dengan Indonesia.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/20_Oktober" title="20 Oktober">20 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1999" title="1999">1999</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gus_Dur" title="Gus Dur">Gus Dur</a> resmi diangkat menjadi Presiden RI</li>
</ul><h2><span class="mw-headline">2000-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Februari" title="Februari">Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2001" title="2001">2001</a></b>: Kerusuhan etnis terjadi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sampit,_Kotawaringin_Timur" title="Sampit, Kotawaringin Timur">Sampit</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Tengah" title="Kalimantan Tengah">Kalimantan Tengah</a>, antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak" title="Suku Dayak">Dayak</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura" title="Suku Madura">Madura</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_Juli" title="23 Juli">23 Juli</a> 2001</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati" title="Megawati">Megawati</a> secara resmi menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Indonesia" title="Presiden Indonesia">Presiden Indonesia</a> ke-5, menggantikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gus_Dur" title="Gus Dur">Gus Dur</a>, yang diberhentikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/MPR" title="MPR">MPR</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_September" title="23 September">23 September</a> 2001</b>: sebuah bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/20_Mei" title="20 Mei">20 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2002" title="2002">2002</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Timur" title="Timor Timur">Timor Timur</a> resmi merdeka dengan nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Leste" title="Timor Leste">Timor Leste</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_Oktober" title="12 Oktober">12 Oktober</a> 2002</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002" title="Bom Bali 2002">Bom Bali</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Desember" title="Desember">Desember</a> 2002</b>: Pemerintah dan GAM menandatangani kesepakatan damai di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jenewa" title="Jenewa">Jenewa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swiss" title="Swiss">Swiss</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/19_Mei" title="19 Mei">19 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2003" title="2003">2003</a></b>: Pembicaraan damai antara Pemerintah dan GAM gagal, militer Indonesia melancarkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_militer_Indonesia_di_Aceh_2003-2004" title="Operasi militer Indonesia di Aceh 2003-2004">operasi militer di Aceh</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/5_Agustus" title="5 Agustus">5 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2003" title="2003">2003</a></b>: Sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bom_JW_Marriott_2003" title="Bom JW Marriott 2003">bom</a> mobil meledak di depan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hotel_Mariott&action=edit&redlink=1" title="Hotel Mariott (halaman belum tersedia)">Hotel Mariott</a> di Jakarta</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/April" title="April">April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2004" title="2004">2004</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Umum_Anggota_DPR,_DPD,_dan_DPRD_Indonesia_2004" title="Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004">Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Juli" title="Juli">Juli</a> 2004</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Umum_Presiden_dan_Wakil_Presiden_Republik_Indonesia_2004" title="Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004">Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004</a>. Dimenangkan oleh pasangan Presiden <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono" title="Susilo Bambang Yudhoyono">Susilo Bambang Yudhoyono</a> dan Wakil Presiden <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jusuf_Kalla" title="Jusuf Kalla">Jusuf Kalla</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/9_September" title="9 September">9 September</a> 2004</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Kedubes_Australia_2004" title="Bom Kedubes Australia 2004">Bom Kedubes Australia</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/26_November" title="26 November">26 November</a> 2004</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Nabire_2004" title="Gempa bumi Nabire 2004">Gempa bumi Nabire</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/30_November" title="30 November">30 November</a> 2004</b>: Terjadi kecelakan pesawat terbang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lion_Air_Penerbangan_538" title="Lion Air Penerbangan 538">Lion Air Penerbangan 538</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Solo" title="Solo">Solo</a> yang menewaskan 26 orang. Keamanan penerbangan-penerbangan murah di Indonesia mulai disorot.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/26_Desember" title="26 Desember">26 Desember</a> 2004</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami" title="Tsunami">Tsunami</a> menghantam Aceh dan menewaskan 160.000 jiwa.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/28_Mei" title="28 Mei">28 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2005" title="2005">2005</a></b>: Dua ledakan bom mengguncang Pasar Sentral Tentena, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tentena" title="Tentena">Tentena</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Poso" title="Poso">Poso</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah" title="Sulawesi Tengah">Sulawesi Tengah</a>, menewaskan sedikitnya 20 orang.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/17_Juli" title="17 Juli">17 Juli</a> 2005</b>: Pemerintah Indonesia mengadakan kesepakatan damai dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Aceh_Merdeka" title="Gerakan Aceh Merdeka">Gerakan Aceh Merdeka</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Agustus" title="15 Agustus">15 Agustus</a> 2005</b>: Pemerintah Indonesia dan GAM kembali berunding. GAM akhirnya setuju untuk menyerahkan seluruh senjatanya dan pemerintah Indonesia setuju untuk menarik seluruh tentara Indonesia, memberikan otonomi, dan pemilihan langsung boleh diselenggarakan. Perjanjian damai berhasil ditandatangani dan secara resmi mengakhiri gerakan separatis GAM.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/31_Agustus" title="31 Agustus">31 Agustus</a> 2005</b>: Pemerintah Indonesia membebaskan 200 tahanan GAM, atas ditandatanganinya persetujuan perdamaian.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/5_September" title="5 September">5 September</a> 2005</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mandala_Airlines_Penerbangan_91" title="Mandala Airlines Penerbangan 91">Mandala Airlines Penerbangan 91</a> mengalami kecelakaan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medan" title="Medan">Medan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a>, menewaskan sedikitnya 100 orang.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Oktober" title="1 Oktober">1 Oktober</a> 2005</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2005" title="Bom Bali 2005">Bom Bali II</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/29_Oktober" title="29 Oktober">29 Oktober</a> 2005</b>: Tiga siswi SMU di Poso yang sedang berjalan ke sekolah Kristen dipenggal oleh sekelompok orang tak dikenal.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/9_November" title="9 November">9 November</a> 2005</b>: Penyergapan Polri di sebuah vila di Kota Batu; menewaskan Dr. Azahari, buronan teroris dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/31_Desember" title="31 Desember">31 Desember</a> 2005</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Palu_2005" title="Bom Palu 2005">Bom di Palu</a> menewaskan enam orang.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Januari" title="1 Januari">1 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2006" title="2006">2006</a></b>: Banjir bandang menewaskan 63 orang di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jember" title="Jember">Jember</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/6_Januari" title="6 Januari">6 Januari</a> 2006</b>: Terjadinya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_perbatasan_Timor-Timur" title="Insiden perbatasan Timor-Timur">Insiden perbatasan Timor-Timur</a> yang kedua kali.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/13_Februari" title="13 Februari">13</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Februari" title="15 Februari">15 Februari</a></b> 2006 : tujuh anggota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali_Nine" title="Bali Nine">Bali Nine</a> divonis hukuman seumur hidup dan dua dijatuhi hukuman mati. Setelah melalui banding dan kasasi akhirnya tujuh dijatuhi hukuman mati dan dua seumur hidup</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/27_Mei" title="27 Mei">27 Mei</a> 2006</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Yogyakarta_2006" title="Gempa bumi Yogyakarta 2006">Gempa bumi mengguncang Yogyakarta</a> dan sekitarnya mengakibatkan sedikitnya enam ribu orang meninggal dunia.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b>Sejak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/27_Mei" title="27 Mei">27 Mei</a> 2006</b>: Bencana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lumpur_Lapindo" title="Lumpur Lapindo">Banjir lumpur panas Lapindo</a> melanda <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sidoarjo" title="Sidoarjo">Sidoarjo</a>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/31_Mei" title="31 Mei">31 Mei</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/4_Juni" title="4 Juni">4 Juni</a> 2006</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Terbuka_2006" title="Indonesia Terbuka 2006">Indonesia Terbuka 2006</a> diselenggarakan di Surabaya</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/30_September" title="30 September">30 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2009" title="2009">2009</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sumatera_Barat_2009" title="Gempa bumi Sumatera Barat 2009">Gempa bumi 7,6 SR mengguncang Sumatera Barat</a> menewaskan sedikitnya 1.117 orang.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-E-1">[2]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/14_April" title="14 April">14 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2010" title="2010">2010</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Koja" title="Kerusuhan Koja">Kerusuhan Koja</a> mengakibatkan sedikitnya tiga tewas dan ratusan luka-luka.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/20_Oktober" title="20 Oktober">20 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2009" title="2009">2009</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono" title="Susilo Bambang Yudhoyono">Susilo Bambang Yudhoyono</a> terpilih kembali sebagai Presiden RI periode 2009-2014. Didampingi oleh Prof. Dr. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Boediono" title="Boediono">Boediono</a>, M.Ec., sebagai wakil Presiden.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l9 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/22_Oktober" title="22 Oktober">22 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2009" title="2009">2009</a></b>: Pelantikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Indonesia_Bersatu_II" title="Kabinet Indonesia Bersatu II">Kabinet Indonesia Bersatu II</a></li>
</ul><h2><span class="mw-headline">2010-an</span></h2><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Mei" title="1 Mei">1 Mei</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Juni" title="15 Juni">15 Juni</a> 2010</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sensus_Penduduk_Indonesia_2010" title="Sensus Penduduk Indonesia 2010">Sensus Penduduk Indonesia 2010</a>, yang merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sensus" title="Sensus">sensus</a> penduduk Indonesia ke-6 setelah Indonesia <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Merdeka" title="Merdeka">merdeka</a>.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-BPS1-2">[3]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/26_September" title="26 September">26 September</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/29_September" title="29 September">29 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2010" title="2010">2010</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Tarakan" title="Kerusuhan Tarakan">Kerusuhan Tarakan</a>, merupakan kerusuhan antar suku yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Tidung" title="Suku Tidung">Suku Tidung</a> sebagai suku asli dan suku pendatang yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Bugis" title="Suku Bugis">Suku Bugis</a><sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-3">[4]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/25_Oktober" title="25 Oktober">25 Oktober</a> 2010</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Kepulauan_Mentawai_2010" title="Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010">Gempa bumi</a> dengan kekuatan 7,7 SR yang disertai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami" title="Tsunami">Tsunami</a> melanda <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Mentawai" title="Kepulauan Mentawai">Mentawai</a> mengakibatkan 286 meninggal dan 252 hilang.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/26_Oktober" title="26 Oktober">26 Oktober</a> 2010</b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi" title="Gunung Merapi">Gunung Merapi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Letusan_Gunung_Merapi_2010" title="Letusan Gunung Merapi 2010">meletus</a> mengakibatkan 28 tewas, termasuk juru kuncinya, yakni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mbah_Maridjan" title="Mbah Maridjan">Mbah Maridjan</a>.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-4">[5]</a></sup>.</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/6_Februari" title="6 Februari">6 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2011" title="2011">2011</a></b>: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerangan_Cikeusik" title="Penyerangan Cikeusik">Penyerangan</a> terhadap jemaah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmadiyyah" title="Ahmadiyyah">Ahmadiyyah</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cikeusik" title="Cikeusik">Cikeusik</a> menewaskan sedikitnya 3 orang.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-mediaindonesia-5">[6]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/18_Oktober" title="18 Oktober">18 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2011" title="2011">2011</a></b>: Perombakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Indonesia_Bersatu_II" title="Kabinet Indonesia Bersatu II">Kabinet Indonesia Bersatu II</a><sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-6">[7]</a></sup></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_November" title="11 November">11 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2011" title="2011">2011</a></b>: Pembukaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/SEA_Games_2011" title="SEA Games 2011">SEA Games 2011</a><sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_note-7">[8]</a></sup></li>
</ul><h2><span class="mw-headline">Referensi</span></h2><div class="MsoNormal"><b>^</b> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-0"><sup>a</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-1"><sup>b</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-2"><sup>c</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-3"><sup>d</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-4"><sup>e</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-5"><sup>f</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-6"><sup>g</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-7"><sup>h</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-8"><sup>i</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-9"><sup>j</sup></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-ricklefs_0-10"><sup>k</sup></a> Ricklefs (1991), hal. 18</div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-E_1-0">^</a></b> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/KOMPAS" title="KOMPAS">Kompas.com</a> - <a href="http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/15/1023516/1.117.orang.meninggal.akibat.gempa.padang">Korban Gempa Sudah 1.117 Orang</a></div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-BPS1_2-0">^</a></b> <span class="citationweb"><a href="http://www.bps.go.id/aboutus.php?sp=1">"Statistics Indonesia"</a></span><span class="reference-accessdate">. Diakses pada 1 Juni 2010</span><span class="citationweb">.</span></div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-3">^</a></b> <a href="http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/7076">Samarinda Pos - 5 Tewas, 4 Rumah Dibakar, Puluhan Ribu Warga Mengungsi</a>. Diakses pada 2 Oktober 2010</div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-4">^</a></b> <span class="citationweb"><a href="http://www.detiknews.com/read/2010/10/27/140441/1476615/10/korban-tewas-letusan-merapi-bertambah-jadi-28-orang">"Korban Tewas Letusan Merapi Bertambah Jadi 28 Orang"</a></span><span class="reference-accessdate">. Diakses pada 30 Oktober 2010</span><span class="citationweb">.</span></div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-mediaindonesia_5-0">^</a></b> <span class="citationweb">Edy Asrina Putra (07-02-2011). <a href="http://www.mediaindonesia.com/read/2011/02/07/201475/265/114/Ahmadiyah-Diserang-Tiga-Orang-Tewas">"Ahmadiyah Diserang Tiga Orang Tewas"</a>. <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Media_Indonesia" title="Media Indonesia">Media Indonesia</a></i></span><span class="reference-accessdate">. Diakses pada 8 Februari 2011</span><span class="citationweb">.</span></div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-6">^</a></b> <a href="http://www.detiknews.com/read/2011/10/18/203939/1747113/10/susunan-kabinet-indonesia-bersatu-ii-hasil-reshuffle">Artikel;"Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II Hasil Reshuffle", di Detik.com</a></div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia#cite_ref-7">^</a></b> <a href="http://foto.detik.com/readfoto/2011/11/12/101430/1765954/463/1/serunya-pembukaan-sea-games">Serunya Pembukaan SEA Games</a>, Detikfoto</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-7134807373262590542012-02-01T00:29:00.000-08:002012-02-01T00:30:33.537-08:00Dibalik Sejarah Merah Putih<h2 style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"></h2><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing.</span></b><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;"></span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;"> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM6W5yOvCZnFx0KvusaBYnmoW1ZeNLDwTDv0sgqccmpDW1WaIbi8fejsTUGhq41HyJdXg_uwrPGB0xphPoNhp5sWeOicDmlfVyxJu8asXpPMd-1seagb5yRTNmN43jEIN7DXwkAZDZ8UM/s1600/merah-putih.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM6W5yOvCZnFx0KvusaBYnmoW1ZeNLDwTDv0sgqccmpDW1WaIbi8fejsTUGhq41HyJdXg_uwrPGB0xphPoNhp5sWeOicDmlfVyxJu8asXpPMd-1seagb5yRTNmN43jEIN7DXwkAZDZ8UM/s1600/merah-putih.png" /></a></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa<span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">Indonesia</span>. Warna merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan melalui proses sejarah yang begitu panjang dalam perkembangan BangsaIndonesia.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">1. Menurut sejarah, Bangsa<span class="apple-converted-space"> </span>Indonesia<span class="apple-converted-space"> </span>memasuki wilayah Nusantara ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang ke<span class="apple-converted-space"> </span>Indonesia<span class="apple-converted-space"> </span>Timur dan Barat melalui tanah Semenanjung dan Philipina. Pada zaman itu manusia memiliki<span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">cara</span><span class="apple-converted-space"> </span>penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Zaman itu disebut juga zaman Aditya Candra. Aditya berarti matahari dan Candra berarti bulan. Penghormatan dan pemujaan tidak saja di kawasan Nusantara, namun juga di seluruh Kepulauan Austronesia, di Samudra Hindia, dan Pasifik.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan kedua, yaitu masuknya orang<span class="apple-converted-space"> </span>Indonesia<span class="apple-converted-space"> </span>kuno dari Asia Tenggara dan kemudian berbaur dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk ke Nusantara. Perpaduan dan pembauran inilah yang kemudian melahirkan turunan yang sekarang kita kenal sebagai BangsaIndonesia.<br />
Pada Zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau zat kesaktian bagi setiap makhluk hidup yaitu getah-getih. Getah-getih yang menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan putih. Getah tumbuh-tumbuhan berwarna putih dan getih (dalam Bahasa Jawa/<span class="ilad">Sunda</span>) berarti darah berwarna merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan. Demikian kepercayaan yang terdapat di Kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">2. Pada permulaan masehi selama 2 abad, rakyat di Kepulauan Nusantara mempunyai kepandaian<span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">membuat</span>ukiran dan pahatan dari kayu, batu, dan lainnya, yang kemudian ditambah dengan kepandaian<span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">mendapat</span>pengaruh dari kebudayaan Dong Song dalam<span class="apple-converted-space"> </span>membuat<span class="apple-converted-space"> </span>alat-alat dari logam terutama dari perunggu dan besi. Salah satu hasil yang terkenal ialah pembuatan gendering besar dari perunggu yang disebut nekara dan tersebar hampir di seluruh Nusantara. Di Pulau Bali gendering ini disebut Nekara Bulan Pajeng yang disimpan dalam pura. Pada nekara tersebut diantaranya terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan umbul-umbul dari bulu<span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">burung</span>. Demikian juga di Gunung Kidul sebelah selatan Yogyakarta terdapat kuburan berupa waruga dengan lukisan bendera merah putih berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki Gunung Dompu.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Sejak kapan bangsa-bangsa di dunia mulai memakai bendera sebagai identitas bangsanya? Berdasarkan<span class="ilad">catatan</span><span class="apple-converted-space"> </span>sejarah dapat dikemukakan bahwa awal mula orang menggunakan bendera dimulai dengan memakai lencana atau emblem, kemudian berkembang menjadi tanda untuk kelompok atau satuan dalam bentuk kulit atau kain yang dapat berkibar dan mudah dilihat dari jauh. Berdasarkan penelitian akan hasil-hasil benda kuno ada petunjuk bahwa Bangsa Mesir telah menggunakan bendera pada kapal-kapalnya, yaitu sebagai batas dari satu wilayah yang telah dikuasainya dan dicatat dalam<span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">daftar</span>. Demikian juga Bangsa Cina di zaman kaisar Chou tahun 1122 sebelum masehi.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Bendera itu terikat pada tongkat dan bagian puncaknya terdapat ukiran atau totem, di bawah totem inilah diikatkan sepotong kain yang merupakan dekorasi. Bentuk semacam itu didapati pada kebudayaan kuno yang terdapat di sekitar Laut Tengah. Hal itu diperkuat juga dengan adanya istilah bendera yang terdapat dalam kitab Injil. Bendera bagi raja tampak sangat jelas, sebab pada puncak tiang terdapat sebuah symbol dari kekuasaan dan penguasaan suatu wilayah taklukannya. Ukiran totem yang terdapat pada puncak atau tiang mempunyai arti magis yang ada hubungnnya dengan dewa-dewa. Sifat pokok bendera terbawa hingga sekarang ini.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Pada abad XIX tentara napoleon I dan II juga menggunakan bendera dengan memakai lambang garuda di puncak tiang. Perlu diingat bahwa tidak semua bendera mempunyai arti dan ada hubungannya dengan religi. Bangsa Punisia dan Yunani menggunakan bendera sangat sederhana yaitu untuk kepentingan perang atau menunjukkan kehadiran raja atau opsir, dan juga pejabat tinggi negara. Bendera Yunani umumnya terdiri dari sebuah tiang dengan kayu salib atau lintang yang pada puncaknya terdapat bulatan. Dikenal juga perkataan vaxillum (kain segi empat yang pinggirnya berwarna ungu, merah, atau biru) digantung pada kayu silang di atas tombak atau lembing.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Ada lagi yang dinamakan labarum yang merupakan kain sutra bersulam benang emas dan biasanya khusus dipakai untuk Raja Bangsa Inggris menggunakan bendera sejak abad VIII. Sampai abad pertengahan terdapat bendera yang menarik perhatian yaitu bendera “gunfano” yang dipakai Bangsa Germania, terdiri dari kain bergambar lencana pada ujung tombak, dan dari sinilah lahir bendera Prancis yang bernama “fonfano”.<br />
Bangsa Viking hampir sama dengan itu, tetapi bergambar naga atau<span class="apple-converted-space"> </span>burung, dikibarkan sebagai tanda menang atau kalah dalam suatu pertempuran yang sedang berlangsung. Mengenai lambang-lambang yang menyertai bendera banyak juga corak ragamnya, seperti Bangsa Rumania pernah memakai lambang<span class="apple-converted-space"> </span>burungdari logam, dan Jerman kemudian memakai lambang<span class="apple-converted-space"> </span>burung<span class="apple-converted-space"> </span>garuda, sementara Jerman memakai bendera yang bersulam gambar ular naga.<br />
<i><br />
Tata<span class="apple-converted-space"> </span>cara<span class="apple-converted-space"> </span>pengibaran dan pemasangan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, kibaran bendera putih sebagai tanda menyerah (dalam peperangan) dan sebagai tanda damai rupanya pada saat itu sudah dikenal dan etika ini sampai sekarang masih digunakan oleh beberapa Negara di dunia.</i><br />
<br />
<span class="fullpost">3. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya yang pada hakikatnya baru merupakan kerajaan dengan kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Jawa yaitu Kerajaan Mataram Kuno yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat “pataka” di atas lukisan dengan</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">tiga</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="fullpost">orang pengawal membawa bendera merah putih sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobudur, oleh seorang pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih. Pada Candi Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya yang melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal warna merah dan putih.</span></span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai<span class="apple-converted-space"> </span>burung<span class="apple-converted-space"> </span>besar, yaitu<span class="apple-converted-space"> </span>Burung<span class="apple-converted-space"> </span>Garuda yang juga dikenal sebagau<span class="apple-converted-space"> </span>burung<span class="apple-converted-space"> </span>merah putih. Denikian juga pada tahun 898 sampai 910 Raja Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka, maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah<span class="apple-converted-space"> </span>mendapat<span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">tempat</span><span class="apple-converted-space"> </span>di hati Rakyat<span class="apple-converted-space"> </span>Indonesia.</span></i><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;"><br />
<br />
<span class="fullpost">4. Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri, mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="ilad">melakukan</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="fullpost">pemberontakan melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja Kertanegara sudah menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji berwarna merah putih dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="fullpost">tempat</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="fullpost">ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih, namun masih terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara Ciwaisme dengan Budhisme.</span></span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">5. Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan lantainya diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku Negarakertagama menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara kebesaran Raja Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah – putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai kelanjutan. Dalam Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">6. Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini masih sering dikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam mewakili golongan penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya merupakan peninggalan Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul – umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri. Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya. Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara – upacara, dan sebagian besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.<br />
<br />
<span class="fullpost">7. Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah – tengah pasukan Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah – putih, demikian juga di lereng – lereng gunung dan desa – desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran bendera merah – putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra – putra Indonesia yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari, Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.</span><br />
<br />
<span class="fullpost"><i>Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908 sebagai salah satu tonggak sejarah.</i></span></span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain : Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS"; font-size: 9pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 10.2pt; margin-right: 10.2pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="color: #555555; font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·</span><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;"><span style="color: #555555;"><span style="font-family: Symbol;"> </span></span>Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih yang di tengahnya bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia Merdeka.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Partai tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan yang bersifat kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu, karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan. Semangat persatuan tergambar jelas dalam “Poetoesan Congres Pemoeda – Pemoeda Indonesia” yang berbunyi :</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Pertama :<span class="apple-converted-space"> </span><b>KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE</b><br />
<b>BERTOEMPAH DARAH YANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA</b></span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Kedua :<span class="apple-converted-space"><b> </b></span><b>KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE</b><br />
<b>BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA</b></span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Ketiga :<span class="apple-converted-space"> </span><b>KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA</b><br />
<b>MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA</b><br />
<b>INDONESIA</b></span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah – putih tanpa gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih telah berkibar di dada peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah – putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat nasional dan menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah – putih.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal tersebut dapat membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada kemerdekaan. Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentuk panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah-putih.<br />
Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh badan dunia.</span></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Bendera merah-putih mempunyai persamaan dengan bendera Kerajaan Monako, yaitu sebuah Negara kecil di bagian selatan Prancis, tapi masih ada perbedaannya. Bendera Kerajaan Monako di bagian tengah terdapat lambang kerajaan dan ukurannya dengan perbandingan 2,5 : 3, sedangkan bendera merah putih dengan perbandingan 2 : 3 (lebar 2 meter, panjang 3 meter) sesuai Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1958. Kerajaan Monako menggunakan bendera bukan sebagai lambang tertinggi karena merupakan sebuah kerajaan, sedangkan bagi Indonesia bendera merah putih merupakan lambang tertinggi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-34647589893115138072012-02-01T00:13:00.001-08:002012-02-01T00:13:54.261-08:00Demokrasi di Indonesia<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945,<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Undang_Undang_Dasar_1945&action=edit&redlink=1" title="Undang Undang Dasar 1945 (halaman belum tersedia)"><span style="color: #7f1d1d;">Undang Undang Dasar 1945</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>memberikan penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi.Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah mengalami masa<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demokrasi_Pancasila&action=edit&redlink=1" title="Demokrasi Pancasila (halaman belum tersedia)"><span style="color: #7f1d1d;">Demokrasi Pancasila</span></a>, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Junta_militer" title="Junta militer"><span style="color: #7f1d1d;">junta militer</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 1999 yang menempatkan<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrasi_Indonesia-Perjuangan" title="Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan"><span style="color: #7f1d1d;">Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>sebagai pemenang Pemilu.</span> <div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Diskursus demokrasi di Indonesia tak dapat dipungkiri, telah melewati perjalanan sejarah yang demikian panjangnya. Berbagai ide dan cara telah coba dilontarkan dan dilakukan guna memenuhi tuntutan demokratisasi di negara kepulauan ini. Usaha untuk memenuhi tuntutan mewujudkan pemerintahan yang demokratis tersebut misalnya dapat dilihat dari hadirnya rumusan model demokrasi Indonesia di dua zaman pemerintahan Indonesia, yakni Orde Lama dan Orde Baru. Di zaman pemerintahan Soekarno dikenal yang dinamakan model Demokrasi Terpimpin, lalu berikutnya di zaman pemerintahan Soeharto model demokrasi yang dijalankan adalah model Demokrasi Pancasila. Namun, alih-alih mempunyai suatu pemerintahan yang demokratis, model demokrasi yang ditawarkan di dua rezim awal pemerintahan Indonesia tersebut malah memunculkan pemerintahan yang otoritarian, yang membelenggu kebebasan politik warganya.<br />
Dipasungnya demokrasi di dua zaman pemerintahan tersebut akhirnya membuat rakyat Indonesia berusaha melakukan reformasi sistem politik di Indonesia pada tahun 1997. Reformasi yang diperjuangkan oleh berbagai pihak di Indonesia akhirnya berhasil menumbangkan rezim Orde Baru yang otoriter di tahun 1998. Pasca kejadian tersebut, perubahan mendasar di berbagai bidang berhasil dilakukan sebagai dasar untuk membangun pemerintahan yang solid dan demokratis. Namun, hingga hampir sepuluh tahun perubahan politik pasca reformasi 1997-1998 di Indonesia, transisi menuju pemerintahan yang demokratis masih belum dapat menghasilkan sebuah pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, dan kredibel. Demokrasi yang terbentuk sejauh ini, meminjam istilah Olle Tornquist hanya menghasilkan Demokrasi Kaum Penjahat, yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan golongan ketimbang kepentingan rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Tulisan ini berusaha menguraikan lebih lanjut bagaimana proses transisi menuju konsolidasi demokrasi di Indonesia belum menuju kepada proses yang baik, karena masih mencerminkan suatu pragmatisme politik. Selain itu di akhir, penulis akan berupaya menjawab pilihan demokrasi yang bagaimana yang cocok untuk diterapkan di Indonesia.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Munculnya Kekuatan Politik Baru yang Pragmatis<br />
Pasca jatuhnya Soeharto pada 1998 lewat perjuangan yang panjang oleh mahasiswa, rakyat dan politisi, kondisi politik yang dihasilkan tidak mengarah ke perbaikan yang signifikan. Memang secara nyata kita bisa melihat perubahan yang sangat besar, dari rezim yang otoriter menjadi era penuh keterbukaan. Amandemen UUD 1945 yang banyak merubah sistem politik saat ini, penghapusan dwi fungsi ABRI, demokratisasi hampir di segala bidang, dan banyak hasil positif lain. Namun begitu, perubahan-perubahan itu tidak banyak membawa perbaikan kondisi ekonomi dan sosial di tingkat masyarakat.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Perbaikan kondisi ekonomi dan sosial di masyarakat tidak kunjung berubah dikarenakan adanya kalangan oposisi elit yang menguasai berbagai sektor negara. Mereka beradaptasi dengan sistem yang korup dan kemudian larut di dalamnya. Sementara itu, hampir tidak ada satu pun elit lama berhaluan reformis yang berhasil memegang posisi-posisi kunci untuk mengambil inisiatif. Perubahan politik di Indonesia, hanya menghasilkan kembalinya kekuatan Orde Baru yang berhasil berkonsolidasi dalam waktu singkat, dan munculnya kekuatan politik baru yang pragmatis. Infiltrasi sikap yang terjadi pada kekuatan baru adalah karena mereka terpengaruh sistem yang memang diciptakan untuk dapat terjadinya korupsi dengan mudah.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Selain hal tersebut, kurang memadainya pendidikan politik yang diberikan kepada masyarakat, menyebabkan belum munculnya artikulator-artikulator politik baru yang dapat mempengaruhi sirkulasi elit politik Indonesia. Gerakan mahasiswa, kalangan organisasi non-pemerintah, dan kelas menengah politik yang ”mengambang” lainnya terfragmentasi. Mereka gagal membangun aliansi yang efektif dengan sektor-sektor lain di kelas menengah. Kelas menengah itu sebagian besar masih merupakan lapisan sosial yang berwatak anti-politik produk Orde Baru. Dengan demikian, perlawanan para reformis akhirnya sama sekali tidak berfungsi di tengah-tengah situasi ketika hampir seluruh elit politik merampas demokrasi. Lebih lanjut, gerakan mahasiswa yang pada awal reformasi 1997-1998 sangatlah kuat, kini sepertinya sudah kehilangan roh perjuangan melawan pemerintahan. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh berbedanya situasi politik, tetapi juga tingkat apatisme yang tinggi yang disebabkan oleh depolitisasi lewat berbagai kebijakan di bidang pendidikan. Mulai dari mahalnya uang kuliah yang menyebabkan mahasiswa dituntut untuk segera lulus. Hingga saringan masuk yang menyebabkan hanya orang kaya yang tidak peduli dengan politik.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Akibat dari hal tersebut, representasi keberagaman kesadaran politik masyarakat ke dunia publik pun menjadi minim. Demokrasi yang terjadi di Indonesia kini, akhirnya hanya bisa dilihat sebagai demokrasi elitis, dimana kekuasaan terletak pada sirkulasi para elit. Rakyat hanya sebagai pendukung, untuk memilih siapa dari kelompok elit yang sebaiknya memerintah masyarakat.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Memilih Demokrasi untuk Indonesia?<br />
Pertanyaan yang muncul dari kemudian adalah,”Lantas, jika reformasi 1998 juga belum dapat menentukan bagaimana model demokrasi yang cocok bagi Indonesia, apakah demokrasi memang tidak cocok bagi Indonesia?”. Menanggapi pertanyaan diatas, penulis perlu menekankan untuk memisahkan antara demokrasi sebagai sistem politik dengan demokrasi sebagai sebuah nilai. Demokrasi adalah sebuah nilai yang memberikan kebebasan dan partisipasi masyarakat. Dengan demokrasi, para warga negara dapat dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan. Idealismenya, setiap individu berhak menentukan segala hal yang dapat mempengaruhi kehidupannya, baik dalam kehidupan personal maupun sosial. Selain itu, demokrasi juga adalah cara yang efektif untuk mengontrol kekuasaan agar tidak menghasilkan penyalahgunaan wewenang.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Penulis melihat bahwa masa transisi di Indonesia yang masih belum menunjukan kehidupan demokrasi yang baik lebih dikarenakan negara hukum yang menjadi landasan Indonesia belum dapat mengkonsolidasikan demokrasi. Persyaratan untuk menuju konsolidasi demokrasi akhirnya memang sangat bertumpu pada proses reformasi hukum. Hukum harus diciptakan untuk memberikan jaminan berkembangnya masyarakat sipil dan masyarakat politik yang otonom, masyarakat ekonomi yang terlembagakan, dan birokrasi yang mampu menopang pemerintahan yang demokratis. Hukum harus dikembangkan untuk memperkuat masyarakat sipil (civil society) agar mampu menghasilkan alternatif-alternatif politik dan mampu mengontrol dan memantau pemerintah dan negara ketika menjalankan kekuasaannya.</span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: #4b5d67; font-family: "Book Antiqua";">Oleh karena itu, penulis melihat masih ada harapan bagi Indonesia di masa yang akan datang. Walaupun banyak yang skeptis bahwa masa depan politik di Indonesia akan menuju kearah yang lebih baik. Namun perkembangan yang terjadi belakangan ini dapat dijadikan setitik harapan bagi masa depan Indonesia. Yang perlu dicatat adalah jangan sampai kita terjebak dalam demokrasi prosedural saja dan melupakan ketertinggalan masyarakat secara ekonomi maupun sosial. Masalah-masalah sosial yang secara jelas mengancam integrasi bangsa ini dan juga berbagai kasus kelaparan harulah cepat diselesaikan. Seiring dengan perbaikan sistem politik dan juga aktor-aktor yang terlibat didalamnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-65336589058736043052012-02-01T00:10:00.000-08:002012-02-01T00:10:02.196-08:00SEJARAH DEMOKRASI<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<strong><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi</span></strong><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span></span><span style="font-family: "Book Antiqua";">adalah bentuk atau mekanisme<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan" title="Sistem pemerintahan"><span style="color: windowtext;">sistem pemerintahan</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Warganegara" title="Warganegara"><span style="color: windowtext;">warganegara</span></a>) atas negara untuk dijalankan oleh<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah" title="Pemerintah"><span style="color: windowtext;">pemerintah</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>negara tersebut.</span> <div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trias_politica" title="Trias politica"><span style="color: windowtext;">trias politica</span></a></span></em><span class="apple-converted-space"> </span>yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eksekutif" title="Eksekutif"><span style="color: windowtext;">eksekutif</span></a>,<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yudikatif" title="Yudikatif"><span style="color: windowtext;">yudikatif</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Legislatif" title="Legislatif"><span style="color: windowtext;">legislatif</span></a>) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Independen" title="Independen"><span style="color: windowtext;">independen</span></a>) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Checks_and_balances&action=edit&redlink=1" title="Checks and balances (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">checks and balances</span></a>.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Legislatur" title="Legislatur"><span style="color: windowtext;">legislatif</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konstituen&action=edit&redlink=1" title="Konstituen (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">konstituen</span></a>) dan yang memilihnya melalui proses<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum" title="Pemilihan umum"><span style="color: windowtext;">pemilihan umum</span></a><span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Legislatif" title="Legislatif"><span style="color: windowtext;">legislatif</span></a>, selain sesuai<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum" title="Hukum"><span style="color: windowtext;">hukum</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>dan<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan&action=edit&redlink=1" title="Peraturan (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">peraturan</span></a>.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Warganegara" title="Warganegara"><span style="color: windowtext;">warganegara</span></a>, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hak_pilih&action=edit&redlink=1" title="Hak pilih (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">hak pilih</span></a>).</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hak_pilih&action=edit&redlink=1" title="Hak pilih (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">hak pilih</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Book Antiqua";">Sejarah dan Perkembangan Demokrasi</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">demos</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>yang berarti rakyat, dan<em><span style="font-family: "Book Antiqua";">kratos/cratein</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (<em><span style="font-family: "Book Antiqua";">accountable</span></em>), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi, dalam pengertian klasik, pertama kali muncul pada abad ke-5 SM tepatnya di Yunani. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi dilakukan secara langsung, dalam artian rakyat berkumpul pada suatu tempat tertentu dalam rangka membahas pelbagai permasalahan kenegaraan. Sedangkan demokrasi dalam pengertiannya yang modern muncul pertama kali di Amerika. Konsep demokrasi modern sebagian besar dipengaruhi oleh para pemikir besar seperti Marx, Hegel, Montesquieu dan Alexis de Tocqueville. Mengingat semakin berkembangnya negara-negara pada umumnya, secara otomatis menyebabkan makin luasnya negara dan banyaknya jumlah warganya serta meningkatnya kompleksitas urusan kenegaraan, mengakibatkan terjadinya perwalian aspirasi dari rakyat, yang disebut juga sebagai demokrasi secara tidak langsung.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi Klasik</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">a tree partite classification of state</span></em><span class="apple-converted-space"><i> </i></span>yang membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Plato dalam ajarannya menyatakan bahwa dalam bentuk demokrasi, kekuasan berada di tangan rakyat sehingaa kepentingan umum (kepentingan rakyat) lebih diutamakan. Secara prinsipil, rakyat diberi kebebasan dan kemerdekaan. Akan tetapi kemudian rakyat kehilangan kendali, rakyat hanya ingin memerintah dirinya sendiri dan tidak mau lagi diatur sehingga mengakibatkan keadaan menjadi kacau, yang disebut Anarki. Aristoteles sendiri mendefiniskan demokrasi sebagai penyimpangan kepentingan orang-orang sebagai wakil rakyat terhadap kepentingan umum. Menurut Polybius, demokrasi dibentuk oleh perwalian kekuasaan dari rakyat. Pada prinsipnya konsep demokrasi yang dikemukakan oleh Polybius mirip dengan konsep ajaran Plato. Sedangkan Thomas Aquino memahami demokrasi sebagai bentuk pemerintahan oleh seluruh rakyat dimana kepentingannya ditujukan untuk diri sendiri.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi Modern</span></strong><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Ada tiga tipe demokrasi modern, yaitu :</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi representatif dengan sistem presidensial</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dalam sistem ini terdapat pemisahan tegas antara badan dan fungsi legislatif dan eksekutif. Badan eksekutif terdiri dari seorang<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">presiden</span></em>,<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">wakil presiden</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">menteri</span></em>yang membantu presiden dalam menjalankan pemerintahan. Dalam hubungannya dengan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">badan perwakilan rakyat</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(legislatif), para menteri tidak memiliki hubungan pertanggungjawaban dengan badan legislatif. Pertanggungjawaban para menteri diserahkan sepenuhnya kepada presiden. Presiden dan para menteri tidak dapat diberhentikan oleh badan legislatif.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi representatif dengan sistem parlementer</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Sistem ini menggambarkan hubungan yang erat antara badan eksektif dan legislatif. Badan eksekutif terdiri dari<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">kepala negara</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">kabinet</span></em><span class="apple-converted-space"><i> </i></span>(dewan menteri), sedangkan badan legisletafnya dinamakan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">parlemen</span></em>. Yang bertanggung jawab atas kekuasaan pelaksanaan pemerintahan adalah kabinet sehingga kebijaksanaan pemerintahan ditentukan juga olehnya. Kepala negara hanyalah simbol kekuasaan tetapi mempunyai hak untuk membubarkan parlemen.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi representatif dengan sistem referendum (badan pekerja)</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dalam sistem ini tidak terdapat pembagian dan pemisahan kekuasaan. Hal ini dapat dilihat dari sistemnya sendiri di mana BADAN eksekutifnya merupakan bagian dari badan legislatif. Badan eksekutifnya dinamakan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">bundesrat</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>yang merupakan bagian dari<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">bundesversammlung</span></em><span class="apple-converted-space"><i> </i></span>(legislatif) yang terdiri dari<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">nationalrat</span></em>-badan perwakilan nasional- dan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">standerat</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>yang merupakan perwakilan dari negara-negara bagian yag disebut<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="font-family: "Book Antiqua";">kanton</span></em>.</span></div><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh American Institute of Public Opinion terhadap 10 negara dengan pemerintahan terbaik, diantaranya yaitu Switzerland, Inggris, Swedia dan Jepang di posisi terakhir, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri demokrasi (modern) yaitu adanya hak pilih universal, pemerintahan perwakilan, partai-partai politik bersaing, kelompok-kelompok yang berkepentingan mempunyai otonomi dan sistem-sistem komunikasi umum, frekuensi melek huruf tinggi, pembangunan ekonomi maju, besarnya golongan menengah.</span></div><h1 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua"; font-size: 12.0pt; font-weight: normal; letter-spacing: -.75pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Demokrasi totaliter</span></h1><div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Book Antiqua";">Demokrasi totaliter</span></strong><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span></span><span style="font-family: "Book Antiqua";">adalah sebuah istilah yang diperkenalkan oleh sejarahwan<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Israel" title="Israel"><span style="color: windowtext;">Israel</span></a>,<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=J.L._Talmon&action=edit&redlink=1" title="J.L. Talmon (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">J.L. Talmon</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>untuk merujuk kepada suatu sistem<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan" title="Pemerintahan"><span style="color: windowtext;">pemerintahan</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>di mana<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wakil_rakyat&action=edit&redlink=1" title="Wakil rakyat (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">wakil rakyat</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>yang terpilih secara sah mempertahankan kesatuan<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_kebangsaan" title="Negara kebangsaan"><span style="color: windowtext;">negara kebangsaan</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>yang<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Warga_negara" title="Warga negara"><span style="color: windowtext;">warga negaranya</span></a>, meskipun memiliki hak untuk<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Memilih&action=edit&redlink=1" title="Memilih (halaman belum tersedia)"><span style="background: #E2EBF8; color: windowtext;">memilih</span></a>, tidak banyak atau bahkan sama sekali tidak memiliki<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Partisipasi&action=edit&redlink=1" title="Partisipasi (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">partisipasi</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>dalam proses pengambilan keputusan pemerintah. Ungkapan ini sebelumnya telah digunakan oleh<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bertrand_de_Jouvenel&action=edit&redlink=1" title="Bertrand de Jouvenel (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">Bertrand de Jouvenel</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>dan<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=E.H._Carr&action=edit&redlink=1" title="E.H. Carr (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext;">E.H. Carr</span></a>.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-47028299812090579952012-02-01T00:05:00.000-08:002012-02-01T00:05:09.507-08:00Prinsip-Prinsip Demokrasi<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
A. Pengertian dan Prinsip – prinsip Budaya Demokrasi<br />
<div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"> <br />
1. Pengertian Demokrasi</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"> Secara etimologis, demokrasi berasal bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dengan demikian, secara bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan atau kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia. Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa konsep ini merupakan tata pemerintahan yang paling unggul dibandingkan dengan tata pemerintahan lainnya. </span>Demokrasi telah ada sejak zaman Yunani Kuno. Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah government of the people, by the people and for the people. </div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"><br />
2. Macam-Macam Demokrasi</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"><br />
Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas :</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Langsung</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Tidak Langsung</li>
</ul><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas :</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)</li>
</ul><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Menurut dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi dibedakan atas :</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Formal</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Material</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Campuran</li>
</ul><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas :</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Sistem Parlementer</li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Demokrasi Sistem Presidensial</li>
</ul><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">3. Prinsip-Prinsip Demokrasi yang Berlaku Universal</span><br />
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Inu Kencana Syafiie merinci prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut, yaitu ; adanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungan hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya mekanisme politik, kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah yang mengutamakan musyawarah.<br />
Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebutkan di atas kemudian dituangkan ke dalam konsep yang lebih praktis sehingga dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang kemudian dijadikan parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di suatu negara. Parameter tersebut meliputi empat aspek.Pertama, masalah pembentukan negara. Proses pembentukan kekuasaan akan sangat menentukan bagaimana kualitas, watak, dan pola hubungan yang akan terbangun. Pemilihan umum dipercaya sebagai salah satu instrumen penting yang dapat mendukung proses pembentukan pemerintahan yang baik. Kedua, dasar kekuasaan negara. Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan serta pertanggungjawabannya langsung kepada rakyat. Ketiga, susunan kekuasaan negara. Kekuasaan negara hendaknya dijalankan secara distributif. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemusatan kekuasaan dalam satu tangan..Keempat, masalah kontrol rakyat. Kontrol masyarakat dilakukan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau negara sesuai dengan keinginan rakyat.<br />
<br />
B. Proses Demokratisasi Menuju Masyarakat Madani (Civil Society)<br />
<br />
1. Pengertian Masyarakat Madani<br />
Masyarakat madani adalah sebuah kelompok atau tatanan masyarakat yang berdiri secara mandiri di hadapan penguasa dan negara, memiliki ruang publik (public sphere) dalam mengemukakan pendapat, dan memiliki lembaga-lembaga yang mandiri yang dapat menyalurkan aspirasi dan kepentingan publik.</span><br />
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">2. Kaitan antara Masyarakat Madani dengan Demokrasi<br />
Hubungan antara masyarakat madani dengan demokrasi (demokratisasi) menurut M. Dawam Rahadjo, bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya bersifat ko-eksistensi atau saling mendukung. Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan dengan baik dan hanya dalam suasana demokratislah masyarakat madani dapat berkembang secara wajar. Nurcholish Madjid memberikan penjelasan mengenai keterkaitan antara masyarakat madani dengan demokratisasi. Menurutnya, masyarakat madani merupakan tempat tumbuhnya demokrasi. Pemilu merupakan simbol bagi pelaksanaan demokrasi. Masyarakat madani merupakan elemen yang signifikan dalam membangun demokrasi. Salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintahan. Masyarakat madani mensyaratkan adanya civic engagement yaitu keterlibatan warga negara dalam asosiasi-asosiasi sosial. Civic engagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka, percaya, dan toleran antara satu dengan lainnya. Masyarakat madani dan demokrasi menurut Ernest Gellner merupakan dua kata kunci yang tidak dapat dipisahkan. Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil dinamika masyarakat yang menghendaki adanya partisipasi.<br />
<br />
<strong>C. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia (Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi)</strong></span><br />
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam empat periode, yaitu :<br />
<u>1. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer</u><br />
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.</span><br />
<u><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">2. Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin<br />
</span></u><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Pandangan A. Syafi’i Ma’arif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno seagai “Ayah” dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.</span><br />
<u><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">3. P eriode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila</span></u><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"><br />
Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah</span><br />
<u><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">4. Periode 1998-sekarang( Reformasi )<br />
</span></u><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. . Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun<br />
<br />
<strong>D. Menampilkan Perilaku Budaya dan Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari </strong></span><br />
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Beberapa karakteristik yang harus ditampilkan dari warga negara yang berkarakter dan berjiwa demokratis, yaitu ;Memilki sikap rasa hormat dan tanggung jawab, bersikap kritis, membuka diskusi dan dialog, bersikap terbuka, bersikap rasional, adil, dan selalu bersikap jujur. Warga negara yang otonom harus melakukan tiga hal untuk mewujudkan demokrasi konstitusional, yaitu menciptakan kultur taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law), ikut mendorong proses pembuatan hukum yang aspiratif (process of law making), mendukung pembuatan materi-materi hukum yang responsif (content of law), ikut menciptakan aparat penegak hukum yang jujur dan bertanggung jawab (structure of law). </span><br />
<h3><a href=""><span lang="SV" style="color: windowtext; mso-ansi-language: SV;">PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA</span></a><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"> </span></h3><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">1.Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undang-indang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">a.Demokrasi yang Berketuhanan Yang maha Esa</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">b.Demokrasi dengan kecerdasan</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">c.Demokrasi yang berkedaulatan rakyat</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">d.Demokrasi dengan rule of law</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">e.Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">f.Demokrasi dengan hak asasi manusia</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">g.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">h.Demokrasi dengan otonomi daerah</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">i.Demokrasi dengan kemakmuran</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">j.Demokrasi yang berkeadilan social</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;"><br />
Demokrasi Pancasila mendasarkan diri pada faham kekeluargaan dan Kegotong-royongan yang ditujukan untuk:<br />
a. Kesejahteraan rakyat<br />
b. Mendukung unsur-unsur kesadaran hak ber-ketuhanan Yang Maha Esa<br />
c. Menolak atheisme<br />
d. Menegakkan kebenaran yang berdasarkan kepada budi pekerti yang luhur<br />
e. Mengembangkan kepribadian Indonesia<br />
f. Menciptakan keseimbangan perikehidupan individu dan masyarakat, kasmani dan rohani, lahir dan bathin, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan Tuhannya.<br />
<br />
<br />
2.Pelaksanaan demokrasi di Indonesia<br />
Demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,dan untuk rakyat.<br />
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Negara kita, semua konstitusi yang pernah berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya:<br />
a.Dalam UUD 1945 (sebelum diamandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”.<br />
b.Dalam UUD 1945 (setelah diamandemen) pasal 1 ayat (2) berbunyi: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”.<br />
c.Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1:<br />
1)Ayat (1) berbunyi: “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu Negara hokum yang demokrasi dan berbentuk federasi”.<br />
2)Ayat (2) berbunyi: “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat”.<br />
d.Dalam UUDS 1950 pasal 1:<br />
1)Ayat (1) berbunyi: “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu Negara hokum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”.<br />
2)Ayat (2) berbunyi: “Kedaulatan Republik Indonesia adalah di tangan rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan rakyat”.<br />
<br />
Untuk melihat apakah suatu system pemerintahan adalah system yang demokratis atau tidak, dapat dilihat dariinfikator-indikator yang dirumuskan oleh Affan Gaffar berikut ini:<br />
a.Akuntabilitas<br />
b.Rotasi Kekuasaan<br />
c.Rekruitmen politik yang terbuka<br />
d.Pemilihan umum<br />
e.Menikmati hak-hak dasar<br />
<br />
a.Demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan<br />
Pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan ini (1945-1949), pelaksanaan demokrasi baru terbatas pada interaksi politik diparlemen dan berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan.<br />
Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi pada periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal mendasar. Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.<br />
<br />
b.Demokrasi parlementer (1950-1959)<br />
Masa demokrasi parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hamper semua elemen demokrasi dapat kita temukan perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia.<br />
Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranam yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan.<br />
Kedua, akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politis pada umumnya sangat tinggi.<br />
Ketiga, kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh pelung yang sebesar-besarnya untuk berkembang secara maksimal.<br />
Keempat, sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada 1955, tetapi Pemikihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.<br />
Kelima, masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi sama sekali, sekalipun tidak semua warga Negara dapat memanfaatkannya dengan maksimal.<br />
Keenam, dakam masa pemerintahan Parlementer, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup bahkan otonomi yamg seluas-luasnya dengan asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.<br />
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa demokrasi perlementer mengalami kegagalan?. Banyak sekali para ahli mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Dari sekian banyak jawaban, ada beberapa hal yang dinilai tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut.Pertama, munculnya usulan presiden yang dikenal dengan konsepsi presiden untuk membentuk pemerintahan yang bersifat gotong-royong.<br />
Kedua, Dewan Konstituante mengalami jalan buntu untuk mencapai kesepakatan merumuskan ideologi nasional.<br />
Ketiga, dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik.<br />
Keempat, Basis social ekonomi yang masih sangat lemah. <br />
c.Demokrasi Terpimpin (1959-1965)<br />
Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang berjalan pada masa demokrasi perlementer.<br />
Pertama, mengburnya system kepartaian.<br />
Kedua,dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong,peranan lembaga legislative dalam system politik nasional menjadi sedemikian lemah.<br />
Ketiga, Hak dasar manusia menjadi sangat lemah.<br />
Keempat, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti kebebasan pers.<br />
Kelima, sentralisasi kekuasaan yang semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah. <br />
d.Demokrasi pada masa Orde Baru (1966-1998)<br />
Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi.<br />
Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup.<br />
Ketiga, Pemilihan Umum.<br />
Keempat, pelaksanaan hak dasar waega Negara.<br />
e.Demokrasi pada masa Reformasi (1998 sampai dengan sekarang)<br />
Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa indicator kedemokrasian di Indonesia.Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. <br />
Kedua, diberlakunya system multi partai dalam pemilu tahun 1999.<br />
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformsi ini adalah demokresi Pancasila, tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950-1959.Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.<br />
Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.<br />
Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.<br />
Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat, kenenasan pers, dan sebagainya.<br />
<br />
3.Pemilihan Umum<br />
a.Pengertian Pemilihan Umum<br />
Salah satu cirri Negara demokratis debawa rule of law adalah terselenggaranya kegiatan pemilihan umum yang bebas. Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaan eksekutif baik itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah.<br />
Pemilihan umumbagi suatu Negara demokrasi berkedudukan sebagai sarana untuk menyalurkan hak asasi politik rakyat. Prmilihan umum memiliki arti penring sebagai berikut:<br />
1)Untuk mendukung atau mengubah personel dalam lembaga legislative.<br />
2)Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang kekuasaan eksekutif untuk jangka tertentu.<br />
3)Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi atau mengawasi kekuatan eksekutif.<br />
<br />
b.Tujuan Pemilihan Umum<br />
Pada pemerintahan yang demokratis, pemilihan umum merupakan pesta demokrasi. Secara umum tujuan pemilihan umum adalah<br />
1)Melaksanakan kedaulatan rakyat<br />
2)Sebagai perwujudan hak asas politik rakyat <br />
3)Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif serta memilih Presiden dan wakil Presiden.<br />
4)Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara aman, damai, dan tertib.<br />
5)Menjamin kesinambungan pembangunan nasional<br />
<br />
Menurut Ramlan Surbakti, kegiatan pemilihan umum berkedudukan sabagai :<br />
1)Mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin dan alternatif kebijakan umum<br />
2)Makanisme untuk memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat ke lembagag-lembaga perwakilan melalui wakil rakyat yang terpilih, sehingga integrasi masyarakat tetap terjaga.<br />
3)Sarana untuk memobilisasikan dukungan rakyat terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik. </span></div><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-46575897659676241382012-01-31T23:57:00.001-08:002012-01-31T23:57:50.099-08:00Contoh Pendidikan Karakter<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<span class="submitted"></span> <div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Contoh penerapan pendidikan karakter dikembangkan di 500 institusi pendidikan formal dan nonformal di 33 provinsi. Praktik-praktik pendidikan karakter yang sudah dijalankan itu, diharapkan dapat memberi insiprasi sekolah lain untuk melaksanakan dan mengembangkan pendidikan karakter yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah atau daerah masing-masing.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Pendidikan karakter di sekolah-sekolah itu mestinya juga mengambil dari kearifan lokal, selain nilai-nilai kebajikan yang umum. "Kita ingin penerapnnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah yang dapat diukur. Misalnya, kebersihan masih jadi problem banyak sekolah. Bisa dimulai dari situ, lalu dikembangkan pada karakter lain yang mudah diukur dan diterapkan," kata Erry Utomo, Kepala Bidang Kurikulum dan Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, dalam seminar bertajuk Pendidikan Harmoni Sebagai Pendidikan Karakter Yang Kontekstual di Jakarta, Senin (26/9/2011).</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta, HAR Tilaar, mengkritisi pendidikan karakter yang tidak memiliki konsep yang jelas. Pendidikan karakter di Indonesia mestinya berdasarkan kebudayaan Indonesia yang multikultural.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">"Pendidikan karakter Indonesia semestinya dengan mengembangkan nilai-nilai yang kita sepakati bersama yang memepersatukan Indonesia. Ini akan menjadi karakter yang khas Indonesia dibanding dari negara lain, sebagai negara yang hidup dalam budaya multikultural," kata Tilaar.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Menurut Tilaar, nilai-nilai karakter Indoensia yang hendak dibangun itu ada di dalam nilai-nilai Pancasila, yang sebenarnya digali dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Yang dibutuhkan sekarang ini, bagaimana pendidikan nasional kita dapat menerapkan pendidikan yang mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkarakter," kata Tilaar.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Sementara itu, Tjahjono Soerjodibroto, Direktur Nasional World Vision Indonesia, mengatakan perlu dikembangkan pendidikan kontekstual yang sesuai dengan isu dan kebutuhan pengembangan wilayah setempat.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Pendidikan kontekstual merupakan pendidikan yang memberdayakan dan membangun kesadaran kritis. Pendidikan itu yang bertumpu pada kearifan dan potensi lokal, guna menyiapkan anak untuk dapat hidup utuh sepenuhnya dan memiliki karakter yang baik.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Pendidikan karakter yang kontekstual, antara lain dikembangkan World Vision Indonesia - Wahana Visi Indonesia melalui pendidikan harmoni. Di sini diajarkan nilai-nilai harmoni dengan diri sendiri, sesama, dan alam untuk dapat hidup dalam masyarakat multikultural.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Pendidikan harmoni ini sebagai salah satu model pendidikan karakter yang kontekstual yang dikembangkan di banyak sekolah di Sulawesi Tengah.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">"Dengan menggali kembali warisan budaya dan kearifan lokal yang sejatinya telah mencontohkan kehidupan yang rukun dan damai, maka nilai-nilai harmoni kembali digali dari budaya setempat," kata Tjahjono.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Sumber<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://belajaronlinegratis.com/content/contoh-pendidikan-karakter"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">contoh pendidikan karakter</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>:<code><span style="font-family: "Times New Roman"; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">http://edukasi.kompas.com/read/2011/09/26/21215179/Contoh.Pendidikan.Karakter bangsa</span></code></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-77075029523170284342012-01-31T23:53:00.001-08:002012-01-31T23:53:52.716-08:0018 Indikator Pendidikan Karakter Bangsa<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<h2 style="background: white; line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal;"></span></h2><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Dengan seringnya tawuran antar pelajar dan menurunnya karakter berkebangsaan pada generasi maka dicetuskan pendidikan karakter bangsa sebagai wujud pendidikan karakter kebangsaan kepada peserta didik. Pendidikan karakter bangsa Indonesia. Dalam pelaksanaannya pendidikan karakter bangsa indonesia tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan pelajan-pelajaran yang ada dengan memasukkan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa Indonesia.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan (habit) yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Berikut<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://belajaronlinegratis.com/content/18-indikator-pendidikan-karakter-bangsa">18 Indikator Pendidikan Karakter bangsa</a><span class="apple-converted-space"> </span>sebagai bahan untuk menerapkan pendidikan karakter bangsa:<br />
1. Religius ; Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Merayakan hari-hari besar keagamaan.<br />
B Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.<br />
C Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.<br />
B Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">2. Jujur ; Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai<br />
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.<br />
B Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.<br />
C Menyediakan kantin kejujuran.<br />
D Menyediakan kotak saran dan pengaduan.<br />
E Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.<br />
INDIKATOR KELAS<br />
A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. <br />
B Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.<br />
C Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.<br />
D Larangan menyontek.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">3.<br />
Toleransi ; Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,<br />
etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas.<br />
B Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.<br />
B Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.<br />
C Bekerja dalam kelompok yang berbeda.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">4. Disiplin ; Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Memiliki catatan kehadiran.<br />
B Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.<br />
C Memiliki tata tertib sekolah.<br />
D Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.<br />
E Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah.<br />
F Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK).</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Membiasakan hadir tepat waktu.<br />
B Membiasakan mematuhi aturan.<br />
C Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK).<br />
D Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">5. Kerja Keras ; Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. </div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.<br />
B Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.<br />
C Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.<br />
B Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.<br />
C Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.<br />
D Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">6. Kreatif ; Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A. Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.<br />
B Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">7. Mandiri ; Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">8. Demokratis ; Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.<br />
B Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.<br />
C Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.<br />
B Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.<br />
C Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat.<br />
D Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">9. Rasa Ingin Tahu; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media<br />
elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.<br />
B Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu<br />
pengetahuan, teknologi, dan budaya.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.<br />
B Eksplorasi lingkungan secara terprogram.<br />
C Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik). </div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">10. Semangat Kebangsaan; Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan<br />
kelompoknya.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Melakukan upacara rutin sekolah.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">B Melakukan upacara hari-hari besar nasional.<br />
C Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.<br />
D Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.<br />
E Mengikuti lomba pada hari besar nasional.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.<br />
B Mendiskusikan hari-hari besar nasional.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">11. Cinta Tanah Air ; Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Menggunakan produk buatan dalam negeri.<br />
B Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.<br />
B Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia<br />
B. Menggunakan produk buatan dalam negeri.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">12. Menghargai Prestasi; Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.<br />
B Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.<br />
B Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.<br />
C Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">13. Bersahabat/ Komuniktif; Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.<br />
B Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.<br />
C Saling menghargai dan menjaga kehormatan.<br />
D Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. </div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.<br />
B Pembelajaran yang dialogis.<br />
C Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.<br />
D Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">14. Cinta Damai; Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya </div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.<br />
B Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.<br />
C Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender.<br />
D Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Menciptakan suasana kelas yang damai.<br />
B Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.<br />
C Pembelajaran yang tidak bias gender.<br />
D Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">15. Gemar Membaca; Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Program wajib baca.<br />
B Frekuensi kunjungan perpustakaan.<br />
C Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.<br />
B Frekuensi kunjungan perpustakaan.<br />
C Saling tukar bacaan.<br />
D Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">16. Peduli Lingkungan; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.<br />
B Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.<br />
C Menyediakan kamar mandi dan air bersih.<br />
D Pembiasaan hemat energi.<br />
E Membuat biopori di area sekolah.<br />
F Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.<br />
G Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.<br />
H Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.<br />
I Penanganan limbah hasil praktik (SMK).<br />
J Menyediakan peralatan kebersihan.<br />
K Membuat tandon penyimpanan air.<br />
L Memrogramkan cinta bersih lingkungan.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Memelihara lingkungan kelas.<br />
B Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.<br />
C Pembiasaan hemat energi.<br />
D Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">17. Peduli Sosial; Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. </div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.<br />
B Melakukan aksi sosial.<br />
C Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Berempati kepada sesama teman kelas.<br />
B Melakukan aksi sosial.<br />
C Membangun kerukunan warga kelas.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">18. Tanggung jawab; Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan<br />
Tuhan Yang Maha Esa.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR SEKOLAH<br />
A Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.<br />
B Melakukan tugas tanpa disuruh.<br />
C Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.<br />
D Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.</div><div style="background: white; line-height: 13.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">INDIKATOR KELAS<br />
A Pelaksanaan tugas piket secara teratur.<br />
B Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.<br />
C Mengajukan usul pemecahan masalah. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-10841017809425750332012-01-31T23:48:00.001-08:002012-01-31T23:48:43.917-08:00Profesionalisme Guru<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 12.25pt; text-align: justify;">Pendahuluan</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Permasalahan belajar sebenarnya memiliki kandungan substansi yang “misterius’. Berbagai macam teori belajar telah ditawarkan para pakar pendidikan dengan belahar dapat ditempuh secara efektif dan efisien, dengan implikasi waktu cepat dan hasilnya banyak. Namun, sampai saat ini belum ada satupun teori yang dapat menawarkan strategi belajar secara tuntas. Masih banyak persoalan-persoalan belajar yang belum tersentuh oleh teori-teori tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Kompleksitas persoalan yang terkait dengan belajar inilah yang menjadi penyebab sulitnya menuntaskan strategi belajar. Ada banyak faktor yang mesti dipertimbangkan dalam belajar, baik yang bersifat internal maupun yang eksternal. Diantara sekian banyak faktor eksternal terdapat guru yang sangat berpengaruh terhadap siswa. Sukses tidaknya para siswa dalam belajar di sekolah, sebagai penyebab tergantung pada guru. Ketika berada di rumah, para siswa berada dalam tanggung jawab orang tua, tetapi di sekolah tanggung jawab itu diambil oleh guru. Sementara itu, masyarakat menaruh harapan yang besar agar anak-anak mengalami perubahan-perubahan positif-konstruktif akibat mereka berinteraksi dengan guru.</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 12.25pt; text-align: justify;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Harapan ini menjadi suatu yang niscaya terutama ketika dikaitkan dengan mutu pendidikan. Pembahasan mutu pendidikan betapapun akan terfokuskan pada input- proses-output. Input terkait dengan masyarakat sebagai “pemasok”sedangkan outuput terakait dengan masyarakat sebagai pengguna. Adapun proses terkait dengan guru sebagai pembimbing. Dataran proses inilah yang paling determinan dalam mewujudkan sitasi pembelajaran di sekolah baik yang membelenggu, atau sebaliknya membebaskan, membangkitkan dan menyadarkan.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>Proses Pembelajaran yang Membelenggu</strong></div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Ada ungkapan yang menarik dari Emille Durkheim. Dia melukiskan dua fungsi pendidikan yang saling bertentangan yaitu pendidikan sebagai pembelenggu dan pendidikan sebagai pembebas individu1. Letak daya tarik dari pernyataan ini terdapat pada fungsi pendidikan sebagai pembelenggu. Selama ini kebanyakan masyarakat hanya memahami fungsi pendidikan sebagai pembebas individu. Ternyata pendidikan bisa berfungsi sebaliknya,s ebagai pembelenggu. Hal ini memberi pemahaman berikutnya bahwa penddikan bisa juga “berbahaya”bagi kemandirian, kreativitas dan kebebasan siswa sebagai individu.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Dalam kaitannya dengan fungsi negatif yakni pendidikan sebagai pembelenggu ini agaknya dapat dilacak dari model-model pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas. Jika kita adakan evaluasi, di kalanga kita sendiri memam\ng terdapat gejala-gejala perilaku guru dalam pembelajaran di kelas yang tidak kondusif mengakibatkan daya kritis siswa, bahkan dalam batas-batas tertentu membaayakan masa depan siswa seperti sikap guru yang sinis terhadap jawaban yang salah.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Dalam suatu kelas tidak jarang guru melempar suatu pertanyaan yang harus dijawab siswa. Ada seorang siswa yang berani menjawab pertanyaan dengan penuh keyakinan dan harapan mendapat simpati guru. Apa yang terjadi justru di luar dugaan dengan jawaban itu teman-temannya di sekitar tertawa sedang guru mengatakan, “tidak, itu salah. Saya heran melihatmu”2. Kasus ini menurut Bobbi Deporter and Mike Hernacki, adalah awal terbentuknya citra negatif diri. Sejak saat itu belajar menjadi tugas sangat berat. Keraguan tumbuh dalam dirinya, dan dia mulai menguragi resiko sedikit demi sedikit3. Sebab dia merasa malu dan dipermalukan dihadapan banyak anak. Kesan negatif ini terus membayangi dalam perkembangan lantaran komentar itu.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Komentar negatif selama ini seringkali <span class="apple-converted-space"> </span>diterima anak bukan saja di sekolah,melainka juga di rumah atau di lingkungan masyarakat. Pada 1982, seorang pakar masalah kepercayaan diri, Jack canfield melaporkan bahwa hasil penelitian dalam sehari setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negatif atau kritik dan hanya 75 komentar positif yang bersifat mendukung. Jadi,komentar negatif enam kali lebi banyak dari pada komentar positif4. Suasana seperti ini berbahaya bagi masa depan anak, mereka bisa merasa tegang dan terbebani ketika misalnay disuruh belajar. Dinding-dinding kelas dirasakan sebagai dinding-dinding tempat penjara.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Model pembelajaran berikutnya<span class="apple-converted-space"> </span> yang dapat membelenggu dan menindas siswa adalah sebagaimana yang Paulo Freire disebut sebagai pendidikan ”gaya bank”. Model ini menurut pengamatan Freire, menjadi sebuah kegiatan menabung: para murid sebagai celengannya sedangkan guru sebagai penbungnya..5<span class="apple-converted-space"> </span> Ruang gerak yang disediakan bagi kegiatan murid hanya terbatas pada menerima, mencatat dan menyimpan.6 Semakin banyak <span class="apple-converted-space"> </span>murid yang meyimpan tabungan, semakin kurang mengembangkan kesadaran kritisnya.7 </div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Sesungguhnya, belajar itu merupakan pekerjaan yang cukup berat, yang menuntut skap kritis sistemik (Sistemic Critical Attitude) dan kemampuan intelektual yang hanya dapat diperoleh dengan praktek langsung. Sikap kritis sama sekali tidak dapat dihasilkan melalui pendidikan yang bergaya bank(banking action) ini.8 Dalam pendidikan model ini, yang dibutuhkan buka pemahaman isi, tetapi sekedar hafal(memorization). Bukan memahami teks, tetapi hanya menghafal dan jika siswa siswa melakukannya berarti siswa telah memenuhi kewajibannya.9 Padahal hafalan hanya akan menumpuk pengetahuan dalam arti pasif, karena tanpa upaya pengembangan sama sekali sebagai yang menjadi karakternya selama ini.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Selanjutnya pembelajaran model bank ini telah menempatkan guru dan siswa dalam posisi berhadap-hadapan. Guru sebagai subyek dan siswa sebagai obyek, guru yang “menakdirkan” sedangkan siswa yang “ditakdirkan”, guru sebagai peran dan siwa sebagai yang diperankan. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan guru sebagai penindas sedang siswa sebagai tertindas. Freire setidaknya telah mengungkapkan peran yang kontras itu sebagai berikut:</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru mengajar, murid diajar</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru mengethui segala sesuatu, murid tidak tahu apa-apa</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru berfikir, murid dipikirkan</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru bercerita, murid patuh mendengarkan</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru menentukan peraturan, murid diatur</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menyetujuinya</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru berbuat, murid membayangkan dirinya berbuat melaui perbuatan gurunya.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru memiliki bahan dan isi pelajaran, murid (tanoa diminta pendapatnya) menyesuaikan diri dengan pelajaran itu.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru mencampur adukkan kewenangan ilmu pengetahuan dan kewenangan jabatannya, yang ia lakukan untuk menghalangi kebebasan murid</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- guru adalah subyek dalam proses belajar, murid adalah obyek belaka10</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Pengajaran model demikian ini memposisiskan guru sebagai pihak yang ”menang”sedangkan siswa sebagai pihak yang “kalah”, suatu dikootomi yang mestinya tidak layak terjadi mengingat pengajaran bukan proses perbandingan sehingga ada yang menag dan ada yang kalah. Dengan istilah lain pengajar ini terkadang disebut pengajaran model komando. Seorang komandan dalam militer posisinya selalu diatas, memegang perintah yang harus ditaati.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Pengajaran model gaya komando ini memerankan guru, yang oleh S. Nasution disebut guru yang bertipe dominatif sebagai lawan dari tipe integrative.11 Pengajaran tersebut mendapat kritik keras karena mematikan semangat demokratisasi dan kreativitas siswa, tidak menghargai siswa dan keagamaannya.12 Guru merasa memiliki wewenang apa saja yang berkaitan dengan pembelajaran dan tidak boleh diganggu gugat oleh siswa maupun pihak lain, praktis, pengajaran model tersebut hanya menjadikan guru pandai sepihak sedangkan siswa tetap bodoh, pasif, kering ide atau gagasan, stagnan, tertindas dan terbelenggu.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Upaya pembelajaran yang ternyata berbalik membelenggu ini tidak lepas begiitu saja-karena akibat demikian tidak pernah disadari guru dominatif tersebut-selagi belum ada gugatan secara maksimal untuk mewujudkan pembelajaran yang benar-benar demokratis sebagai kebutuhan pendidikan secara mendesak.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>Pembelajaran Demokratis</strong></div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Sebagai upaya untuk keluar dari pembelajaran yang membelenggu tersebut menuju pada pembelajaran yang membebaskan dibutuhkan keterbukaan dan sikap lapang dada dari guru untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa guna mengekspresikan gagasan dan pikirannya Freirw mengatakan,” pendekatan yang membebaskan merupakan proses dimana pendidikan mengkondisikan siswa untuk mengenal dan mengungkapkan kehidupan yang senyata secara kritis.”13 Dalam pendidikan yang membebaskan ini tidak ada subjek yang membebaskan atau objek yan dibebaskan karena tidak ada dikotomi antara subjek dan objek.14 Guru dan siswa sama-sama subjek dan objek sekaligus. Keduanya dimungkinkan saling take and give (menerima dan memberi). Hanya saja jika guru sebagai pembelajar senior, maka siswa sebagai pembelajar junior,jadi tetap ada perbedaan pengalaman dan karena perbedaan inilah seihingga guru tetap lebih banyak memberi kepada siswa dari pada siswa memberi kepada guru. Tetapi pemberian guru kepada siswa itu sifatnya dorongan, rangsangan atau pancingan agar siswa berkreasi sendiri, bukan sebagai stimulus.15<span class="apple-converted-space"> </span> </div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Aliran ini sesungguhnya telah berpandangan progresif. Peran siswa telah dimaksimalkan jauh melebihi peran-peran tradisionalnya dalam himpitan pengajaran model gaya komando. Upaya memaksimalkan peran siswa ini sebagai bentuk riil dari misi pembebasan siswa dari keterbelengguan akibat penindasan guru. Melalui pembebasan ini, diharapkan siswa memiliki kemandirian yang tinggi dalam memberdyakan potersi yang dimiliki untuk berpendapat, bersikap dan berkreasi sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Oleh karena itu, mesti ada dialog. “ciri aksi budaya yang meperjuangkan kebebasan adalah dialog, sedangkan yang mengarah pada dominasi justru anti dialog dan mendomistifikasikan rakyat.”16 tangung jawab guru yang menempatkan diri teman dialog bagi siswa lebih besar dari pada guru yang hanya memindahkan informasi yang harus diingat siswa.17 Sebab guru sedang memupuk sikap keberanian, sikap kritis ,dan sikap toleran terhadap pandangan yang berbeda bahkan bertentangan sekalipun, melalui tradisi saling tukar pandangan dalam menyiapkan suatu masalah.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Tradisi dialogis ini sebagai salah satu bentuk suasana yang mendukung pembelajaran demokratis, yaitu suasana yang melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran secara maksimal dengan memperhatikan sepenuhnya terhadap inisiatif, pemikiran, gagasan, ide, kreativitas, dan karya siswa. Mereka diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi subjek dalam proses pembelajaran.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Mengingat pentingnya dialog ini, maka pemerintah mengamanatkan melalui Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang ditetapkan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Amanat itu terdapat pada pasal 40 ayat 2. Isi dari pasal tersebut adalah:</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban:</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Mempunyai komitemen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan keprcayaan yang diberikan kepadanya.18</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Seiring dengan demokrasi politik. Ada tuntutan demokrasi pendidikan dalam prakteknya berimplikasi pada demokrasi pembelajaran dengan indikasi menciptakan suasana dialogis. Dengan demikian, peranan guru dalam penyampaian pengetahuan menjadi sangat berkurang yang digantikan oleh peranan siswa yang semakin menguat. Tuntutan dialog belakangan ini sebagai suatu yang tak terelakkan lagi dalam kehidupan pendidikan demokratis, sekaligus membuktikkan adanya pergeseran posisi siswa dari posisi objek ke posisi subjek dalam berbagai kesempatan.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Demikian pula, pergantian istilah anak didik, terdidik maupun objek didik menjadi peserta didik bahkan pembelajar bukan hanya persoalan semantic, melainkan perubahan paradigma pembelajaran yang banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran pendidikan yang berorientasi pada kondisi demokratis dan emansipatoris, dengan memerankan siswa agar lebih produktif,progresif dan pro-aktif dibandingkan peran masa lampaunya. Bagaimana istilah peserta didik apalagi pembelajar akan selalu mengesankan kondisi aktif pada istilah anak didik, terdidik maupun objek didik.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Oleh karena itu, belakangan ini pengertian perencananaan untuk memberi peluang pada siswa-siswanya mengembangkan aktivitas belajar, serta mengeksplorasi berbagai pengalaman baru untuk mencapai berbagai kompetensi yang diidealkannya, dan telah menjadi kesepakatan-kesepakatan kelas bersama dengan gurunya.19 Guru tidak banyak mencampuri mengatur dan menegur pekerjaan anak, akan tetapi membiarkan bekerja menurut kemampuan dan cara masing-masing sikap in cocok dengan kuirkulum ‘student centered”.20</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Selanjutnya perkembangan paling menarik terjadi sejak 25 tahun terakhir bahwa guru-guru di berbagai sekolah di Amerika melakukan transaksi kurikulum dengan para siswanya. Guru menawarkan berbagai kompetendi pada siswanya, sedang siswa memilih serta menentukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan gurunya itu. Implikasi adalah terjadi kajian dari sesama siswa untuk menentukan berbagai bahan materi pelajaran yang akanmereka pelajari dalam masa tertentu. Inilah yang disebut sebagai curriculum as transaction and curriculum as inquiry.21</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Kasus ini benar-benar menggambarkan pembelajaran demokratis lantaran melibatkan siswa dalam menentukan sendiri kompetensi maupun bahan pelajaran sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka sendiri tanpa paksaan maupun intervensi guru.keterlibatan siswaseperti ini makin mendesak untuk direalisasikan, sehingga dibutuhkan guru yang benar-benar professional.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>Profesionalisme Guru</strong></div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Profesionalisme menjadi taruhan ketika mengahadapi tuntutan-tuntutan pembelajaran demokratis karena tuntutan tersebut merefleksikan suatu kebutuhan yang semakin kompleks yang berasal dari siswa; tidak sekedar kemampua guru mengauasi pelajaran semata tetapi juga kemampua lainnya yang bersifat psikis, strategis dan produktif. Tuntutan demikian ini hanya bisa dijawab oleh guru yang professional</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Oleh karena itu, Sudarwan Danim menegasakan bahwa tuntutan kehadiran guru yang profesional tidak pernah surut, karena dalam latar proses kemanusiaan dan pemanusiaan,ia hadir sebagai subjek paling diandalkan, yang sering kali disebu sebagai Oemar bakri.22</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Istilah professional berasal dari profession, yang mengandung arti sama dengan occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus..23 ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan professionalisme yaitu okupasi, profesi dan amatif. Terkadang membedakan antar para professional, amatir dan delitan.24 Maka para professional adalah para ahli di dalam bidangnya yang telah memperoelh pendidikan atau pelatihan yang khusus untuk pekerjaan itu.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Kemudian bagaimanakah hubungan profesional dengan kompetensi? M. Arifin menegaskan bahwa kompetensi itu bercirikan tiga kemampua profesional yang kepribadian guru, penguasa ilmu dan bahan pelajaran, dan ketrampilan mengajar yang disebut the teaching triad.26<span class="apple-converted-space"> </span> Ini berarti antara profesi dan kompetensi memilki hubungan yang erat: profesi tanpa kompetensi akan kehilangan makna, dankopetensi tanpa profesi akan kehilanga guna.27</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Untuk memahami profesi, kita harus mengenali melaui Ciri-cirnya. Adapun ciri-ciri dari suatu profesi adalah:</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- memiliki suatu keahlian khusus</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- merupakan suatu penggilan hidup</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- memiliki teori-teori yang baku secara universal</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri sendiri</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi yang aplikatif</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mempunyai kode etik</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mempunyai klien yang jelas</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mempunyai organisasi profesin yang kuat</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mempunyai hubungan dengan profesi pada bidang-bidang yang alin.28</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ciri-ciri tersebut masih general, karena belum dikaitkan dengan bidang keahlian tertentu. Bagi profesi guru berarti ciri-ciri itu lebih spesifik lagi dalam kaitannya dengan tugas-tugas pendidikan dan pengajaran baik di dalam maupun di luar kelas.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Mengenai kompetensi, di Indonesia telah ditetapkan sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai instructional leader, yaitu: (1) memiliki kepribadian ideal sebagai guru; (2) penguasaan landasan pendidikan; (3)menguasai bahan pengajaran; (4)kemampuan menyusun program pengajaran; (6) kemampuan menilai hasil dan proses belajar mengajar; (7)kemampuan menyelenggarakan program bimbingan; (8) kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah; (9) kemampuan bekerja sama dengan teman sejawat dan masyarakat; dan (10) kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.29</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dengan begitu, tugas guru menjadi lebih luas lagi dari pada proses mentransmisikan pengetahuan, membangun afeksi, dan mengembangkan fungis psikomotorik,karena di dalamnya terkandung finsi-funsi produksi.30 Guru yang mogok mengajar apapun alasannya merupakan counter productive proses pendidikan dan pembelajaran yang bermisi kemanusiaan universal itu.31 dari sisi etika keguruan juga tidak layak terjadi sebab figu guru menjadi panutan di kalangan masyarakat setidaknya bagi para siswanya sendiri. Disini predikat guru sebagai pendidikitu berkonotasi dengan tindakan-tindakan yang senantiasa memberi contoh yang baik dalam semua perilakunya.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Sebagai pendidik, guru harus professional sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Sitem Pendiidkan Nasional bab IX pasal 39 ayat 2:</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabidaian kepada mayarakat, terutama bagi pendidikan pada pergurua tinggi.32</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Ketentuan ini mencakup tipe macam kegiatan yang harus dilaksanakan oeh guru yaitu pengajaran, penelitan, dan pengabdian masyarakat. Beban ini tidak ada bedanya denganbebabn bagi dosen. Tiga macam kegiatan tersebut secara hierarchy melambangkan tiga upaya berjenjang dan meluas gerakannya. Pengajaran melambangkan pelaksanaan tugas rutin, penelitian melambangkan upaya pengembangan profesi, sedang pengabdian melambangkan pemberian kontribusi sosial kepada masyarakat akibat prestasi yang dicapai tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Dari ketiga kegiatan tersebut, terutama penelitian menuntut sikap gurui dinamis sebagai seorang professional. ‘seorang profesional adalah seorang yang terus meneur berkembang atau trainable.33 Untuk mewujudkan keadaan dinamis ini pendidikan guru harus mampu membeklai kemampuan kreativitas, rasionalitas, ketrlatihan memecahkan masalah , dan kematangan emosionalnya.34 Semua bekal ini dimaksudkan mewujudkan guru yang berkualitas sebagai tenaga profesional yang sukses dalam menjalankan tugasnya.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Keberhasilan guru dapat ditinjau dari dua segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, guru berhasil bila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, juga dari gairah dan semangat mengajarnya serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru berhasil bila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku pada sebagian besar peserta didik ke arah yang lebih baik.35 Sebaliknya,dari sisi siswa, belajar akan berhasil bila memenuhi dua persyaratan: (1) belajar merupakan sebuah kebutuhan siswa, dan (2)ada kesiapan untuk belajar, yakni kesiapan memperoleh pengalaman-pengalaman baru baik pengetahuan maupun ketrampilan.36</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Hal ini merupakan gerakan dua arah, yaitu gerakan profesional dari guru dan gerakan emosional dari siswa. Apabila yang bergerak hanya satu pihak tentu tidak akan berhasil, yang dalam istilah sehari-hari disebut bertepuk sebelah tangan. Sehebat-hebatnya potensi guru selagi tidak direspons positif oleh siswa, pasti tidak berarti apa-apa. Jadi gerakan dua arah dalam mensukseskan pembelajaran antara guru dan siswa itu sebagai gerakan sinergis.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Bagi guru yang profesioanl, dia harus memiliki kriteria-kriteria tertentu yang positif. Gilbert H. Hunt menyatakan bahwa guru yang baik itu harus memenuhi tujuh kriteria:</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- sifat positif dalam membimbing siswa</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- pengetahuan yang mamadai dalam mata pelajaran yang dibina</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mampu menyampaikan materi pelajaran secara lengkap</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mampu menguasai metodologi pembelajaran</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mampu memberikan harapan riil terhadap siswa</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mampu merekasi kebutuhan siswa</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">- mampu menguasi manajemen kelas37</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Disamping itu ada satu hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi guru yang profesional yaitu kondisi nyaman lingkungan belajar yang baik secara fisik maupun psikis. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 2 bagian 2 di muka menyebut dengan istilah menyenangkan. Demikia juga E. Mulyasa menegaskan, bahwa tugas guru yang paling utama adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan, agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua peserta didik sehingga timbul minat dan nafsunya untuk belajar38. Adapun Bobbi Deporter dan Mike Hernachi menyarankan agar memasukkan musik dan estetika dalam pengalama belajar siswa39. karena musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis siswa40 ayng diiringi musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.41 dalam situasi otak kiri sedang bekerja, masuk akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses42.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Terkait dengan suasana yang nyaman ini, perlu dipikirkan oleh guru yang profesional yaitu menciptakan situasi pembelajaran yang bisa menumbuhkan kesan hiburan. Mungkin semua siswa menyukai hiburan, tetapi mayoritas mereka jenuh dengan belajar. Bagi mereka belajar adalah membosankan, menjenuhkan, dan di dalam kelas seperti di dalam penjara. Dari evaluasi yang didasarkan pada pengamatan ini, maka sangat dibutuhkan adanya proses pembelajaran yang bernuansa menghibur. Nuansa pembelajaran ini menjadi “pekerjaan rumah”bagi para guru khususnya guru yang profesional.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>Kesimpulan</strong></div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Selama ini model pembelajaran dalam pendidikan masih seperti ungkapan paul Freire, pendidikan”gaya bank” yang bersifat penindasan pada siswa. Keadaan ini harus diubah menjadi pendidikan (Pembelajaran) yang demokratis yang membawa misi pembebasan bagi mereka. Untuk mewujudkan model pendidikan yang emansipatoris itu dibutuhkan guru yang profesional.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"> <span class="apple-converted-space"> </span>Profesional guru tercermin dalam berbagai keahlian yang dibutuhkan pembelajaran baik terkaut dengan bidang keilmuan yang diajarkan,”kepribadian”, metodologi, pembelajaran, maupun psikologi belajar.<span class="apple-converted-space"> </span> </div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>DAFTAR RUJUKAN</strong></div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Pernyataan Ahli Sosiologi ini dikutip Sodiq. A Kuntoro, Dimensi Manusia dalam Pemikiran Indonesia, Yogyakarta: CV Bur Cahaya, 1985)H. 34</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Bobbi Deporter dan Mieke Hernachi, Quantum Learning Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan,(Bandung:Kaifa, 2002) H.24</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Paulo Freire, Politik Pendidikan dan Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan, Yogyakarta: Kerjasama Pustaka Pelajar dengan ead, 2002) H.28</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Freire, Pendidikan, Hh 51-52</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), H.116</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Mska Masstlon,Tracking from Command to Discovery, (California; Wadsworth Publishing Company, 1972), H.43</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Donald P. Kauchos\ck And Paul D. Eggen , Learning And Teaching Research Basid Methods,(Baston: Allya And Baron, 1998), P.6</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Ttp: Pustaka Widyatama, Tt), P.6</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan DemokratisSebuah Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidika, (Jakarta: Prenada Media, 2004), H. 92</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Nasution, Sosiologi, H. 116</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Jerry Aldridge And Renetta Soldman, Current Issues And Trends In Education, (Boston, USA: Allya And Baron, 2002), H. 77</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Sudarwan <span class="apple-converted-space"> </span>Danim,Agenda Pemabruan Sistem Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), H. 191-192</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan(Islam dan Umum),(Jakarta: Bumi Aksara, 1991). H. 105</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">H. A. R. Tilaar, Paradigma Baru PendidikanNasional, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), H. 137</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ibid</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Djohar, Pendidikan Strategik Alternatif Untuk Pendidikan Masa Depan ,(Yogyakarta:LESFI, 2003), H.</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">E. Mulwoso, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsp, Karakteristik dan Implementas, (Bandug: PT Remaja Rosdakarya,2002) H.187</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">S.K Kockar, Methods And Technique of Teaching, Delhi India: Sterling Publisher, 1967), P. 28</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Gilbert H. Hunt, Et Al. efectie Teaching, Preparation And Implementation, Illnois: Charless C. Thomas Publiesher, 1999), P. 15-16</div><div class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; line-height: 12.25pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Mulyoso, Kurikulum,H. 188</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-48589688795344069822012-01-29T22:30:00.001-08:002012-01-29T22:39:01.085-08:00KISI-KISI UN 2012<b><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"></span></b><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white;">Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh memastikan pemerintah tetap akan menggelar<span class="apple-converted-space"> </span></span><a href="http://ujiannasional.org/" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;" target="_top" title="Ujian Nasional"><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white; color: windowtext; text-decoration: none;">ujian nasional</span></a><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"><span style="float: none; orphans: 2; widows: 2; word-spacing: 0px;">tahun 2012. Ujian nasional dijadwalkan berlangsung pada April 2012.</span></span> <br />
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Menteri Nuh mengatakan, saat ini perdebatan mengenai UN sudah selesai. Beliau menuturkan, ada empat kunci pelaksanaan UN yang baik atau kredibel :</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Pertama, dijamin keamanan dan kerahasiaannya. Karena jika berkasnya bocor, maka kredibilitas UN itu sudah berkurang, bahkan hilang.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Kedua, dari sisi ketepatan distribusi, harus tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat bahan yang mau diuji.<span id="more-5575"></span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ketiga, pada hari pelaksanaan harus dijamin kelancarannya. Jangan sampai soal sudah ada semua tapi soal ujian yang dibagikan salah. “Kalau seandainya terjadi kesalahan, maka harus disiapkan satu sistem yang mampu mengantisipasi kesalahan tersebut,” katanya.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Keempat, dalam sistem evaluasi harus dipastikan agar nilai rapor bisa menjamin bahwa nilai itu mencerminkan kemampuan sang anak. “Nilai rapor jangan mencekungkan atau mencembungkan nilai anak yang sebenarnya,” kata Menteri Nuh.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Menteri Nuh menyampaikan, jika keempat kunci pelaksanaan tadi bisa dipenuhi, maka ada dua hal yang bisa diraih. Pertama, bisa dilakukan pemetaan tentang ragam kompetensi siswa dan penyebarannya. Kedua, informasi kualitas sang anak (lulus atau tidak lulus).</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Menteri Nuh juga menegaskan, bahwa ujian nasional bukanlah penentu kelulusan. Kelulusan ditentukan satuan pendidikan. Namun, satuan pendidikan menentukan kelulusan berdasarkan, tuntas kegiatan belajar mengajar, akhlak yang baik, dan ujian nasional.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ujian Nasional untuk tingkat SMA/MA akan berlangsung pada 16-19 April 2012, dan UN susulan akan dilaksanakan pada 23-26 April. Untuk jenjang SMP/MTs dan SMPLB, UN akan dilaksanakan pada 23-26 April 2012, dan UN susulan akan berlangsung pada 30- 4 Mei 2012.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Sedangkan untuk jenjang SD/MI/SDLB UN akan digelar pada 7-9 Mei 2012, dan UN susulan akan dilaksanakan pada 14-16 Mei 2012. Hasil UN tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan pada 24 Mei 2012. Tingkat SMP/MTs, SMPLB dan SMALB pada 2 Juni 2012. Sedangkan untuk pengumuman kelulusan UN tingkat SD menjadi kewenangan setiap provinsi.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ujian Nasional (UN) SMA/MA dan SMK untuk tahun ajaran 2011/2012 ditetapkan 16-19 April. Sementara itu, ujian untuk SMP/MTs diselenggarakan 23-26 April dan untuk SD pada 7-9 Mei.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Hal tersebut disampaikan anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kementerian dan Kebudayaan RI Prof Dr H Mungin Eddy Wibowo MPd Kons saat memberikan materi dalam Sosialisasi Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2011/2012 Jateng di Hotel Wahid Salatiga, Jumat (30/12). Kegiatan dihadiri para Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Jateng.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Mungin mengatakan, tak kurang dari 1,4 juta siswa di Jateng akan mengikuti UN, baik dari tingkat SD, SMP maupun SMA. Kemudian sesuai dengan jadwal, sekolah mengumumkan kelulusan peserta didik berdasarkan rapat Dewan Guru pada 26 Mei untak SMA sederajat, 2 Juni (SMP), dan 14 Juni (SD).</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">“Secara garis besar, materi UN masih sama dengan tahun ajaran 2010/2011. Meski begitu, kami perlu menyosialisasi sejak dini agar pelaksanaan UN nanti bisa lebih lancar,” katanya.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><b style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;">Bisa Mengulang</b></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Lebih lanjut Mungkin menuturkan, peserta didik yang pada UN lalu tidak lulus, masih diberi kesempatan pada UN tahun depan. Sementara peserta didik yang tidak lulus UN di sekolah Madarasah tetapi mengikuti program paket, maka tidak diperbolehkan mengikuti UN tahun depan.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">“Peserta didik yang tidak lulus UN sebelumnya, pada UN tahun 2012 harus mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan. Hitung-hitung perbaikan, jadi nilai yang terbaik nanti yang akan dipakai,” urainya.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Menurut pria yang berdomisili di Sampangan Gajahmungkur Semarang ini, UN diselenggarakan dengan tujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Hasil UN nantinya digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program atau satuan pendidikan, penentuan kelulusan peserta didik, dasar seleksi untuk jenjang pendidikan berikut, dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Adapun kriteria lulus dalam satuan pendidikan, menurut Mungin, adalah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir dari seluruh mata pelajaran, dan lulus UN.</div><div style="background: white; border-bottom: solid #999999 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #999999 1.0pt; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid #999999 .75pt; mso-border-right-alt: solid #999999 .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0cm 3.0pt 3.0pt 0cm;"><h2 style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-origin: initial; background-position-x: 0%; background-position-y: 50%; background-repeat: no-repeat; background: white; border: none; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #999999 .75pt; mso-border-right-alt: solid #999999 .75pt; mso-padding-alt: 0cm 3.0pt 3.0pt 0cm; orphans: 2; padding: 0cm; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: 12pt;">Jadwal Ujian Nasional 2012</span></h2></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><b style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;">Jadwal Ujian Nasional 2011/2012 untuk Tingkat SMA/MA</b></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDkVqjcWSz1RJO6ri0gciiXE_5W7-HDEN82Iha_QPyMWtFIM0TrGoDL9XeMU9oO9Lc7wNX-7fYZI5aCfzev0iLpmw7otn5mdEmo2ieXeUIkEh12sHFfFqhcHKuWEkuT2NvfKMhS_ioLrc/s1600/jadwal-un-sma-ma.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDkVqjcWSz1RJO6ri0gciiXE_5W7-HDEN82Iha_QPyMWtFIM0TrGoDL9XeMU9oO9Lc7wNX-7fYZI5aCfzev0iLpmw7otn5mdEmo2ieXeUIkEh12sHFfFqhcHKuWEkuT2NvfKMhS_ioLrc/s320/jadwal-un-sma-ma.png" width="320" /></a></div><a href="http://ujiannasional.org/wp-content/uploads/2012/01/jadwal-un-sma-ma.png" style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;"><!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"></span></a><a href="http://ujiannasional.org/wp-content/uploads/2012/01/jadwal-un-sma-ma.png"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br />
</span></span></a></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><b style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;">Jadwal Ujian Nasional 2011/2012 untuk Tingkat SMK</b></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiit2kkH7cAT-NiejBo4uBGxc7M5ZA42LM2WMSTmxdrAA3qaPh2FYH54rHZ9oDnFkwfGRPzC06r9Y2CspXkb-VfK8W9pmIK1eQjtUfrtsC_1JV9B4nY_aLo7dh8uVq8mjJ7tSKGU7HLix4/s1600/jadwal-un-2012-smk.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="108" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiit2kkH7cAT-NiejBo4uBGxc7M5ZA42LM2WMSTmxdrAA3qaPh2FYH54rHZ9oDnFkwfGRPzC06r9Y2CspXkb-VfK8W9pmIK1eQjtUfrtsC_1JV9B4nY_aLo7dh8uVq8mjJ7tSKGU7HLix4/s320/jadwal-un-2012-smk.png" width="320" /></a></div><a href="http://ujiannasional.org/wp-content/uploads/2012/01/jadwal-un-2012-smk.png" style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;"><br />
</span></a></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><b style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;">Jadwal Ujian Nasional 2011/2012 untuk Tingkat SMP/Mts</b></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7k8S25btgK-hD3UlgDUpXl2cD2n8_su5tO4mEfx1XGSAbGlK_PSjIKYlC06koNoCjE5tjTbVB9_AtLITK6Yr4iqtCvfl-WnO3mbnCEeI_OnMX3suBocYMmL8Ktbw8fbN_qpoVP8FJyxA/s1600/jadwal-un-2012-smp-mts.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="117" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7k8S25btgK-hD3UlgDUpXl2cD2n8_su5tO4mEfx1XGSAbGlK_PSjIKYlC06koNoCjE5tjTbVB9_AtLITK6Yr4iqtCvfl-WnO3mbnCEeI_OnMX3suBocYMmL8Ktbw8fbN_qpoVP8FJyxA/s320/jadwal-un-2012-smp-mts.png" width="320" /></a></div><a href="http://ujiannasional.org/wp-content/uploads/2012/01/jadwal-un-2012-smp-mts.png" style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;"><br />
</span></a></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Silakan Anda boleh mendownload Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional (POS UN) tahun 2011/2012 yang diterbitkan oleh BSNP di alamat<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://worlddatabases.blogspot.com/2012/01/download-and-view-pos-un-20112012.html" style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;" target="_blank"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">berikut ini</span></a></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;"><b style="list-style-image: initial; list-style-position: initial;">Pengawasan Ujian Nasional Tahun 2012</b></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan, akan tetap melibatkan pengawas dari perguruan tinggi (PT) dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2012. Hal itu dikatakan salah satu anggota BSNP Jamaris Jamna, Kamis (29/12/2011), di Padang, Sumatera Barat.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">“Untuk menjamin kualitas UN 2012, khususnya soal kejujuran, kita tetap melibatkan perguruan tinggi bersama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai pengawas satuan pendidikan UN,” kata Jamaris.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Ia mengatakan, PT dan LPMP bersama dinas pendidikan akan memantau serta mengawasi secara langsung pelaksanaan UN 2012 di setiap sekolah penyelenggara. Pengawasan ini dilakukan tidak hanya ketika ujian, tetapi juga saat pendistribusian soal agar tidak terjadi kebocoran sebelum ujian dilaksanakan.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Untuk UN 2012, kata dia, pengawas dari PT diberi kewenangan lebih dalam soal pengawasan. Pengawas dari PT diizinkan masuk ke ruangan ujian untuk memastikan UN berjalan dengan jujur. Selain itu, pengawas diberi kewenangan untuk menentukan lanjut atau tidaknya UN pada satu sekolah, jika ditemukan indikasi pelanggaran atau kecurangan.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Adapun, untuk pengawas ruangan pada UN 2012 diamanahkan kepada guru sekolah yang berkompeten. Guru dituntut bekerja dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sementara itu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sumbar tidak menargetkan hasil apa pun pada UN 2012.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">“Tidak ada target apa pun yang direncanakan dalam pelaksanaan UN tahun 2012,” kata Kepala Disdikpora Sumatera Barat Syamsulrizal.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">Disdikpora menekankan kepada semua sekolah di Sumbar untuk lebih bekerja keras agar mencapai hasil terbaik. Syamsulrizal mengatakan, salah satu usaha dalam rangka persiapan UN 2012, Disdikpora telah melakukan pra ujian nasional di sekolah yang anggarannya mencapai Rp 4 miliar.</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background: white; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2; word-spacing: 0px;">“Hasil pra UN dijadikan tolok ukur sampai dimana sekolah bisa menilai kemampuan siswanya terkait UN 2012,” katanya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-78302798503221726402012-01-29T00:21:00.000-08:002012-01-29T00:23:16.543-08:00TIPS MENINGKATKAN KEMAMPUAN OTAK<h2 style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"></h2><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><b><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Prof. Dr. Lily I. Rilantono</span></b><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Seringkali tertawa </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Minum banyak air putih </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Berikan jeda pada tubuh dengan melakukan gerakan ringan setiap 90 menit </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Tarik napas dalam-dalam </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" title="ilustrasi buku" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Bernyanyi </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" class="aligncenter size-full wp-image-2574" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" title="ilustrasi buku" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Gunakan warna-warna menyala seperti kuning, merah, orange </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Perhatikan keteraturan </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Pergunakan aroma yang menstimulasi kewaspadaan seperti peppermint dan kayu manis </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" background="http://www.e-learningforsuccess.com/images/default_testimonyMid_en.gif" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Kaitkan antara perasaan dan pikiran </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" background="http://www.e-learningforsuccess.com/images/kananq.gif" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Pergunakan tidur siang </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Makan yang baik terutama mengandung protein dan karbohidrat </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 16.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;"><img alt="*" border="0" height="9" src="file:///C:/Users/server/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="9" /></span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Sediakan waktu untuk berefleksi</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><h3 style="background: white; line-height: 12.9pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 11.5pt;"> </span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></h3><h3 style="background: white; line-height: 12.9pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 11.5pt;">Teknik Merangkai: Ingatan Tak Terlupakan</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></h3><div style="background: white; line-height: 12.9pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Untuk merangkai ingatan tak terlupakan, cukup dengan mempertajam visualisasi (gambar) dan daya imajinasi (fantasi). Seringkali daya imajinasi kita terbelenggu oleh batasan ketidak-mungkinan yang kita ciptakan di otak kita. Lepaskan belenggu imajinasi Anda, dengan teknik di bawah ini...</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Bayangkan bahwa Anda adalah seorang yang <b>sangat sakti</b>, Anda bisa memerintahkan semua benda (yang hidup atau yang tak hidup) untuk mengikuti apa saja kehendak Anda. Misal: bayangkan benda-benda yang ingin Anda ingat dengan mengubahnya menjadi salah satu atau gabungan dari hal-hal berikut :</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Super Konyol, Menggelikan, Lucu, Badut</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Super Besar, Raksasa, Monster</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Super Kecil, Cebol, Kerdil</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Super Sakti, Heroik, Ajaib, Menakjubkan, Magis, Mencengangkan</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Super Seksi, Eksotis, Erotis, Menggairahkan</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Super Indah, Romantis, Pujaan, Idola</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Super Horor, Menakutkan, Menegangkan</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Hidupkan, Gerakkan, Guyur dengan air, Siram dengan gas, Bungkus dengan es, dsb...</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 10pt;">§</span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">Lagukan/Puisikan mantra yang sulit untuk dihafal: Rock, Dangdut, Qasidah, Gambus, Rap, Keroncong, dsb...</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 12.9pt;"><span style="color: black; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 9pt;">TODO: Kembangkan lagi isinya.</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Book Antiqua"; font-size: 12pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Dari TK,SD sampai Kuliah pun yang namanya belajar kebanyakan orang pastinya pernah merasakan jenuh, dan jika kita selalu terbius kejenuhan maka pada akhirnya membuat kita merasa malas dan bosan dan ujung-ujungnya membuat hasil nilai ujian kita menjadi tidak berprestasi. Ketika orang lain berprestasi, maka rasa penyesalan,iri dan minder pun datang belakangan.<b><i> Padahal setiap manusia di dunia ini dibekali potensi yang sama namun itu semua tergantung bagaimana kita menggalinya saja.</i></b></span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Bicara tentang cara belajar yang cepat dan menyenangkan, ternyata ada tips menarik dari buku yang berjudul <b>“Accelerated Learning for the 21st Century”</b> karangan Colin Rose and Malcolm J. Nicholl yang menyuguhkan 6 langkah penting untuk membuka fikiran kita, yaitu konsep <b>MASTER</b>! singkatan dari :</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">M</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> = <b>M</b>otivating your mind (memotivasi pikiran anda)</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">A</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> = <b>A</b>cquiring the information (memperoleh informasi)</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">S</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> = <b>S</b>earching out the meaning (menyelidiki makna)</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">T</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> = <b>T</b>riggering the memory (memicu memori)</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">E</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> = <b>E</b>xhibiting what you know (memamerkan apa yang anda ketahui)</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">R</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> = <b>R</b>eflecting what you’ve learned (merefleksikan bagaimana Anda belajar)</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Berhubung saya belum punya bukunya, saya pun coba iseng cari tahu tentang ini di google dan ketemu salah satu blog (http://efixyuliani.wordpress.com) yang juga membahas sedikit tentang penjabaran MASTER dalam bahasa Indonesia sebagai berikut :</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">1.</span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Motivating your mind (memotivasi pikiran)</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> Langkah pertama dalam belajar cepat adalah motivasi. Ini penting sekali. Berapa banyak orang yang berusaha untuk belajar tanpa motivasi? Mereka menganggap belajar sebagai suatu bentuk “penderitaan”. Dengan sikap seperti ini bisa dibilang secara bawah sadar otak akan menolak informasi yang masuk karena dianggap negatif! Jelas saja kita jadi sangat sulit belajar. Bandingkan dengan orang yang termotivasi, yang menganggap belajar itu seru dan mengasyikkan. Secara bawah sadar otak akan dengan senang hati mempersilakan informasi untuk masuk.</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">2.</span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Acquiring the information (memperoleh informasi)</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> Ada tiga gaya belajar utama, yaitu visual (melalui penglihatan), auditori (melalui pendengaran), dan kinestetik (melalui tindakan). Kita akan lebih cepat menangkap informasi kalau kita belajar sesuai dengan gaya belajar kita. Oleh karenanya kita perlu mengenali gaya belajar yang cocok untuk kita lalu mempraktekkannya. Hasilnya kita akan lebih cepat menangkap informasi.</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">3.</span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Searching out the meaning (menyelidiki makna)</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> Sekedar membiarkan informasi masuk sama sekali tidak cukup. Kita harus berusaha untuk mendapatkan makna dari informasi itu. Ini sama seperti mencerna informasi yang masuk sampai memahami hakikatnya luar dalam. Jadi bukan hanya menghafalkan fakta, tapi terus maju sampai memahami konteksnya dan penerapannya untuk hal-hal lain. Berapa banyak orang yang hanya berusaha menghafal fakta tanpa memahami maknanya ?</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">4.</span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Triggering the memory (memicu memori)</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> Memahami makna merupakan hal yang sangat penting, tapi kita juga harus mampu mengingat fakta. Banyak orang yang punya daya ingat luar biasa. Contohnya ada orang Jepang yang menghafalkan angka pi sampai ribuan angka di belakang koma ! Ck…ck… (biasanya kita hanya hafal dua angka yaitu “14″ dari “3.14″). Ada banyak teknik yang bisa memudahkan kita mengingat fakta. Singkatan seperti “MASTER” merupakan salah satunya. Akan jauh lebih mudah untuk mengingat enam langkah Accelerated Learning kalau kita memakai singkatan “MASTER”.</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">5.</span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Exhibiting what you know (memamerkan apa yang anda ketahui)</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Memamerkan di sini bukan berarti sok tahu. Yang dimaksud adalah kita harus berusaha membagikan ilmu kita ke orang lain. Saat membagikan ilmu ke orang lain kita justru akan mendapatkan lebih banyak lagi! Misalnya seorang guru kadang lebih cepat paham dan menguasai materi pelajarannya tentang materi pelajarannya setelah dia mengajarkannya pada murid-muridnya.</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">6.</span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Reflecting what you’ve learned (merefleksikan bagaimana Anda belajar)</span></b><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;"> Nah, inilah langkah terakhir dalam konsep MASTER. Kita mesti mengevaluasi cara belajar kita. Mengapa? Sebab setiap orang punya cara belajar yang unik yang berbeda dengan orang lain. Kita mesti mengembangkan gaya belajar pribadi yang paling cocok dengan kita. Dan ini tentu tidak bisa dicapai dalam waktu semalam. Kita harus mencoba, mengevaluasi, memperbaiki apa yang kurang, lalu mencoba lagi, dan seterusnya. Dengan terus mengevaluasi perlahan-lahan gaya belajar kita akan semakin tajam dan cocok dengan kita.</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div style="background: white; line-height: 14.95pt; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">7.</span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 7pt;"> </span><span style="color: #222222; font-family: "Book Antiqua"; font-size: 8pt;">Dari enam langkah konsep MASTER diatas, secara logika saya maka tahapan belajar pun akan lebih terasa menyenangkan, dan tentunya prestasi belajarpun akan meningkat dengan sendirinya. Oleh karena itu perlu diingat kembali bahwa dengan dibekali potensi yang sama oleh sang Pencipta tinggal kita yang memilih saja, mau menjadi pintar atau bodoh.</span><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Book Antiqua";"><br />
</span></div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-75262601872555244452012-01-29T00:13:00.001-08:002012-01-29T00:13:43.876-08:00Mengetahui Rahasia Kerja Otak<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inginkah Anda memiliki kemampuan mengingat yang sangat Luar Biasa, kecepatan membaca secepat kilat, atau Mencatat menggunakan Seluruh Fungsi otak.? jika iya.! Dibawah ini Adalah Materi yg akan Anda pelajari di Kursus Online kami, bacalah dengan hati-hati:</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mengetahui rahasia kerja otak</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> dan tehnik meningkatkan kinerjanya 3 kali lipat</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tehnik Super Genius Memory</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, mengingat informasi dengan mudah dan cepat, untuk mengingat : angka hingga puluhan digit, kata dari bahasa asing, daftar kata, kalimat panjang, tabel unsur periodik kimia, Menghafal RUMUS, menghafal wajah, Menghafal suatu nilai, seperti jarak bulan dari bumi, atau kecepatan cahaya, dan Menghafal berbagai jenis hafalan</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tehnik mencatat dengan keseluruhan fungsi otak</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,yg digunakan Da Vinci, Thomas Edison, Charles Darwin. dilengkapi software, merangkum 1 buku menjadi 1 lembar.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tehnik membaca Super Cepat</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, meningkatkan kecepatan membaca hingga 300% dengan pemahaman 2 kali lipat</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mengetahui jenis gaya belajar dan kecerdasan tersembunyi</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> yang Anda miliki namun belum Anda sadari. Kemudian bagaimana menggunakannya</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rahasia berpikir super kreatif</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> yang digunakan Leonardo Da vinci dan Thomas Alfa Edison yang menemukan begitu banyak hal dalam begitu banyak bidang</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Menguasai tehnik memotivasi diri</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, menghancurkan rasa malas belajar dan Menciptakan semangat belajar dlm 2 detik, dengan tehnik NLP</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Goal setting dan Time Management</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, tehnik Mencapai tujuan dan bagaimana mengatur waktu dengan belajar lebih sedikit dan paham lebih banyak</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Strategi menjawab soal dan Super Learning Formula</span></b></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, bagaimana tehnik menjawab soal dengan benar tanpa kehabisan waktu. dan Mengungkap RUMUSAN pola tindakan yang dimiliki siswa berprestasi yang tidak dilakukan siswa rata-rata</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan masih banyak Lagi........,</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-74630334498578367912012-01-28T23:59:00.001-08:002012-01-28T23:59:20.719-08:00Resep Belajar<div style="background-color: white; clear: left; color: #222222; float: left; font-family: 'Lucida Grande','Lucida Sans Unicode',Verdana,sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-2574" height="320" src="http://ianegx.files.wordpress.com/2011/12/books.jpg?w=480" style="border-style: none; display: block; margin: 1.5em auto 0px;" title="ilustrasi buku" width="320" /></div><br />
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dari TK,SD sampai Kuliah pun yang namanya belajar kebanyakan orang pastinya pernah merasakan jenuh, dan jika kita selalu terbius kejenuhan maka pada akhirnya membuat kita merasa malas dan bosan dan ujung-ujungnya membuat hasil nilai ujian kita menjadi tidak berprestasi. Ketika orang lain berprestasi, maka rasa penyesalan,iri dan minder pun datang belakangan.<em><strong><span class="Apple-converted-space"> </span>Padahal setiap manusia di dunia ini dibekali potensi yang sama namun itu semua tergantung bagaimana kita menggalinya saja.</strong></em></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Bicara tentang cara belajar yang cepat dan menyenangkan, ternyata ada tips menarik dari buku yang berjudul<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>“Accelerated Learning for the 21st Century”</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>karangan Colin Rose and Malcolm J. Nicholl yang menyuguhkan 6 langkah penting untuk membuka fikiran kita, yaitu konsep<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>MASTER</strong>! singkatan dari :</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>M</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>=<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>M</strong>otivating your mind (memotivasi pikiran anda)</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>A</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>=<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>A</strong>cquiring the information (memperoleh informasi)</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>S</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>=<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>S</strong>earching out the meaning (menyelidiki makna)</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>T</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>=<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>T</strong>riggering the memory (memicu memori)</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>E</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>=<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>E</strong>xhibiting what you know (memamerkan apa yang anda ketahui)</div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><strong>R</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>=<span class="Apple-converted-space"> </span><strong>R</strong>eflecting what you’ve learned (merefleksikan bagaimana Anda belajar)<span id="more-2573"></span></div><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Berhubung saya belum punya bukunya, saya pun coba iseng cari tahu tentang ini di google dan ketemu salah satu blog (http://efixyuliani.wordpress.com) yang juga membahas sedikit tentang penjabaran MASTER dalam bahasa Indonesia sebagai berikut :</div><ol style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1.5em; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 2.2em; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><li><strong>Motivating your mind (memotivasi pikiran)</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>Langkah pertama dalam belajar cepat adalah motivasi. Ini penting sekali. Berapa banyak orang yang berusaha untuk belajar tanpa motivasi? Mereka menganggap belajar sebagai suatu bentuk “penderitaan”. Dengan sikap seperti ini bisa dibilang secara bawah sadar otak akan menolak informasi yang masuk karena dianggap negatif! Jelas saja kita jadi sangat sulit belajar. Bandingkan dengan orang yang termotivasi, yang menganggap belajar itu seru dan mengasyikkan. Secara bawah sadar otak akan dengan senang hati mempersilakan informasi untuk masuk.</li>
<li><strong>Acquiring the information (memperoleh informasi)</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>Ada tiga gaya belajar utama, yaitu visual (melalui penglihatan), auditori (melalui pendengaran), dan kinestetik (melalui tindakan). Kita akan lebih cepat menangkap informasi kalau kita belajar sesuai dengan gaya belajar kita. Oleh karenanya kita perlu mengenali gaya belajar yang cocok untuk kita lalu mempraktekkannya. Hasilnya kita akan lebih cepat menangkap informasi.</li>
<li><strong>Searching out the meaning (menyelidiki makna)</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>Sekedar membiarkan informasi masuk sama sekali tidak cukup. Kita harus berusaha untuk mendapatkan makna dari informasi itu. Ini sama seperti mencerna informasi yang masuk sampai memahami hakikatnya luar dalam. Jadi bukan hanya menghafalkan fakta, tapi terus maju sampai memahami konteksnya dan penerapannya untuk hal-hal lain. Berapa banyak orang yang hanya berusaha menghafal fakta tanpa memahami maknanya ?</li>
<li><strong>Triggering the memory (memicu memori)</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>Memahami makna merupakan hal yang sangat penting, tapi kita juga harus mampu mengingat fakta. Banyak orang yang punya daya ingat luar biasa. Contohnya ada orang Jepang yang menghafalkan angka pi sampai ribuan angka di belakang koma ! Ck…ck… (biasanya kita hanya hafal dua angka yaitu “14″ dari “3.14″). Ada banyak teknik yang bisa memudahkan kita mengingat fakta. Singkatan seperti “MASTER” merupakan salah satunya. Akan jauh lebih mudah untuk mengingat enam langkah Accelerated Learning kalau kita memakai singkatan “MASTER”.</li>
<li><strong>Exhibiting what you know (memamerkan apa yang anda ketahui)</strong>Memamerkan di sini bukan berarti sok tahu. Yang dimaksud adalah kita harus berusaha membagikan ilmu kita ke orang lain. Saat membagikan ilmu ke orang lain kita justru akan mendapatkan lebih banyak lagi! Misalnya seorang guru kadang lebih cepat paham dan menguasai materi pelajarannya tentang materi pelajarannya setelah dia mengajarkannya pada murid-muridnya.</li>
<li><strong>Reflecting what you’ve learned (merefleksikan bagaimana Anda belajar)</strong><span class="Apple-converted-space"> </span>Nah, inilah langkah terakhir dalam konsep MASTER. Kita mesti mengevaluasi cara belajar kita. Mengapa? Sebab setiap orang punya cara belajar yang unik yang berbeda dengan orang lain. Kita mesti mengembangkan gaya belajar pribadi yang paling cocok dengan kita. Dan ini tentu tidak bisa dicapai dalam waktu semalam. Kita harus mencoba, mengevaluasi, memperbaiki apa yang kurang, lalu mencoba lagi, dan seterusnya. Dengan terus mengevaluasi perlahan-lahan gaya belajar kita akan semakin tajam dan cocok dengan kita.</li>
</ol><div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Verdana, sans-serif; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin-bottom: 2em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.7em; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Dari enam langkah konsep MASTER diatas, secara logika saya maka tahapan belajar pun akan lebih terasa menyenangkan, dan tentunya prestasi belajarpun akan meningkat dengan sendirinya. Oleh karena itu perlu diingat kembali bahwa dengan dibekali potensi yang sama oleh sang Pencipta tinggal kita yang memilih saja, mau menjadi pintar atau bodoh.</div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-91864595085365192472012-01-28T23:47:00.000-08:002012-01-28T23:47:08.002-08:00Kopi Meningkatkan Kemampuan Otak Wanita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFE1j9m0OLy-ZWB4UfSt2VN2_4foXZK20WGHJgAUp4Rxp3kPu5bN683GHBYrUEyZnlAVn_sql53mSHktJqvCGVmtncBveTI_oQSTVRd52NpkDMHxnTQRTyqS-pSwwQzmxjCbWaMe7OeU4/s1600/ccn_091508_women.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFE1j9m0OLy-ZWB4UfSt2VN2_4foXZK20WGHJgAUp4Rxp3kPu5bN683GHBYrUEyZnlAVn_sql53mSHktJqvCGVmtncBveTI_oQSTVRd52NpkDMHxnTQRTyqS-pSwwQzmxjCbWaMe7OeU4/s1600/ccn_091508_women.jpg" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><strong style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">KOMPAS.com</strong><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-converted-space"> </span>- Kini Anda tahu mengapa<span class="Apple-converted-space"> </span></span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">coffee break</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-converted-space"> </span>pada sore hari memang perlu dilakukan. Penelitian terbaru dari Bristol University menunjukkan bahwa secangkir kopi mampu meningkatkan kemampuan otak perempuan dalam situasi yang stres.</span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Para peneliti menguji 64 pria dan wanita untuk mengetahui pengaruh kopi pada tubuh ketika Anda sudah dalam kondisi stres, khususnya bila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak selama<span class="Apple-converted-space"> </span></span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">meeting</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">. Studi menemukan bahwa kafein ternyata mampu mendongkrak performa kaum perempuan. Namun, pada kaum pria kafein justru bisa melemahkan memori dan memperlambat proses pembuatan keputusan.</span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">"Pada saat<span class="Apple-converted-space"> </span></span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">meeting</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">, apalagi ketika harus membuat keputusan, kaum pria biasanya mendominasi. Karena kafein itu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia, pengaruhnya secara global pasti mengejutkan," komentar psikolog Dr Lindsay St Claire.</span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"> </span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Para partisipan itu sebelumnya dipisahkan dalam dua kelompok sesuai jenis kelaminnya, lalu diberi tugas-tugas. Misalnya, membuat negosiasi, menguji memori, dan bermain</span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">puzzle</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">. Separuh dari masing-masing kelompok itu diberi minuman kopi<span class="Apple-converted-space"> </span></span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">decaf</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">, sedangkan kelompok yang lain mengonsumsi kopi yang biasa.<span class="Apple-converted-space"> </span></span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"> </span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Nah, dari situ para peneliti menemukan bahwa performa kaum pria dalam uji memori sangat kacau jika mereka mengonsumsi kopi berkafein. Mereka juga membutuhkan rata-rata waktu 20 detik lebih lama untuk menyelesaikan tugas, daripada pria yang minum kopi tanpa kafein. Di lain pihak, perempuan menyelesaikan<span class="Apple-converted-space"> </span></span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">puzzle</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-converted-space"> </span>100 detik lebih cepat dengan bantuan secangkir kopi berkafein, demikian seperti dilaporkan<span class="Apple-converted-space"> </span></span><em style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Journal of Applied Social Psychology</em><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">.</span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"> </span><br style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;" /><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #5d5d5d; display: inline !important; float: none; font-family: 'Lucida Grande', Arial; font-size: 12px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-align: -webkit-left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">Menurut British Coffee Association, orang Inggris rata-rata mengonsumsi 70 juta cangkir kopi dalam sehari. Para pakar meyakini bahwa kopi berpengaruh secara berbeda pada performa kerja pria dan wanita, dikarenakan cara kita merespons stres. Berbagai penelitian sebelumnya mengatakan bahwa kopi mungkin juga membantu melindungi kita dari penyakit Alzheimer, diabetes, kerusakan hati, dan encok.</span>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-17797229205350095762012-01-28T07:07:00.001-08:002012-01-28T07:07:07.815-08:00Memahami Metode Dakwah Walisongo<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsCYpLaGwp0PoDPAfc5BtK83uVs5xfZic_odqx4xTHf1XZKBw1mfnVkZ8LZoSrEfelXk5Ok1YIT2F2ofOczvjWF6CENRxrN_W7baGGyKbyiWZ6hsikH7_YgSc9czDC31dslb3iAV0q8II/s1600/Walisongo+Lengkap.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsCYpLaGwp0PoDPAfc5BtK83uVs5xfZic_odqx4xTHf1XZKBw1mfnVkZ8LZoSrEfelXk5Ok1YIT2F2ofOczvjWF6CENRxrN_W7baGGyKbyiWZ6hsikH7_YgSc9czDC31dslb3iAV0q8II/s320/Walisongo+Lengkap.JPG" width="262" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah masyhur di kalangan sejarawan, ulama, dan tokoh lainnya bahwa Islam tersebar luas di Indonesia atas jasa Walisongo dan murid-muridnya. Sebelumnya, usaha dakwah telah dilakukan orang, tapi lingkupnya sangat terbatas.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Harian </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Duta Masyarakat </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengungkap, sebenarnya Islam masuk Nusantara sejak zaman Rasulullah. Yakni berdasarkan literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera (Barus). Kemudian Marcopolo menyebutkan, saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H/1292 M, telah banyak orang Arab menyebarkan Islam. Begitu pula Ibnu Bathuthah, pengembara muslim, yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H/1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafii. Tapi baru abad 9 H (abad 15 M) penduduk pribumi memeluk Islam secara massal (</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Duta Masyarakat, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">28-30 Maret 2007). Masa itu adalah masa dakwah Walisongo. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dakwah Kultural </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berbeda dengan dakwah Islam di Asia Barat, Afrika, dan Eropa yang dilakukan dengan penaklukan, Walisongo berdakwah dengan cara damai. Yakni dengan pendekatan pada masyarakat pribumi dan akulturasi budaya (percampuran budaya Islam dan budaya lokal). Dakwah mereka adalah dakwah kultural.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banyak peninggalan Walisongo menunjukkan, bahwa budaya dan tradisi lokal mereka sepakati sebagai media dakwah. Hal ini dijelaskan—baik semua atau sebagian—dalam banyak sekali tulisan seputar Walisongo dan sejarah masuknya Islam di Indonesia. Misalnya, dalam </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ensiklopedi Islam</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">; </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Târikhul-Auliyâ’ </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karya KH Bisri Mustofa; </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karya KH Saifuddin Zuhri; </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sekitar Walisanga </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karya Solihin Salam; </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karya Drg H Muhammad Syamsu As.; </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kisah Para Wali </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karya Hariwijaya</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">;</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kisah Wali Songo: Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karya Asnan Wahyudi dan Abu Khalid MA.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dahulu di Indonesia mayoritas penduduknya beragama Hindu dan Budha, dan terdapat berbagai kerajaan Hindu dan Budha, sehingga budaya dan tradisi lokal saat itu kental diwarnai kedua agama tersebut. Budaya dan tradisi lokal itu oleh Walisongo tidak dianggap “musuh agama” yang harus dibasmi. Bahkan budaya dan tradisi lokal itu mereka jadikan “teman akrab” dan media dakwah agama, selama tak ada larangan dalam nash syariat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertama-pertama, Walisongo belajar bahasa lokal, memperhatikan kebudayaan dan adat, serta kesenangan dan kebutuhan masyarakat. Lalu berusaha menarik simpati mereka. Karena masyarakat Jawa sangat menyukai kesenian, maka Walisongo menarik perhatian dengan kesenian, di antaranya dengan menciptakan tembang-tembang keislaman berbahasa Jawa, gamelan, dan pertunjukan wayang dengan lakon islami. Setelah penduduk tertarik, mereka diajak membaca syahadat, diajari wudhu’, shalat, dan sebagainya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Walisongo sangat peka dalam beradaptasi, caranya menanamkan akidah dan syariat sangat memperhatikan kondisi masyarakat. Misalnya, kebiasaan berkumpul dan kenduri pada hari-hari tertentu setelah kematian keluarga tidak diharamkan, tapi diisi pembacaan tahlil, doa, dan sedekah. Bahkan Sunan Ampel—yang dikenal sangat hati-hati—menyebut shalat dengan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“sembahyang”</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (asalnya: </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sembah </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">hyang</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">) dan menamai tempat ibadah dengan “langgar”, mirip kata sanggar. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bangunan masjid dan langgar pun dibuat bercorak Jawa dengan genteng bertingkat-tingkat, bahkan masjid Kudus dilengkapi menara dan gapura bercorak Hindu. Selain itu, untuk mendidik calon-calon dai, Walisongo mendirikan pesantren-pesantren yang—menurut sebagian sejarawan—mirip padepokan-padepokan orang Hindu dan Budha untuk mendidik cantrik dan calon pemimpin agama. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagaimana Memahaminya?</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagian pihak mempermasalahkan metode dakwah Walisongo tersebut. Sebagian mempertanyakan kesesuaiannya dengan dalil </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">syar’i</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Sebagian lagi bahkan berani menyalahkan peninggalan para ulama-wali itu. Hal ini terutama dilakukan kaum modernis yang dipengaruhi pemikiran Wahabi yang kaku. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bila mau berpikir jernih dan bijak, metode dakwah Walisongo tidak selayaknya dipertanyakan. Bahkan semestinya dipuji, karena terbukti kesuksesannya. Untuk dapat memahami mengapa Walisongo menerapkan metode dakwah semacam itu, beberapa hal perlu dilakukan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertama, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mempelajari sejarah mereka secara mendalam. Sebagaimana disebut di atas, banyak bacaan tentang sejarah Walisongo. Bacaan-bacaan tersebut bersumber dari kitab, babad, dan serat kuno, di antaranya </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kitâb Kanzul Ulûm Ibnul Bathuthah; Babad Tanah Jawi; Babad Majapahit lan Para Wali; Hikayat Hasanuddin</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">; </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wali Sanga Babadipun Para Wali; </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Serat Centhini. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tulisan di masjid dan makam Walisongo juga dijadikan sumber. Beberapa buku orientalis juga dijadikan sumber, tapi para sejarawan Islam bersikap selektif dan hati-hati dalam mengutip keterangan dari non muslim ini.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedua, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">selalu mengingat bahwa Walisongo ulama yang alim, yang tak akan sembarangan dalam berbuat. Menurut </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kitâb Kanzul Ulûm Ibnul Bathuthah, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Walisongo adalah sembilan ulama berilmu agama tinggi serta mempunyai karamah, yang diutus Sultan Muhammad I Turki untuk menyebarkan Islam di Jawa. Bila salah satu pergi atau meninggal, maka segera digantikan wali lain. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sunan Bonang meninggalkan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Primbon Wejangan Sunan Bonang</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> berisi Fikih, Tauhid, dan Tasawuf, di antaranya berdasarkan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ihyâ’ Ulûmid-dîn </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">al-Ghazali, </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">al-Anthâki </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dari Dawud al-Anthaki, dan kitab Syekh Abdul Qodir al-Jailani. Menurut Muhammad Syamsu As., ajaran Sunan Bonang mengikuti akidah Ahlusunah wal Jamaah dengan mazhab Syafii, dan mewakili ajaran semua Walisongo.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Masih menurut ia, Sunan Giri dinamai </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan Abdul Faqih</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, karena Ilmu Fikihnya sangat mendalam, ia mengajar Ilmu Fikih, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Nahwu, dan Sharaf; Sunan Kudus dijuluki </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Waliyul Ilmi, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menguasai Ilmu Ushul Hadits, Ilmu Tafsir, Ilmu Sastra, Manthiq, dan terutama Ilmu Fikih; dan Sunan Gunung Jati mempelajari Ilmu Syariat, Hakikat, Thariqat, dan Ma’rifat. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mempelajari metode dakwah Nabi Muhammad </span><span style="font-family: "AGA Arabesque","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, sahabat, dan ulama salaf sebagai perbandingan. Setelah diteliti, ternyata dakwah Walisongo yang bijak dan halus sesuai dengan dakwah Nabi. Dakwahnya sesuai ayat, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (QS an-Nahl [16]: 125). Dan ayat, “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu” (QS Ali Imran [3]: 159). Juga pesan Nabi saat mengutus Abu Musa dan Mu’adz berdakwah, “Mudahkanlah, jangan mempersulit. Berilah kabar gembira, jangan membuat (objek dakwah) lari!” (HR Muslim). Dan Hadits dari Siti Aisyah, “Rasulullah memerintah kami menempatkan (memperlakukan) manusia sesuai keberadaan (akal) mereka.” (HR Abu Dawud) </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tentang Walisongo membuat tembang dan puji-pujian Jawa, hal ini sebagaimana sahabat dan ulama salaf membuat syair-syair keagamaan Arab. Bahasanya saja beda. Tentang membuat dan menggunakan gamelan serta beduk, kemungkinan besar berpedoman pada pendapat al-Ghazali dalam </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ihyâ’ Ulûmid-dîn </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahwa alat musik yang dilarang hanya yang disebut dalam Hadits. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tentang pertunjukan wayang, awalnya Sunan Giri tak setuju, tapi akhirnya beliau dan wali lainnya menyetujui setelah Sunan Kalijogo mengusulkan wayang diubah bentuknya: tangan lebih panjang dari kaki, hidung panjang-panjang, kepala agak menyerupai binatang, dan lain-lain agar tak serupa persis dengan manusia. Tentang membakar kemenyan, bukan untuk arwah orang mati, tapi untuk mengharumkan ruangan dan karena Nabi suka wangi-wangian. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keempat,</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> selalu </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">husnudh-dhan </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(berbaik sangka) pada Walisongo. Apabila ada metode dakwah mereka yang tampak kurang sesuai syariat, sebaiknya menganggap (1) mungkin sumber/penulis sejarahnya yang keliru, bukan Walisongo; dan (2) mungkin diri kita yang belum memahami/menemukan dalil dan pendapat ulama salaf yang mereka gunakan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika tidak </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">husnudh-dhan, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kita akan menyalahkan mereka seperti kaum Wahabi dan modernis menyalahkan para ulama. KH Hasyim Asy’ari dalam </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Risâlah Ahlussunah wal Jamâ’ah </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengutip ucapan Syekh Muhammad Bakhit al-Muthi’i, “Mereka</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Wahabi dan yang sealiran) golongan yang bermain-main dengan agama, mereka mencela para ulama salaf dan khalaf, dan mengatakan, ‘Mereka itu tidak </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ma’shum</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (terjaga dari dosa seperti Nabi), maka tidak selayaknya mengikuti mereka.’” </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Na’ûdzu billâh.</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Walisongo memang tidak </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ma’shûm</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, tapi bukan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">muqashshir </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(orang sembrono), apalagi </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">jâhil</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (orang bodoh). Mereka </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mahfûdz</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (terjaga dari dosa, sebagai wali Allah) dan ulama yang alim.</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kelima, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">selalu menghormati Walisongo sebagai penyebar Islam dan guru. Seandainya bukan karena mereka, mungkin kita saat ini beragama Hindu atau Budha seperti nenek moyang kita. Walisongo guru kita, karena nenek moyang kita belajar pada mereka atau murid-murid mereka; dan kiai serta guru kita masa sekarang—utamanya di pesantren—belajar pada gurunya, gurunya belajar pada gurunya lagi, terus sampai Walisongo. Karena itulah para ulama dan habaib mengamalkan ajaran Islam tradisionalis Walisongo, bahkan beberapa menulis kitab/buku untuk membelanya. Masyarakat umum juga ikut mengamalkannya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Walhasil, Walisongo adalah ulama-wali yang alim dan bijak. Mereka dan metode dakwah serta peninggalannya seyogianya dihormati. Nabi bersabda pada Sayidina Ali, “Demi Allah, sungguh Allah memberi petunjuk pada seseorang (hingga masuk Islam) melalui kamu itu lebih baik bagimu daripada memperoleh unta merah” (HR Bukhari-Muslim). Nabi juga bersabda, “Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, dia mendapat pahala sebagaimana orang yang melakukannya” (HR Muslim). Hadits terakhir ini, menurut Sayid Alawi bin Abbas al-Maliki, menunjukkan keutamaan ilmu dan bahwa Nabi mendapat pahala seperti pahala seluruh umatnya, sejak diutus sampai Kiamat. Maka begitu pula Walisongo, sebagai penyebar Islam “pertama”, mereka mendapat pahala seperti pahala semua umat Islam Indonesia, sejak dakwahnya sampai Kiamat.[]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sumber Tulisan:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Asnan Wahyudi & Abu Khalid MA. Tanpa tahun. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kisah Wali Songo: Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa.</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Surabaya: Karya Ilmu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewan Penterjemah Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al Qur’an. 1971. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al Qur’an dan Terjemahnya. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Medinah: Mujamma’ Khadim al Haramain asy Syarifain al Malik Fahd li Thiba’at al Mush-haf asy-Syarif. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Harian </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Duta Masyarakat, </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">28 Maret 2007; 29 Maret 2007; 30 Maret 2007. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hariwijaya. 2003. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kisah Para Wali. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yogyakarta: Nirwana. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hasyim Asy’ari, KH. Tanpa tahun. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Risâlah Ahlussunah wal Jamâ’ah. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasuruan: Pustaka Sidogiri.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam al-Ghazali. 2002. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ihyâ’ Ulûmid-dîn. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Juz II. Beirut Lebanon: Darul Fikr. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam an-Nawawi. 2001. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riyâdhush-Shâlihin. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beirut Lebanon: Darul Fikr.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad Syamsu As, Drg. H. 1996. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jakarta: Lentera. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nur Amin Fattah. 1994. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Metode Da’wah Walisongo. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semarang: CV Bahagia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sayid Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani. Tanpa tahun. </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fathul-Qarîb al-Mujîb ‘alâ Tahdzîbi at-Targhîb wa at-Tarhîb. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mekah: al-Haramain.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-79383244362523709692012-01-28T02:54:00.001-08:002012-01-28T02:54:42.117-08:00Beberapa Situs Ilmu<a href="http://lembar-ilmu.blogspot.com/2012/01/download-kitab-para-ulama.html">http://lembar-ilmu.blogspot.com/2012/01/download-kitab-para-ulama.html</a><br />
<br />
<a name='more'></a>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-76427402288727845942012-01-27T19:29:00.001-08:002012-01-27T19:29:03.208-08:00<h2>
<center><span style="color: #000099;">Membongkar Tradisionalisme Pendidikan Pesantren; "Sebuah Pilihan Sejarah" </span></center></h2>
<br />
<table border="0">
<tbody>
<tr><td>
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><b>
Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.<br />
Nama & E-mail (Penulis): <a href="mailto:elchumaedy@yahoo.com">Ahmad El Chumaedy</a>
<br />Saya Pengamat di Jakarta
<br />Tanggal: 06 Oktober 2002
<br />Judul Artikel: Membongkar Tradisionalisme Pendidikan Pesantren;<br /> "Sebuah Pilihan Sejarah"
<br />Topik: Transformasi Pendidikan Pesantren</b>
<div align="justify">
Pendidikan di tengah medan kebudayaan (culture area),
berproses merajut dua substansi aras kultural, yaitu di samping
terartikulasi pada upaya pemanusiaan dirinya, juga secara
berkesinambungan mewujud ke dalam pemanusiaan dunia di sekitarnya (man
humanizes himself in humanizing the world around him) (J.W.M. Bakker,
SJ; 2000: 22). Kenyataan ini nampaknya amat begitu diinsafi oleh para
designer awal dan founding fathers bangsa ini, hingga kemudian cita-cita
yang megkristal dalam tujuan pendidikan nasional (Mukaddimah UUD '45)
kita, betul-betul terarah ke pengertian seperti itu.
<br /><br />
Dalam prakteknya, pengejawantahan cita-cita pendidikan nasional,
nampaknya tidak harus melulu ditempuh melalui jalur formal secara
berjenjang (hierarchies), yang dilaksanakan mulai dari Pendidikan
Pra-Sekolah (PP. No. 27 Tahun 1990), Pendidikan Sekolah Dasar (PP. No.
28 Tahun 1990), Pendidikan Sekolah Menengah (PP. No. 29 Tahun 1990) dan
Pendidikan Perguruan Tinggi (PP. No. 30 Tahun 1990), akan tetapi juga
mengabsahkan pelaksanaan pendidikan secara non-formal dan in-formal
(pendidikan luar sekolah) (UU Sisdiknas, 2003). Artikulasi pendidikan
terakhir ini, basisnya diperkuat mulai dari pendidikan di lingkungan
keluarga, masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan swasta.
<br /><br />
Paralel dengan pelaksanaan pendidikan luar sekolah dalam pelbagai bentuk
dan ragamnya, terdapat satu institusi pendidikan yang telah mengakar
lama dalam sejarah pendidikan di Indonesia, yaitu terutama pendidikan
Islam yang diselenggarakan di pesantren-pesantren (Islamic boarding
school). Sebagai institusi pendidikan Islam tradisional, pesantren sudah
sejak lama survive dalam sejarah perkembangan pendidikan Indonesia.
Ia telah terbukti banyak memberi sumbangan bagi upaya mewujudkan
idealisme pendidikan nasional, yang bukan sekedar hanya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (human resource) pada aspek penguasaan
sains dan tekhnologi an sich, melainkan juga lebih concern dalam
mencetak warga negara Indonesia yang memiliki ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, terutama dalam memupuk generasi yang bermoral baik
(akhlaq al-karimah).
<br /><br />
Indegenousitas pesantren kontras berbeda dengan praktek pendidikan pada
intitusi pendidikan lainnya, sehingga dinamika sekaligus problematika
yang muncul kemudian, juga menampilkan watak yang khas dan eksotik.
Di era globalisasi sekarang ini, Alfin Toffler membayangkan akan
terciptanya 'masyarakat informasi' (the informasional society) yang
sulit untuk dihindari oleh negara manapun di permukaan bumi ini,
termasuk Indonesia. Sehingga, fenomena globalisasi yang begitu cepat
mengalami akselerasi dalam pelbagai aspek, sebagai konsekuensi logis
dari penerapan high-tech (tekhnologi tinggi), menyebabkan bangsa
Indonesia tergiring pada pola interaksi yang amat cepat dan massif
dengan negara-negara lain di dunia. Dalam fase masyarakat informasi
inilah, pesantren semakin menghadapi tantangan yang tidak ringan dan
lebih kompleks ketimbang periode waktu sebelumnya.
<br /><br />
Di tengah pergulatan masyarakat informasional, pesantren 'dipaksa'
memasuki ruang kontestasi dengan institusi pendidikan lainnya, terlebih
dengan sangat maraknya pendidikan berlabel luar negeri yang menambah
semakin ketatnya persaingan mutu out-put (keluaran) pendidikan.
Kompetisi yang kian ketat itu, memosisikan institusi pesantren untuk
mempertaruhkan kualitas out-put pendidikannya agar tetap unggul dan
menjadi pilihan masyarakat, terutama umat Islam. Ini mengindikasikan,
bahwa pesantren perlu banyak melakukan pembenahan internal dan inovasi
baru agar tetap mampu meningkatkan mutu pendidikannya.
<br /><br />
Persoalan ini tentu saja berkorelasi positif dengan konteks pengajaran
di pesantren. Di mana, secara tidak langsung mengharuskan adanya
pembaharuan (modernisasi)-kalau boleh dikatakan demikian-dalam pelbagai
aspek pendidikan di dunia pesantren. Sebut saja misalnya mengenai
kurikulum, sarana-prasarana, tenaga kependidikan (pegawai administrasi),
guru, manajemen (pengelolaan), sistem evaluasi dan aspek-aspek lainnya
dalam penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Jika aspek-aspek
pendidikan seperti ini tidak mendapatkan perhatian yang proporsional
untuk segera dimodernisasi, atau minimalnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat (social needs and demand), tentu akan mengancam
survival pesantren di masa depan. Masyarakat (baca: kaum muslimin
Indonesia) akan semakin tidak tertarik dan lambat laun akan meninggalkan
pendidikan 'ala pesantren, kemudian lebih memilih institusi pendidikan
yang lebih menjamin kualitas output-nya.
Pada taraf ini, pesantren berhadap-hadapan dengan dilema antara tradisi
dan modernitas. Ketika pesantren tidak mau beranjak ke modernitas, dan
hanya berkutat dan mempertahankan otentisitas tradisi pengajarannya yang
khas tradisional, dengan pengajaran yang melulu bermuatan al-Qur'an dan
al-Hadis serta kitab-kitab klasiknya (Karel Steenbrink, 1994, 167),
tanpa adanya pembaharuan metodologis, maka selama itu pula pesantren
harus siap ditinggalkan oleh masyarakat. Pengajaran Islam tradisional
dengan muatan-muatan yang telah disebutkan di muka, tentu saja harus
lebih dikembangkan agar penguasaan materi keagamaan anak didik (baca:
santri) bisa lebih maksimal, di samping juga perlu memasukkan
materi-materi pengetahuan non-agama dalam proses pengajaran di
pesantren.
<br /><br />
Dengan begitu, pengembangan pesantren tidak saja dilakukan dengan cara
memasukkan pengetahuan non-agama, melainkan agar lebih efektif dan
signifikan, praktek pengajaran harus menerapkan metodologi yang lebih
baru dan modern. Sebab, ketika didaktik-metodik yang diterapkan masih
berkutat pada cara-cara lama yang ketinggalan zaman alias "kuno", maka
selama itu pula pesantren sulit untuk berkompetisi dengan institusi
pendidikan lainnya! Persoalannya, betulkah semua yang berwatak lama itu
kurang baik?
<br /><br />
<b>Memahami Watak Tradisionalisme Pesantren</b><br />
Persoalan ini tentunya harus dikembalikan pada proporsinya yang pas.
Sebab, watak tradisional yang inherent di tubuh pesantren seringkali
masih disalahpahami, dan ditempatkan bukan pada proporsinya yang tepat.
Tradisionalisme yang melekat dan terbangun lama di kalangan pesantren,
sejak awal minimal ditampilkan oleh dua wajah yang berbeda. Oleh karena
itu, penyebutan tradisional tentu harus ditujukan pada aspek yang
spesifik, tidak asal gebuk rata. Tradisionalisme pesantren di satu sisi
melekat pada aras keagamaan (baca: Islam). Bentuk tradisionalisme ini
merupakan satu sistem ajaran yang berakar dari perkawinan konspiratif
antara teologi skolastisisme As'ariyah dan Maturidiyah dengan
ajaran-ajaran tasawuf (mistisisme Islam) yang telah lama mewarnai corak
ke-Islam-an di Indonesia (Abdurrahman Wahid, 1997). Selaras dengan
pemahaman ini, terminologi yang akarnya ditemukan dari kata 'adat
(bahasa Arab) ini, merupakan praktek keagamaan lokal yang diwariskan
umat Islam Indonesia generasi pertama. Di sini Islam berbaur dengan
sistem adat dan kebiasaan lokal, sehingga melahirkan watak ke-Islaman
yang khas Indonesia (Martin van Bruinessen, 1997, 140).
<br /><br />
Sementara tradisional dalam pengertian lainnya, bisa dilihat dari sisi
metodologi pengajaran (pendidikan) yang diterapkan dunia pesantren
(baca: salafiyah). Penyebutan tradisional dalam konteks praktek
pengajaran di pesantren, didasarkan pada sistem pengajarannya yang
monologis, bukannya dialogis-emansipatoris, yaitu sistem doktrinasi sang
Kiyai kepada santrinya dan metodologi pengajarannya masih bersifat
klasik, seperti sistem bandongan, pasaran, sorogan dan sejenisnya.
Lepas dari persoalan itu, karakter tradisional yang melekat dalam dunia
pesantren (sesungguhnya) tidak selamanya buruk. Asumsi ini sebetulnya
relevan dengan prinsip ushul fiqh, "al-Muhafadhah 'ala al- Qodimi
as-Shalih wa al-Akhdu bi al-Jadid al-Ashlah" (memelihara
[mempertahankan] tradisi yang baik, dan mengambil sesuatu yang baru
(modernitas) yang lebih baik). Artinya, tradisionalisme dalam konteks
didaktik-metodik yang telah lama diterapkan di pesantren, tidak perlu
ditinggalkan begitu saja, hanya saja perlu disinergikan dengan
modernitas. Hal ini dilakukan karena masyarakat secara praktis-pragmatis
semakin membutuhkan adanya penguasaan sains dan tekhnologi. Oleh Karena
itu, mensinergikan tradisionalisme pesantren dengan modernitas dalam
konteks praktek pengajaran, merupakan pilihan sejarah (historical
choice) yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab, jika tidak demikian,
eksistensi pesantren akan semakin sulit bertahan di tengah era informasi
dan pentas globalisasi yang kian kompetitif.
<br /><br />
Di antara problem yang sering dijumpai dalam praktek pendidikan di
pesantren, terutama yang masih bercorak salaf, adalah persoalan
efektivitas metodologi pengajaran. Di sinilah perlunya dilakukan
penyelarasan tradisi dan modernitas di tengah dunia pesantren. Dalam hal
ini, memang diperlukan adanya pembaharuan di pesantren, terutama
mengenai metodologi pengajarannya, namun pembaharuan ini tidak harus
meninggalkan praktek pengajaran lama (tradisional), karena memang di
sinilah karakter khas dan indegenousitas pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam di Indonesia. Justru yang perlu dilakukan adalah,
adanya konvigurasi sistemik dan kultural antara metodologi tradisional
dengan metodologi konvensional-modern. Dengan demikian, penerapan
metodologi pengajaran modern dan pembangunan kultur belajar yang
dialogis-emansipatoris, bisa seirama dengan watak asli dari kultur
pesantren. ?
<br /><br />
Penulis sekarang aktif sebagai Direktur Kajian pada Lembaga Studi Agama & Kemasyarakatan <br />
(èLSAK) Jakarta; Peneliti pada Centre of Education and Community Development Study <br />
(CECDeS) Jakarta <br />
¨Alamat: Jl. ASPI UIN Jakarta 80 B Rt. 003 Rw. 08 Desa/ Kelurahan Pisangan Kecamatan <br />
Ciputat Kab. Tangerang 15419. Telp./fax. (021) 7445454; HP: 0856.858.9197; <br />
E-Mail: elchumaedy@yahoo.com, dan aldy1406@yahoo.com
</div>
</span></td></tr>
</tbody></table>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4303537414327564639.post-87767133887982274242012-01-27T19:24:00.000-08:002012-01-28T02:51:26.555-08:00KONSEP PENDIDIKAN DALAM KITAB "TA'LIM MUTA'ALIM"<div class="MsoTitle" style="margin: 6pt 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-GB">KONSEP PENDIDIKAN DALAM KITAB "TA'LIM MUTA'ALIM"</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB">DAN RELEVANSINYA DENGAN DUNIA PENDIDIKAN DEWASA INI</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><span lang="EN-GB">Oleh: KH. M. Kholil Bisri</span></div><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> </span></h1><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Tamhid</span></h1><div class="MsoBodyText"><span lang="EN-GB"> "Ta'limul Muta'alim" adalah kitab kecil –biasanya saya khatamkan dalam enam atau tujuh hari saja di bulan Romadlon, dengan tempo baca sekitar satu jam setiap hari– hasil rangkuman Syaikh Az-Zarnuji, yang belum mengenal tradisi pesantren, tentu melontar kritik tajam terhadapnya. Dianggapnya kitab yang penuh kontroversi, berisi teror sadis kepada pencari ilmu, tidak masuk akal pembangkit kultus dan sebagainya, bukan lainnya "Ta'limul Muta'alim" itu tapi kitab itu masih saja terus dibaca di pesantren salaf manapun.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Sebelum saja beranjak menguak sedikit isi, seluk beluk dan relevansi kitab TMT, saya ingin menguak dahulu sebuah rahasia yang biasanya hanya disimpan saja di hati para kiyai. Yang rahasia itu hakikatnya adalah inti sari dari kitab TMT tersebut. Begini:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Keberhasilan seseorang mendapat anugerah ilmu nafi’' dan muntafa' bih adalah karena melibatkan tiga faktor yang sangat dominan, yaitu: Pertama, Fadhol dari Allah, karena memang diajar oleh-Nya (alladzi 'allama bil qolam. 'Allamal insaana maa lam ya'lam). Untuk memperoleh fadhol ini, orang harus berdo'a atau dido'akan. Do'a itu harus sungguh-sungguh dan disertai kesungguhan. Tidak boleh dipanjatkan dengan seenaknya dan mengesankan tidak begitu membutuhkan wushulnya do'a, dengan cara misalnya, disamping berdo'a orang juga berbuat maksiat, sama sekali tidak berusaha menghindar dari keharaman yang dilarang. Fa anna yustajaabuu lah. Kedua, Belajar sungguh-sungguh, rajin mengaji dan mengkaji, tekun mengulang dan muthola'ah. Sebuah maqolah yang sering disebut hadits menegaskan "Man tholaba syaian wajadda wajada wa man qoroal baba wa lajja walaja". Siapa saja yang mencari sesuatu dan sungguh-sungguh, dia akan mendapatkannya. Dan barang siapa mengetuk pintu dan dia mengamping, maka dia masuk ke dalam (rumah). Secara implisit firman Allah yang biasanya untuk mendalili orang muslim yang tidak perlu ragu terjun dalam perjuangan: "Walladzina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa", mengisyaratkan hal yang demikian itu. Ketiga, Menyadong pertularan (atau apa namanya) dari guru kalau mengacu sebuah pameo "atthob'u saroq" tabiat, watak, karakter itu mencuri, maka kedekatan seseorang dengan orang lain mengakibatkan penularan yang niscaya mengacu sunnah Allah, dia yang lemah akan tertulari yang lebih kuat. Murid akan tertulari dari sang guru.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> Pada kenyataannya, seberapa besar nafi' dan muntafa' bihnya ilmu yang diperoleh oleh tholib tergantung pada seberapa besar kadar ketiga faktor itu diupayakan, diayahi dan menghasilkan. Ada satu faktor lagi yang oleh TMT diisyaratkan pula sebagai salah satu sebab seseorang berhasil mendapatkan ilmu dan yang belakangan ini dilakukan oleh orang tua tholib. Bagi orang tua tholib yang menyikapi secara santun kepada ahli ilmi, kepada siapa tholib "ngangsu ilmu", anaknya atau cucunya niscaya akan menjadi orang alim. Memang tidak ada dalil yang mengukuhkan analisis tersebut. Namun secara empiris bapak saya (almaghfurlah KH. Bisri Musthofa) merasakan itu. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu Allah yang memperolehnya dianjurkan (untuk tidak mengatakan diharuskan) melalui sanad (sandaran) yang jelas. Baik sya fawiyyan maupun ijaziyyan. Supaya manfa'at ilmu itu secara ritualistik mendapatkan legalisasinya. Karena manfa'at adalah asas yang mendasari kesungguhan tholibil 'ilmi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Tholabu ilmillah, mencari ilmu Allah jelas wajib hukumnya. Mencari ilmu al-hal wajib (fardhu) 'ain dan selebihnya wajib (fardhu) kifayah. Dengan demikian mencari ilmu, tholabul ilmi adalah amal ibadah. Dari pendirian keibadahan tholabil ilmi inilah saya mendekati kitab "Ta'limul Muta'alim".</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Sistimatika Ta'limul Muta'alim</span></h1><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Kitab kecil yang terdiri dari tiga belas fasal itu, separonya bersifat umum, membicarakan bagaimana seharusnya orang sebagai makhluk hidup mengarungi kehidupan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Seperti lazimnya kitab kecil yang berbobot keilmuan, fasal awal mencoba memberi batasan terhadap apa saja yang berkaitan dengan isi kitab.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Tentang ilmu, keutaman-keutamaannya, bagian-bagiannya dan cara yang seharusnya untu menghasilkan ilmu itu. Karena mencari ilmu itu ibadah, niat tholabul ilmi yang faridhotun itu tidak boleh ditinggalkan. Tentu saja yang dilakukan tholib agar mendapatkan pahala disamping dimaksudkan pula untuk memicu dan memacu semangat pencarian, menangkal pembiasaan, menjaga koinsistensi, menuntun keberhasilan dan tujuan ritualistik yang lain. Dari sinilah seharusnya kandungan kitab TMT didekati sehingga tuduhan kurang menyenangkan atas TMT dihindari. Melakukan niat tholabil ilmi ini diurai pada fasal dua, anniyah fi haalit ta'allumi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Pada fasal ketiga dikemukakan perlunya selektif dalam memilih ilmu, guru dan teman bermusyawarah sebelum terjun kedalam kancah ta'allum. Pada fasal ini muncul keharusan menjaga terus minat ta'allum, konsistensi dan tabah dalam tekun terhadap ilmu yang dipelajari dan dialami. Karena memang ilmu yang dipelajari, guru yang mengajar,dan teman yang bersamanya mandalami ilmu itu, dipilihnya sendiri secara selektif itu tadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Fasal berikutnya yang membuat pakar ilmu masa kini seolah-olah kebakaran jenggot, adalah tentang kewajiban ta'dhim terhadap ilmu itu sendiri dan ahli ilmu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Fasal keenam adalah tentang bagaimana seharusnya mencari ilmu berbuat. Dia harus sungguh-sungguh dan disiplin. Kesungguhannya itu menopang diatas cita-cita yang luhur.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Memulai (starting) terjun, memperkirakan kemampuan dan tertib belajar sesuai dengan kondisi diri dan ihwal ilmu yang diterjuni adalah bahasan fasal ketujuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Tawakkal, kapan seyogyanya tholibul ilmi, berusaha menghasilkan, ramah dan setia terhadap cita-cita, tidak melewatkan waktunya dan istifadah (membuat catatan-catatan baik dalam tulisan maupun benak), waro' (menjaga makanan dan perbuatan yang dilarang untuk tidak disantap atau dilakukan), apa saja yang membuat orang mudah menghafal dan yang mudah membuat orang gampang lupa dan yang terakhir adalah tentang amalan dan bacaan yang membuat pelakunya tercurahi rizqi Allah. Itu semua adalah pasal kedelapan sampai ketigabelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Asas manfaat yang mendasari keibadahan tholabil 'ilmi sebagai pendekatan. Pada awal coret-coret ini, saya mengemukakan bahwa ilmu nafi' yang muntafa' bih adalah anugerah dari Allah yang "allamal insaana maa lam ya' lam". Manfaat dan guna yang didapat oleh orang yang memperoleh keuntungan dari ilmu itu, tidak hanya didunia ini saja, namun juga akhiratnya. Karena itu untuk menghasilkan ilmu yang bermanfaat, tidak hanya menghajatkan peranan dari pencari ilmu itu sendiri. Peranan Allah dan peranan perantara guru dimana orang berhasil mandapatkan ilmu, sama sekali tidak bisa dipisahkan. Hal-hal (baca: a'mal) yang melibatkan Allah SWT. Demi perkenan-Nya, ridho-Nya, kita menyebutnya ibadah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Ibadah sebagaimana amal-amal lain, ada permulaannya, prosesnya dan akhirnya. Masing-masing menghajatkan pada pemenuhan aturan main yang telah ditetapkan agar yang dilakukannya tidak sia-sia dan sah adanya. Apalagi amal ibadah yang bernama tholabil ilmi menempati peringkat diatas qiyamil lail dan puasa sunnah, mengapa? Ya, karena ilmu itulah yang mengantar orang terhormat dan mulia disisi Allah oleh karena ketakwaan, "Inna akromakum 'indallohi atqaakum". Ilmu adalah wasilah untuk takwa dan takwa adalah wasilah mulia 'indallah. Yang mulia 'indalloh tentu mulia 'nda siwahu min kholqihi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Ilmu yang menjadi washilah kepada takwa itulah yang dapat disebut sebagai ilmu nafi' wa muntafa' bih (ilmu yang bermanfaat).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Berangkat dari sini, kiranya tidak berlebihan manakala kita pertama-tama harus mampu menempatkan kedudukan ilmu sedemikian rupa, sehingga ghoyatun nafi' dan intifa' dapat dicapai oleh tholib. Dan pada tempatnya pula dia bersikap ta'dhim terhadap apa dan siapa yang diharapkannya akan memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada dirinya, dunia dan akhirat. Kendatipun dia secara filsofis terpaksa menentukan klasifikasi ta'd'him itu. Tergantung pada siapa dia harus berlaku ta'dhim.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Memang pada dasarnya sifat batin adalah sifat bathini, karenanya tidak transparan. Tampilannya bisa beberapa bentuk sesuai dangan keadaan. Keadaan mu'adhdhim dan mu'adhdhom itu sendiri, latar belakang keduanya dan seterusnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">At-Ta'dhim</span></h1><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Tampilan ta'dhim yang beraneka bentuk itu tentu saja tidak boleh keluar dari batas —layak— wajar. Karena memang ta'dhim bagi tholib adalah kewajaran, sesuatu yang layak dilakukan terhadap yang ia merasa harus menta'dhimkannya. Dan merupakan garapan tholibul ilmi untuk mengartikulasikannya dalam ia memilih tampilan ta'dhim, dilakukannya dengan kesungguhan dan sepenuh hati. Tidak kemudian terperangkap kedalam bentuk yang sering kita dengar dengan sebutan mudahanah atau mujahalah belaka. Lamis dan menjilat, semu dan tak bermakna.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Untuk itu tholib harus pandai dan cermat menentukan pilihan ilmu apa yang paling baik yang harus dia cari. Sesuai dengan minat dan bakatnya. Bahkan ketika bergurupn dia tidak dibenarkan sembarangan dan asal-asalan. Pilihan ang ditentukan sendiri akan lebih mendorongnya kepada kesungguhan ta'dhim. Oleh TMT kesungguhan ta'dhimil ilmi dirupakan dengan tidak menjamah kitab yang berisi kandungan ilmu itu, kecuali dalam keadaan suci dari hadats. Sebelum dia muthola'ah, mengaji atau mengulang pelajaran, berwudhu lebih dahulu. Sebab ilmu itu nur dan wudhu mewujudkan nur pada diri. Tidak menaruh kitab sejajar, apalagi di bawah bokong. Dan seterusnya. Sedang ilmu yang sebaiknya dipilih oleh tholib secara klasifikasial adalah yang dia hajatkan mendesak bagi urusan agamanya, yang dibutuhkan untuk menuntun kebahagiaan masa depan (bahkan depan sekali yaitu ketika kelak harus menghadap kholiqnya) dan dihajatkan bagi mengatur hidupnya dunia akhirat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Dalam hal tholib memilih guru, kalau ada, pilih yang mengumpulkan kealiman yang kealimannya dimasyhurkan sebagai handal (al a'lam) yang secara khuluqi, mengatur kehidupan keseharian sedemikian rupa sehingga tidak terkena imbas aib sosial, menjauhi kedurhakaan dan maksiat serta menjaga muru'ah (al-auro’) dan yang memiliki nilai lebih dalam kematangan ilmu dan amalnya serta lebih tua usianya daripada ulama (kiyai) lain (al-asann). Hal ini barangkali dimaksudkan agar tertancap pada diri tholib kemantapan berguru. Dengan demikian tanpa ragu-ragu lagi, tholib bersikap ta'dhim kental kepada gurunya itu. Oleh TMT, dicontohkan dengan tidak ngomong kalau tidak didangu tidak bergeser tempat duduk sebelum sang guru beranjak dari tempatnya, tidak terlalu dekat dan tidak pula terlalu jauh dari guru, ketika didangu tidak berulah yang menyebabkan guru terganggu. Mematuhi segala perintahnya apapun bentuknya. Dan seterusnya. Ta'dhim ini berlanjut kepada keluarga sang guru. Pendek kata tidak membuat guru tertekan (diantara tanda kutip) secara moral ta'dhim kepada guru ini, dilakukan oleh tholib untuk mendapat perkenannya. Bukankah gurupun harus memberi dengan sifat kasih dan sepenuh hati pula? Bukankah pemberin itu wasilah untuk mendapatkan dan menghantarkannya kepada "raf'ad darojat"?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Oleh TMT guru disamakan dengan dokter (thobib). Kalau dia tidak dihormati, dia tidak akan memberi yang terbaik yang sangat dibutuhkan murid atau pasien itu, meskipun dia (pura-pura) memeriksanya dan menuliskan resep. Melengkapi hujjah TMT adalah sebuah ungkapan, yaitu: “Maa washola man washola illa bilhurmati wat ta'dhim, wa maa saqotho man saqotho illa bitarkilhurmati wat ta'dhim”.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Melakukan pilihan sendiri secara cermat terhadap ilmu dan guru dimaksudkan agar tholib tidak meninggalkan ilmu dan gurunya itu, sebelum dia dinyatakan selesai dalam berguru. Sebab meninggalkan ilmu dan guru sebelum saat dinyatakan selesai adalah desersi dan itu sangat menyakitkan. Dengan demikian sulit ilmu yang sudah dia kuasai bermanfaat. Memilih rekan adalah suatu yang tidak boleh di abaikan oleh tholib. Rekan itu harus serasi, yang mau dan mampu diajak rembugan, musyawarah, berakhlak terpuji. Pendek kata dia harus serekan yang kebaikaannya bisa kamu curi. Sebab "at thob'u saroqo", tabiat itu pasti mencuri, punya dampak dan sangat mempengaruhi perilaku dan penilaian.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Layaqoh Ma'hudah</span></h1><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Untuk menyikapi ilmu, guru dan rekan yang seperti tersebut diatas, untuk menganggap sikap ta'dhim ala TMT berlebihan atau tidak, untuk mengatakan sikap-sikap TMT relevan atau tidak kaitannya dengan sistem pendidikan dewasa ini tergantung dimana sebenarnya seseorang (sebagai tholib) menempatkan dirinya dalam kedudukan dan peranan apa, menurut anggapan tholib, guru berpengaruh pada "pembentukan diri". Seberapa besar guru memberi manfaat pada kehidupan tholib. Sampai sejauh mana jangkauan tholib mengapa dia melengkapi diri dengan ilmu itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> Barangkali bisa saya katakan bahwa substansi pendidikan (yang bahasa kitabnya at-tarbiyah dari "madhi" robba yang maknanya " memberangkatkan pagi-pagi" atau "memperkembangkan sejak mula", sejak ditanam bagi tanaman dan sejak masa pertumbuhan bagi anak manusia) adalah menggarap jiwa anak manusia menurut fitrahnya adalalah bersih-bersih bagaikan kertas putih dia bisa ditulisi, dilukis, dicoret-coret atau diapakan saja bahkan disobek-sobek. Ditarbiyah dengan demikian bisa diusulkan untuk berarti: “tughda wa tunsau kama hiya makhluqotun bihi bighoiri taghyiri wa thawili majraha, dibiarkan berangkat dan beranjak tumbuh sesuai dengan fitrahnya tanpa harus dibiasakan dari alur yang semestinya dengan menuntun dan memberi contoh yang diinginkan serta memberi warna yang seindah-indahnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh dia yng dididik. Sehingga tertanam pada dirinya haiah rosikhoh tashduru min halil af 'aal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> Sasaran pendidikan dengan demikian adalah jiwa. Jiwa lebih peka terhdap rasa yang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> jelas tidak nyata. Kebesaran jiwa tidak nyemumuk seperti halnya kecahayaan ini tidak membinar. Namun kebesaran dan kecahayaan itu dapat dirasakan. Membentuk kebesaran dan kecahayaan itu bisa efektif bila dengan perangkat kedekatan rasa pula. Kedekatan rasa yang dijalin antara guru dan tholib dengan tali Allah dan tali rohmah ini akan menjalin keberhasilan amal tarbiyah. Tarbiyah yang diarahkan kepada ketaqwaan. Wallahu 'alam.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Kita mengerti sepenuh bahwa: menggarap sesuatu itu tergantung kepada apa yang digarap. Sepanjang yang digarap tidak berubah, pola dan format garapan tidak perlu dirubah kefitrahan manusia. Pada dasarnya tidak pernah dirubah, karena itu relevansi konsep yang telah disepakati sebagai ideal, efektif dan menjanjikan bagi menggarap jiwa manusia, belum layak dipersoalkan. Kalaupun dalam kenyataannya terjadi perubahan profil, kemencegan tampilan dan fariasi lagak gaya akibat pengaruh makanan dan lingkungan, tinggal menyesuaikan cara penanganan saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">At- Talkhis Al Mudawwan</span></h1><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Mencari Ilmu harus dengan niat menghilangkan kebodohan untuk selanjutnya menggapai ridha Allah.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">2. Mencari dengan terjun kelubuk pendidikan, berarti mencurahkan segala yang ada pada diri untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Ilmu yang kelak diperoleh harus mejadi wasilah menuju kepada takwa, yang tentu akan mengangkat derajat mulia disisi Allah.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Ilmu adalah cahaya, anugerah dan karunia Allah, yang untuk mencapainya antara lain lewat perantaraan guru. Kalaupun tanpa guru yaitu dengan membaca, menurut konsep Al-Qur'an harus dengan atas nama Allah.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Ilmu yang membuat orang mulia dan terhormat, dan mencurahkan manfaat yang sebesar-besarnya itu, sangat pada tempatnya untuk dita'dhimkan. Adalah terjemahan dari rasa terima kasih yang besar dan penghargaan yang mendalam.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Menta'dhimkan guru sebagai rasa terima kasih yang nota bene ahlul ilmi itu adalah pada tempatnya, sangaat layak dan terpuji. Dan adalah berarti menta'dhimkan ilmu itu sendiri.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Menta'dhimkan harus berarti pula tidak membuat yang bersangkutan merasa tertekan dari arah manapun, langsung atau tidak langsung.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Ta'dhim bukanlah ta'abbud. Namun bisa saja laku ta'dhim karena menjalankan perintah syari'. Menjalankan perintahnya berarti juga ta'abbud.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-top: 6.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Mencari ilmu dengan konsep TMT membuat tholib sadar posisi dan ikhlas.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">At-Talkhis Al-Mu'abbar</span></h1><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Barangkali oleh karena Az-Zarnuji melihat kependidikan itu dengan kaca mata keteladanan, meskipun secara emphiris dapat dibuktikan, maka yang tertuang terkesan berlebihan. Andaikata saya tidak khawatir disebut sebagai su’ul adab, saya akan mengatakan bahwa TMT adalah kerangka acuan hasil temuan atau rangkuman pengalaman ahlil ilmi dan belum disusus seperti layaknya konsep.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Namun secara kualitatif memiliki bobot yang efektif sebagai pedoman untuk menciptakan dunia pendidikan yang ideal yang masih sangat mungkin diterapkan kapan saja. Oleh karena itu, saya memberanikan diri untuk menganggap isi kitab TMT masih sangat relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan dewasa ini, sepanjang format belum berubah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Tentang hubungan pendidik anak didik, guru murid, kiyai santri, pemberi manfaat penerima manfaat, dan seterusnya, adalah wajar dan memenuhi tuntunan ajaran serta tuntunan keorangan apabila terjalin tali keeratan yang terbuhul atas dasar filosofi sadar posisi bagi masing-masing. Dan itu harus dipertahankan kelanggegnannya agar pengawasan batini dapat dilakukan terus menerus.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Kelanggengan hubungan antar dua kutub tersebut hanya dapat dicapai dengan keikhlasan yang putih.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Takhtim</span></h1><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Alur yang dipilih Az-Zarnuji untuk mengalirkan gagasan beliau, saya kira sudah memenuhi aspek muthobaqoh tadhomun maupun iltizam. Dan itulah hasil pendilalahan yang benar dari lafal: at-tarbiyah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> Pada kurun masa segala aspek tata kehidupan sudah bergeser seperati sekarang ini dan menjelang berlakunya era indrustrialisasi, saya kira konsep yang ada pada kandungan TMT, sebaiknya didukung untuk disosialisasikan dan dikembangkan secara adapatatif. Dengan melibatkan para pakar disiplin ilmu tertentu dan penambahan tata nilai. Sebab dapat saja saya mengatakan: untuk membentuk generasi penerus yang terdidik lagi bertakwa kepada Allah SWT. Belum ada pedoman khususnya selain kitab TA'LIMUL MUTA'ALIM.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Rembang, Shofarul Khoir 1414 H.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Dikutip dari Makalah yang beliau sampaikan di Pondok Pesantren Al-Hamidiyyah Jakarta.</span><br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<span lang="EN-GB"><a href="http://lembar-ilmu.blogspot.com/2012/01/download-kitab-para-ulama.html">http://lembar-ilmu.blogspot.com/2012/01/download-kitab-para-ulama.html</a> </span></div>MA MIFTAHUL ULUM PUNTIRhttp://www.blogger.com/profile/10243748693793664931noreply@blogger.com0